liong_twap
IndoForum Newbie B
- No. Urut
- 23575
- Sejak
- 9 Okt 2007
- Pesan
- 204
- Nilai reaksi
- 14
- Poin
- 18
Jepang, sampah dipergunakan ulang merupakan hal yang biasa. Nyaris pada seluruh produk di packingnya tercetak label “Dipakai ulang / Recycling”. Menurut pakar lingkungan, hendak mendaur ulang sampah, mensortirnya adalah langkah pertama. Pertama kali tatkala makan di Mc Donald – Tokyo, menjumpai persyaratan pensortiran oleh pemilik resto di tempat tersebut benar-benar telah mencapai tahap yang menjengkelkan. Setiap kali selesai makan harus dibereskan sendiri, plastik dan kertas harus dipisah, maka dari itu gelas dan tutup-gelas harus dibuang terpisah, sendok kopi harus dikeluarkan dari dalam gelas dan dibuang ke dalam bak di sebelahnya. Di depan saya seorang perempuan dengan 3 anaknya, memegang baki yang amburadul memerlukan genap 3 menit untuk membereskannya.
Dalam bidang makanan dan minuman adalah seperti demikian, kehidupan rakyat jelatapun setiap harinya selalu dimulai dengan pensortiran sampah. Setiap wilayah di Tokyo waktu mengkoleksi sampah tersortir sedikit berbeda, sampah yang mudah terbakar setiap minggu diambil 2 kali, yang tak terbakar setiap minggu diambil 1 kali, jikalau melewatkan waktunya kali ini terpaksa sampah tersebut diletakkan hingga waktu pengambilan berikutnya. Bila tidak dipilah dari rumah, tukang sampah tidak akan mau mengambilnya.
Kertas berisi keterangan hari pengumpulan sampah yang ditempel di depan salah satu apartemen di Jepang, isinya keterangan pengambilan sampah oleh tukang sampah:
Sampah yang mudah terbakar -- hari rabu & sabtu
Sampah yang tak terbakar-- hari senin
Pet bottle, botol kosong, kardus, etc -- hari kamis minggu ke2&4
Juga berisi kterangan kalo sampah besar seperti selimut, kasur, sofa, etc, harus telepon ke pusat pembuangan sampah untuk diangkut tersendiri (harus bayar).
Sampah yang disortir, selain produk kertas yang dipergunakan ulang pada produk recycling kertas, masih ada banyak lagi penggunaan recycling yang tidak terpikirkan oleh kita. Misalkan saja saya menerima kado kecil dari teman, ialah sebuah penahan berbentuk bola kecil kristal hijau pupus yang terletak di dalam tempat/dudukan bening yang berbentuk lengkung, membaca buku keterangannya baru jelas kalau benda ini dipakai untuk mengganjal dokumen saat dilakukan pengetikan. Manual book tersebut ditulis dengan cukup rinci, bukannya memperkenalkan kegunaannya, melainkan setiap bagian bahannya diperkenalkan satu per satu: Dudukan bening adalah berasal dari daur ulang kontak lens, bola kecil hijau pupus berasal dari botol minuman dan tutup botol, sedangkan mengenai pembungkus dan kertas manual booknya dengan sendirinya berasal dari koran bekas yang didaur ulang.
Selain daripada itu saya juga telah menemukan suatu instalasi kecil ekologi yang sangat mencerminkan keunikan bangsa Jepang yakni: Tombol untuk bebunyian air mengalir di dalam toilet. Wanita Jepang sangat tidak ingin suara yang ditimbulkan di dalam toilet didengar oleh orang lain, oleh karena itu setiap kali ke WC selalu menekan tombol flush, menggunakan bunyi gelontoran air mengalir untuk mengkamuflasenya. Dengan demikian, ke WC satu kali harus menggelontor air sebanyak 2 – 3 kali, jelas suatu pemborosan. Merasa tak mampu merubah psikologis rasa malu semacam ini, sebagian toilet umum telah memasang tombol tambahan kecil yang bisa meniru bunyi gelontoran air di samping tanki toilet dan bagaimanapun anda menekannya, hanya terdengar suara gelontoran tapi tanpa disertai air yang keluar, bahkan volumenya juga dapat diatur.
Alat disamping washlet di toilet umum Jepang, terdapat tombol flush tiruan (hanya bunyinya saja), juga ada tombol "powerful deodorizer" untuk pengharum ruangan untuk menghilangkan "aroma" saat buang-buang air
Dewasa ini, kebanyakan orang Jepang sudah melakukan dengan semaksimal mungkin memperlakukan alam dengan ramah, efisien terhadap sumber daya alam, bahkan konsepsi semacam ini sudah menjadi semacam gaya hidup trendi bagi kaum kawula muda Jepang. Seorang kawan Jepang ketika sekolah di Beijing yang kala itu masih belum memiliki bak sampah ramah lingkungan, ia mencuci semua kotak susu yang telah diminumnya dan mengeringkannya untuk kemudian dibawa kembali ke Jepang untuk di-recyclingkan, berbarengan dengan itu, ia juga telah membawa balik baterei yang telah habis terpakai.