• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Bagaimana membedakan antara hadist shohih dan dhoif??

GOLDWAY

IndoForum Senior E
No. Urut
108195
Sejak
4 Nov 2010
Pesan
3.835
Nilai reaksi
273
Poin
0
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil
mursalin, wa ba`du,

Hadits-hadits Rasulullah SAW itu bisa diklasifikasikan menurut banyak
kriteria. Misalnya menurt jumlah perawinya. Selain itu bisa juga
diklasifikasi menurut kualitas para perawinya. Kalau diklasifikasi
menurut kualitas perawinya, maka hadits bisa dipilah menjadi tiga besar,
yaitu shahih, hasan dan dhaif.

Untuk mengetahui bahwa suatu hadits itu shahih, hasan atau dhaif, maka
kita perlu membaca atau mencarinya dalam kitab-kitab yang telah disusun
oleh para ulama. Sering disebut juga dengan kitab takhrijul hadits.
Sebab hampir semua hadits itu sudah dipetakan sedemikian rupa dan
disusun berdasarkan kriteria shahih dan tidak.

Misalnya Al-Imam Al-Bukhari telah menyusun sebuah kitab yang legendaris
yang isinya adalah hadits yang shahih saja. Bahkan banyak orang yang
menjuluki kitab itu adalah kitab paling shahih kedua setelah Al-Quran
Al-Kariem.

Sedangkan secara umum, ada kitab-kitab takhrij yang dengannya kita bisa
mengetahui derajat suatu hadits, antara lain :

- Takhrijul Hadits Al-Muhazzab oleh Ibni Ishaq Asysyirazy ( - 584 H).
- Takhriju Al-ahadits Al-Mukhtashar Al-Kabir oleh Ibnil Hajib (- 744 H).
- Nashbur Rayah Li Ahaditsir Riwayah oleh Al-Marghinani - 762 H).
- Takhrijul Ahadits Al-Kasysyaf oleh Az-Zamakhsyari
- Al-Badrul Munir Fi Takhrijil Ahadits oleh Ar-Rafi’i.
- Tuhfatur Rawi Fi Takhriji Ahadits Al-Baidhawi ( - 1031 H).
- Ad-Dirayah Fi takhriji Ahaditsil Hidayah oleh Al-Hafis Ibnu Hajar ( -
852 H).

Hadits Shahih
Abu Amru Ibnu Shalah mendefinisikan bahwa yang disebut dengan hadits
shahih itu adalah hadits yang riwayatnya bersambung dan dilakukan dari
perawi yang dhabith dan adil kepada perawi yang juga dhabith dan adil
hingga ke ujungnya tanpa adanya syadz dan mua‘llal. (Lihat Ulumul Hadits
libni Shalah hal. 6).

Al-Imam An-Nawawi meringkas definisi Ibnu Shalah menjadi Hadits yang
bersambung sanadnya oleh para perawi yang adil dan dhabith tanpa syadz
maupun ‘illah.

Para muhadditsin lalu membuat 5 syarat untuk sebuah hadits bila ingin
dimasukkan dalam kriteria shahih :

1. Sanadnya tersambung.
Maksudnya antara satu perawi hingga ke perawi berikutnya punya
ketersambungan yang pasti, tidak ada keterputusan, atau manipulasi
(tadlis) menggantung, mu’dhal dan lainnya.
2. Para Perawinya ‘Adil
Yang dimaksud dengan adil itu adalah seorang yang meriwayatkan atau
menyampaikan hadits haruslah orang yang istiqamah dalam menjalankan
agamanya, bagus akhlaqnya, selamat dari ciri kefasikan dan kekurangan
dari sisi muru’ah.
3. Para Perawinya Dhabith
Dhabith itu adalah punya kemampuan dalam menghafal semua hadits yang
disampaikan, bai pada matan maupun sanadnya, serta tidak tertukar-tukar
antara satu hadits dengan lainnya.
4. Tidak Ada Syadz
Maksudnya adalah hadits itu tidak bertentangan dengan hadits yang tsiqah
dan lebih rajih.
5. Tidak Ada ‘Illatnya
Makna ‘Illat adalah sakit, seperti keterputusan riwayat, mauquf dan
sebagainya.

