• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[ask] Apa yg Kalian Bayangkan?

JakaLoco

IndoForum Beginner A
No. Urut
32015
Sejak
31 Jan 2008
Pesan
1.188
Nilai reaksi
19
Poin
38
Uhuk..uhuk..

OK...sesuai dgn judulnya, thread ini adlh pertanyaan bagi rekan2 Hindu di Forum ini..

Wujud apakah yg plg sering muncul dlm pikiran anda ketika anda bersembahyang
baik saat Tri Sandhya ataupun Panca Sembah?
Wujud yg saya tanya adl perwujudan Tuhan atau prabhawa Beliau yg muncul tanpa sengaja maupun yg disengaja..beserta alasannya OK!

OK dech, saya yg mengawali :

Pada waktu saya bersembahyang di Pura Dalem (Kahyangan Tiga)..
muncul sekelibat cahaya putih saat saya memejamkan mata, cahaya putih saya rasakan bersinar di pertemuan alis mata(mata ketiga) tapi hanya sekejap dan bulu kuduk saya langsung berdiri..
wujud lain adl saya mewujudkan Hyang Acintya di alam pikiran saya, kadang2 juga Dewa Siwa (wujud versi India), dan Dewi Durga yg mengendarai macan (versi India)..alasannya karena saya ngiring di Luhurin Dalem dan saya keturunan Mangku Dalem, seperti kita ketahui bahwa yg bersthana ring Luhurin Dalem adl Dewa Siwa dan Dewi Durga..

sekarang giliran rekan2 semua......
 
Klo gw pas sembahyang
bait pertama mikir Wujud Tuhan dalam bentuk Acintya>:D<
Bait kedua mulai pudar wujudnya=((
bait ketiga hilang:-O
bait keempat ngelamun@-)
bait kelima mikir kelakuan2 gw yang sudah terjadi dan yang akan terjadi8->
bait keenam mikir lambang Hyang Widhi yaitu AUM (ini karena bait terkahir dah mau selesai jadi inget lagi sama Tuhan)[-O<

PArah gw mah, klo sembahyang ga bisa konsen, ada aja pikiran2 setannya:@)
 
Sifat Brahman ada dua yaitu Nirguna Dan Saguna.

Nirguna Brahman cenderung dipilih orang pada tingkat pengetahuan rohaninya tinggi.
Sebab pemahaman ini ini Tuhan tidak boleh dibayangkan seperti apapun juga sebab dalam arti yang sebenar-benarnyanya Tuhan tidak mungkin dapat dibayangkan, bahkan dalam pemujaan ini juga dilarang memberi nama apapun juga, termasuk memanggil-Nya.

Untuk mencapi kesadaran Nirguna itu saya kira harus memulai dari proses Saguna. Karena itu Agama Hindu mengakomudasi keinginan untuk menyebut, Iya, Itu, Beliau (dalam pengertian Tuhan) dan dipanggil Omkara / Om sebagai hukum Tri Kona.

Membayangkan dan memanggil/menyebut nama Tuhan inilah yang disebut Saguna Brahman yaitu Tuhan yg memiliki sifat (Tri Kona).

Saya tetap memulai dari proses dari Saguna Brahman misalnya saat Trisandya pandangan berupa Linggih Sang Hyang Ider Bhuwana berupa lambang Padma Bhuwana dalam bentuk arsitektur sakral.

Pemahaman saya ini adalah melambangkan bahwa Tuhan sebagai yang tersuci, tertinggi dan mahakuasa di alam ini.
Karena Tuhan sebagai yang tersuci, tertinggi dan mahakuasa di alam ini sangat tidak tepatlah manusia terikat pada dunia ini.

Dunia ini hanyalah media ciptaan Tuhan.
Pergunakanlah dunia ini sebagai sarana untuk mencapai kesucian Tuhan.

Yajurveda, LX. 1 mengingatkan : Pandanglah dunia ini dengan ketidakterikatan, karena yang langgeng abadi hanyalah Tuhan.
Dunia berada pada hukum Tri Kona yaitu Utpati, Stiti dan Pralina.


Ikutilah dunia ini dengan pandangan Tri Kona tersebut.