Hadits Dha’if
Hadits dha’if itu adalah yang tidak memenuhi syarat shahih dan juga
hasan. Sehingga perawinya tidak ‘adil dan tidak dhabith. Juga
periwayatannya terputus.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

sumber ; http://www.syariahonline.com
 
aku tambahin.. untuk Hadis Dha'if
dari Kitab Bulughul Maram

Dha'if menurut bahasa berasal dari kata-kata "Dlu'fun" atau "Dla'fun" artinya kebalikan dari kuat.

Menurut istilah: Hadis yang padanya tidak terkumpul sifat-sifat sahih atau hasan. Dan hadis Dha'if disebut juga hadis Mardud.

contoh Hadis..
"Sesungguhnya Nabi SAW berwudhu dan mengusap kedua kaos kakinya."

Hadis ini Dha'if karena diriwayatkan oleh Abi Qais Al Audiy sedangkan dia itu dha'if.

Macam-macam Hadis Dha'if
Ulama' berbeda pendapat dalam membagi hadis dha'if. Sebagian membaginya menjadi 81 macam, sebagian menjadi 49 macam, dan sebagian lagi membaginya menjadi 43 macam. Tetapi semua pembagian ini tidak ada gunanya diperpanjang pembahasannya. Imam Ibnu Hajar berkata, "Sesungguhnya pembagian ini hanya menimbulkan kepayahan, tidak ada perlunya."

Ulama' yang berselisih pendapat itu tidak memberikan nama pada tiap-tiap macamnya, kecuali sedikit, dan mereka tidak menetapkan suatu nama tertentu untuk setiap sifat dari beberapa sifat-sifat dha'if.

Hukum Hadis Dha'if

Hadis Dha'if tidak boleh diamalkan dalam masalah akidah atau hukum. Ia boleh diamalkan dalam masalah fadhilah (keutamaan), targhib (mendorong kepada kebaikan), tarhib (menakut-nakuti dari kejelekan) dan dalam mengemukakan kebaikan-kebaikan dengan syarat yang diperinci dalam babnya sendiri.
 
^makasi buat tambahannya kk Samantha... :)

saya sendiri sempat bingung dan terbentur masalah Shahiih atau Dha'if nya suatu hadist.....

ini perlu kita ketahui, sebab banyak yg menjadikan hadist Dha'if sebagai sumber untuk menjatuhkan Islam......

kita diharapkan dapat mempelajari, memahami dan mengetahui setiap hadis yang digunakan sebagai sumber untuk memperkuat pendapat atau argumen.....
 
Sebaiknya, kalau mendengar hadist yang isinya aneh... mending tanya dulu ama yang lebih mengerti :)

seperti hadist yang aku contohin..

contoh Hadis..
"Sesungguhnya Nabi SAW berwudhu dan mengusap kedua kaos kakinya."

agak aneh kan, mendengar Nabi berwudhu.. tetapi juga mengusap kedua kaos kakinya. nah.. ini jangan keburu ditelan mentah-mentah.. dan juga jangan keburu ditampik.. nanya dulu ama yang lebih mengerti.
 
rawi dan sanadnya gaje perlu ditanyakan tuh :D
ini jg dibahas di ulumul hadits juga nih di mata kuliah ane :D
 
JIHAD YANG PALING BESAR ADALAH JIHAD MELAWAN HAWA NAFSU
ngakak gw denger hadist palsu yg satu ini
 
rawi dan sanadnya gaje perlu ditanyakan tuh :D
ini jg dibahas di ulumul hadits juga nih di mata kuliah ane :D

karena kk MOA pernah mendalami masalah ini...
bisa kasih kita pencerahan dengan sedikit contohnya.....?>:D<>:D<

JIHAD YANG PALING BESAR ADALAH JIHAD MELAWAN HAWA NAFSU
ngakak gw denger hadist palsu yg satu ini

saya pernah dengar yang ini......
kalo nggak salah, hadist ini turun waktu selesai perang besar "perang Badar"....

tapi mengenai isi hadistnya yg tepat termasuk perawinya... ntar tak cob cari deh.... :D
atau kk ada yang tahu.....?
 
yang ini ... bukan kata nabi saw
JIHAD YANG PALING BESAR ADALAH JIHAD MELAWAN HAWA NAFSU
ngakak gw denger hadist palsu yg satu ini
lupa namanya siapa ...
kalau mau dibilang hadis .... ya itu hadis dr lupa namanya siapa ...
bukan hadis nabii


.................
 
yang ini ... bukan kata nabi saw
lupa namanya siapa ...
kalau mau dibilang hadis .... ya itu hadis dr lupa namanya siapa ...
bukan hadis nabii


.................

hadits tambal ban.. hehehehe


adalagi nih hadist yg bikin gw ngakak
CARILAH ILMU SAMPAI NEGERI CINA

“Barang siapa yang shalat seratus rakaat pada malam nishfu sya’ban dari bulan sya’ban, ia baca pada setiap rakaat sesudah Al-Fatihah: Qulhu 10X, maka tidak ada seorangpun yang shalat seperti itu melainkan Allah kabulkan semua hajat yang ia minta pada malam itu ….”

dan yg satu ini yg paling gw ngakak abis


"Cinta tanah air adalah sebagian dari iman" <<<<<<<<<<<<< TOLOL
 
hadist kalo tanpa perawinya, kayaknya patut diragukan.....

kalo ada perawinya juga perlu kita telusuri dulu
tersambung tidaknya Sanad, biografi Perawi, ada tidaknya ‘Illatnya.....

berikut gambaran Hadits Palsu

Munculnya Hadits Palsu

Pengertiannya: Kedustaan yang dibuat-buat kemudian disandarkan kepada Rasulullah.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam telah mengisyaratkan bahwa akan ada nanti orang-orang yang membuat hadits palsu dengan sabdanya:

"Akan datang di akhir zaman nanti para dajjal dan pendusta, mereka mendatangimu dengan hadits-hadits yang belum pernah kamu dengar juga belum pernah di dengar oleh bapak-bapak kamu, maka berhati-hatilah kamu dari mereka, jangan sampai mereka menyesatkan kamu dan menimbulkan fitnah terhadapmu."
(HR Muslim)

Derajatnya dalam ilmu Mushthalah Hadits adalah termasuk ke dalam bagian dari hadits dhaif bahkan pada derajat yang paling rendah.

Hukum meriwayatkannya: Para ulama bersepakat bahwa tidak halal bagi seseorang untuk meriwayatkan suatu hadits dalam makna apapun yang telah diketahui kepalsuannya keculai disertai dengan penjelasan tentang kedustaanya dengan tujuan untuk memperingatkan orang-orang awam yang tidak mengetahui agar tidak tertipu dengan hadits tersebut.
Karena Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda:

"Barangsiapa menyampaikan suatu perkataan dariku yang telah diketahui bahwa itu adalah kedustaan yang dibuat-buat, maka ia termasuk salah seorang pendusta."
(HR. Muslim)

Cara-cara yang digunakan oleh pembuat hadits palsu:

1. Dengan membuat kalimat sendiri, kemudian disusun sebuah sanad (mata rantai perawi hadits) lalu diriwayatkan kepada orang lain.
2. Atau dengan mengambil kata-kata ahli hikmah atau nasehat, kemudian dibuat rantai sanadnya.

Cara mengetahui hadits maudu':

1. Pengakuan dari si pemalsu itu sendiri, Seperti:
* Pengakuan Abi Ishmah Nuh bin Abi Maryam bahwa ia telah memalsu hadits tentang fadail Al Qur'an surat demi surat.
* Abdul Karim bin Abil-'Auja'. Dia dibunuh oleh Muhammad bin Sulaiman Al-Abbasy, seorang Amir di negeri Basrah. Sebelum dibunuh ia berkata: "Aku telah membuat empat ratus ribu hadits palsu, aku halalkan yang haram dan aku haramkan yang halal."

2. Senada dengan pengakuannya
Seperti seseorang yang meriwayatkan suatu hadits dari seorang syaikh, namun ketika ia ditanya tahun kelahirannya, ternyata ia lahir setelah wafatnya syaikh tersebut, dan tidak pernah didengar hadits itu kecuali dari dirinya. Ini sudah menunjukkan pengakuan kedustaannya.

Contoh: Al-Makmun bin Ahmad Al-Harawy mengaku telah mendengar hadits dari Hisyam bin Ammar. Ketika Al-Khatib Ibnu Hibban bertanya kepada Al-Makmun "Kapan engkau masuk Syam (Negeri tempat tinggal Hisyam)?" Ia menjawab, "Tahun 250 H". Ibnu Hibban berkata, "Hisyam yang kamu riwayatkan tadi wafat tahun 245 H". Al-Makmun menjawab untuk berkelit, "Ini Hisyam bin Amar lainya."

3. Tanda-tanda pada si perawi Hadits
Seperti seorang syiah rafidhah meriwayatkan hadits tentang keutamaan-keutamaan shahabat Ali bin Abi Thalib dan Ahlul bait; atau seseorang yang bertaqlid kepada mahzab tertentu kemudian membuat hadits palsu untuk merendahkan mahzab-mahzab lainya. Seperti kisah Al-Makmun bin Ahmad Al-Harawy. Ketika disampaikan kepadanya tentang Imam Syafi'i yang banyak pengikut di Khurasan. Begitu ia mendengar itu ia langsung menyusun sanad sendiri, lalu membuat hadits palsu berbunyi: "Akan datang nanti di antara umatku seorang yang bernama Muhammad bin Idris (yaitu Syafi'i), dia lebih berbahaya bagi umatku daripada Iblis. Akan datang nanti di antara umatku seorang yang bernama Abu Hanifah, dia adalah pelita bagi umatku."

4. Tanda-tanda yang terdapat pada riwayatnya
Seperti lafal hadits yang rancu; mengandung makna yang rusak, keji dan jelek; atau bertentangan dengan dalil-dalil Al Qur'an, Sunnah dan Ijma': atau tidak bisa diterima oleh akal yang sehat (akal yang tidak menyimpang dari sunnah), dan kenyataan yang ada; atau melampaui batas dalam menentapkan ancaman Allah terhadap perkara kecil, dan melampaui batas dalam menetapkan janji Allah terhadap perkara yang sepele.
Seperti: Abdurrahman bin Zaid bin Aslam meriwayatkan hadits "Sesungguhnya perahu Nabi Nuh tawaf di Ka'bah tujuh kali, kemudian shalat di maqam Ibrahim."
 
JIHAD YANG PALING BESAR ADALAH JIHAD MELAWAN HAWA NAFSU
ngakak gw denger hadist palsu yg satu ini

hmm..
trus jihad yang paling besar yang kek gmn??
jangan bilang, ledakin WTC, ngebom di bali, dan di beberapa gedung kedutaan asing itu salah satu jihad yang paling besar, ya >:D<
 
hmm..
trus jihad yang paling besar yang kek gmn??
jangan bilang, ledakin WTC, ngebom di bali, dan di beberapa gedung kedutaan asing itu salah satu jihad yang paling besar, ya >:D<

Jihad = perang
coba baca lagi kitab fiqih islam atau riyadush sholihin buka bab jihad.

ini bukunya umum kok biasanya hampir setiap rumah megang buku ini
Fiqh%20Islam%20SBR.gif


hadist shohih buat samantha
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam"

maksudnya Apabila kita ingin berkata, maka jika yang kita katakan itu baik lagi benar, dia diberi pahala. Oleh karena itu, kita mengatakan hal yang baik itu. Jika tidak, hendaklah kita menahan diri, baik perkataan itu hukumnya haram, makruh, atau mubah.

Dalam hal ini maka perkataan yang mubah diperintahkan untuk ditinggalkan atau dianjurkan untuk dijauhi Karena takut terjerumus kepada yang haram atau makruh dan seringkali hal semacam inilah yang banyak terjadi pada manusia.

dalam bahasa kasarnya jgn sok tahu, klo ga tau sebaiknya diam atau bertanya.

Islam Lo.. Islam KTP!!
so.. benerin keIslaman lo..
 
gw kan nanya, jihad yang dimaksud lo di atas ntu..

dan emang bener, kan..
Jihad paling besar dan paling hebat adalah melawan hawa nafsu!!
 
baca lagi dah

1. Sanadnya tersambung.
Maksudnya antara satu perawi hingga ke perawi berikutnya punya
ketersambungan yang pasti, tidak ada keterputusan, atau manipulasi
(tadlis) menggantung, mu’dhal dan lainnya.
2. Para Perawinya ‘Adil
Yang dimaksud dengan adil itu adalah seorang yang meriwayatkan atau
menyampaikan hadits haruslah orang yang istiqamah dalam menjalankan
agamanya, bagus akhlaqnya, selamat dari ciri kefasikan dan kekurangan
dari sisi muru’ah.
3. Para Perawinya Dhabith
Dhabith itu adalah punya kemampuan dalam menghafal semua hadits yang
disampaikan, bai pada matan maupun sanadnya, serta tidak tertukar-tukar
antara satu hadits dengan lainnya.
4. Tidak Ada Syadz
Maksudnya adalah hadits itu tidak bertentangan dengan hadits yang tsiqah
dan lebih rajih.
5. Tidak Ada ‘Illatnya
Makna ‘Illat adalah sakit, seperti keterputusan riwayat, mauquf dan
sebagainya.

atau googling aja dah hadist itu

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam"
 
hmm..
trus jihad yang paling besar yang kek gmn??
jangan bilang, ledakin WTC, ngebom di bali, dan di beberapa gedung kedutaan asing itu salah satu jihad yang paling besar, ya >:D<

;;) upps ... jangan dolo menuding jihad untuk peristiwa yang ente sebutkan ... emang ada istilah jihad di agama laen ? ... ;;)
 
@al_hudzaifah

upps ... jangan dolo menuding jihad untuk peristiwa yang ente sebutkan ... emang ada istilah jihad di agama laen ? ...

upps..ada donk!!Dlm Hindu disebut Dharma Ksatria, misal ketika Indonesia dijajah oleh Belanda maka kewajiban rakyat Indonesia adl menegakkan Dharma Ksatria dengan jalan berperang, tidak berdosa sama sekali bagi pejuang Indonesia yg membunuh penjajah Belanda..setitik pun tidak dikenai sanksi oleh Tuhan ketika membunuh penjajah..

Contoh yg paling terkenal adl ketika perang Mahabharata dimana Arjuna hendak mengundurkan diri dari perang karena di pihak musuh (Kurawa) ada saudara2,ada Guru Drona,ada Kakek Bhisma..Arjuna tidak mau melukai apalagi membunuh sanak keluarga sendiri,tapi Bhatara Krsna bersabda kpd Arjuna bahwa "Dalam perang tidak ada saudara,hanya ada membunuh dan dibunuh,tegakkan kewajibanmu sebagai seorang Ksatria,engkau di sini bukan berperang melawan saudaramu,gurumu,kakekmu, tetapi engkau berperang melawan kebatilan dan keangkaramurkaan(Kurawa),jika engkau mundur dari perang ini maka kehormatanmu akan hilang,jika engkau maju dlm perang ini maka jika hidup engkau mendapat kehormatan,dan jika engkau mati maka engkau mendapat surga karena menegakkan Dharma Ksatria,wahai Arjuna ketahuilah bahwa ada kebenaran di atas kebenaran,kebenaran tertinggi bagimu saat ini adalah berperang melawan kebatilan!!"

Jelas sekali bom bali,WTC,dll tidak termasuk dlm Dharma Ksatria karena membunuh orang2 yang tidak ada sangkut pautnya dengan permasalahan,perang untuk menegakkan Dharma Ksatria jg dilarang utk melibatkan anak2 dan wanita(klo saya tidak salah Nabi Muhammad jg pernah melarang hal ini)..>:D<
 
@al_hudzaifah



upps..ada donk!!Dlm Hindu disebut Dharma Ksatria, misal ketika Indonesia dijajah oleh Belanda maka kewajiban rakyat Indonesia adl menegakkan Dharma Ksatria dengan jalan berperang, tidak berdosa sama sekali bagi pejuang Indonesia yg membunuh penjajah Belanda..setitik pun tidak dikenai sanksi oleh Tuhan ketika membunuh penjajah..

Contoh yg paling terkenal adl ketika perang Mahabharata dimana Arjuna hendak mengundurkan diri dari perang karena di pihak musuh (Kurawa) ada saudara2,ada Guru Drona,ada Kakek Bhisma..Arjuna tidak mau melukai apalagi membunuh sanak keluarga sendiri,tapi Bhatara Krsna bersabda kpd Arjuna bahwa "Dalam perang tidak ada saudara,hanya ada membunuh dan dibunuh,tegakkan kewajibanmu sebagai seorang Ksatria,engkau di sini bukan berperang melawan saudaramu,gurumu,kakekmu, tetapi engkau berperang melawan kebatilan dan keangkaramurkaan(Kurawa),jika engkau mundur dari perang ini maka kehormatanmu akan hilang,jika engkau maju dlm perang ini maka jika hidup engkau mendapat kehormatan,dan jika engkau mati maka engkau mendapat surga karena menegakkan Dharma Ksatria,wahai Arjuna ketahuilah bahwa ada kebenaran di atas kebenaran,kebenaran tertinggi bagimu saat ini adalah berperang melawan kebatilan!!"

Jelas sekali bom bali,WTC,dll tidak termasuk dlm Dharma Ksatria karena membunuh orang2 yang tidak ada sangkut pautnya dengan permasalahan,perang untuk menegakkan Dharma Ksatria jg dilarang utk melibatkan anak2 dan wanita(klo saya tidak salah Nabi Muhammad jg pernah melarang hal ini)..>:D<

hmmm, ada juga ternyata... sep2 /no1, secara Istilah syar'i hampir sama dgn jihad hehehehe

iyo, yg gw bold itu ada di adab2 berperang yang benar
dilarang membunuh anak2, dilarang membunuh wanita, dilarang menghancurkan rumah ibadah agama lain dan dilarang menghancurkan pohon2 besar kecuali ada situasi yang sangat2 mendesak (Istishan bil darurah)
 
@all
ane tambahin, ni dari materi ulumul hadits di matakuliah ane
@TS/Momod, tolong ditaro postingan #1 yah :)
____________________
Hadits Shahih

Secara bahasa, shahih berarti lawan sakit (dhiddus saqiim). Kata shahih juga telah menjadi kosakata bahasa Indonesia berarti sah, benar, sempurna, sehat, dan pasti.

Definisi secara eksplisit pengertian hadits shahih belum dinyatakan ulama hadits dari kalangan mutaqaddimin (sampai abad III H). Mereka hanya menyatakan bahwa tidak diterima periwayatan suatu hadits kecuali berasal dari orang-orang tsiqah, bersumber dari orang yang tidak mempunyai pengetahuan tentang hadits, dusta, mengikuti hawa nafsu, orang-orang yang ditolak kesaksiannya.

Imam Syafi’i memberi ketentuan yang agak jelas tentang suatu riwayat hadits dapat dijadikan hujjah:

1. Diriwayatkan perawi yang dapat dipercaya pengamalan agamanya, dikenal jujur dan memahami dengan baik hadits yang diriwayatkan, meriwayatkan hadits secara lafazh, terpelihara hafalannya.

2. Riwayatnya sambung atau tidak sambung kepada Nabi.

Sementara kriteria hadits shahih menurut Bukhari dan Muslim:

1. Rangkaian perawi dalam sanad harus bersambung mulai perawi pertama sampai terakhir. Menurut Bukhari harus ketemu walaupun sekali. Sementara Muslim berpendapat tidak harus ketemu, namun cukup sezaman sudah masuk kategori sambung.

2. Perawi harus terdiri dari orang-orang yang tsiqah, dalam arti adil dan dhabit.

3. Haditsnya terhindar dari illat (cacat), syazd (janggal).
4. Para perawi yang terdekat dalam sanad harus sezaman.

Sedangkan pengertian hadits shahih menjadi jelas setelah didefinisikan ulama mutaakhirin, yaitu hadits yang sanadnya bersambung (sampai kepada Nabi), diriwayatkan olah perawi yang adil dan dhabit sampai akhir sanad, tidak ada kejanggalan (syazd), dan tidak ber’illat.


Ciri2 umumnya (Lebih Lengkap lagi) :

1. Sanadnya bersambung

Maksudnya: tiap-tiap perawi dalam sanad hadits menerima riwayat hadits dari perawi terdekat sebelumnya. Dikatakan shahih kalau rangkaian perawi terakhir sampai kepada sahabat menerima hadits dari Nabi.

2. Perawinya adil

Adil secara bahasa berarti lurus, tidak berat sebelah, tidak zalim, tidak menyimpang, tulus, dan jujur. Orang dikatakan adil apabila ada padanya sifat-sifat yang dapat mendorong terpeliharanya ketakwaan, yaitu senantiasa melaksanakan perintah, meninggalkan larangan, terjaganya muru’ah (berakhlak baik dalam perilaku). Dengan demikian, perawi yang adil, disamping harus Islam dan baligh, juga memenuhi syarat sebagai berikut:

a. melaksanakan segala perintah agama dan meninggalkan larangan.

b. Menjauhi perbuatan-perbuatan dosa kecil.

c. Memelihara ucapan dan perbuatan yang dapat menodai muru’ah.

Sifat adil para perawi sebagaimana dimaksud dapat diketahui melalui:

a. popularitas keutamaan pribadi perawi dikalangan ulama hadits.

b. Penilaian dari para kritikus perawi hadits tentang kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri perawi.

c. Penerapan kaidah jarh wa ta’dil.

Khusus perawi dikalangan sahabat menurut kesepakatan ulama hadits semuanya tergolong adil.

3. Perawinya dhabit

Secara bahasa dhabit artinya kokoh, kuat, hafalannya sempurna. Seorang dikatakan dhabit apabila perawi tersebut mempunyai daya ingat dengan sempurna terhadap hadits yang diriwayatkan. Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani, perawi yang dhabit adalah mereka yang kuat hafalannya terhadap yang pernah ia dengar kemudian mampu menyampaikan hafalan tersebut manakala dibutuhkan.

Dhabit dibagi dua: dhabit fi sadr (terpeliharanya periwayatan dalam ingatan, sejak ia menerima sampai meriwayatkan ke orang lain), dan dhabit fi al-kitab (kebenaran suatu riwayat melalui tulisan).

Adapun sifat-sifat kedhabitan perawi menurut ulama dapat diketahui melalui:

a. kesaksian para ulama

b. berdasarkan kesesuaian riwayatnya dengan riwayat orang lain yang telah terkenal kedhabitannya.

4. tidak syazd (janggal)

yang dimaksud syazd adalah suatu hadits yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi lain yang lebih kuat atau tsiqah.

5. tidak berillat


Illat berarti suatu sebab yang tersembunyi atau samar-samar yang dapat merusak keshahihan hadits (baik pada matan atau sanad). Dengan demikian, hadits yang tidak berillat adalah hadits yang didalamnya tidak terdapat kesamaran atau keragu-raguan.

ulama hadits membagi hadits shahih menjadi dua:


1. shahih lizatih yaitu hadits shahih yang memenuhi persyaratan maqbul secara sempurna.

2. shahih lighairih yaitu hadits yang tidak memenuhi secara sempurna persyaratan shahih, khususnya berkaitan dengan hafalan perawi. Hadits ini asalnya bukan shahih, namun ada pendukung yang dapat menutupi kekuarangannya maka derajatnya naik menjadi shahih lighairih.

Tingkatan hadits shahih tergantung pada kedhabitan dan keadilan para perawinya. Menurut ulama hadits, tingkatan hadits shahih ada tujuh secara berurutan sebagai berikut:

1. Hadits yang disepakati Bukhari dan Muslim (muttafaq alaih).

2. Hadits yang ditakhrij Imam Bukhari sendiri.

3. Hadits yang ditakhrij Imam Muslim sendiri.

4. Hadits yang ditakhrij atas dasar syarat-syarat Bukhari Muslim akan tetapi keduanya tidak mentakhrijnya.

5. Hadits yang ditakhrij atas dasar syarat Bukhari akan tetapi Bukhari tidak mentakhrijnya.

6. Hadits yang ditakhrij atas dasar syarat Imam Muslim akan tetapi Imam Muslim tidak mentakhrijnya.

7. Hadits yang dishahihkan oleh para Imam hadits selain Bukhari Muslim dengan tanpa berpegang kepada syarat-syarat keduanya.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.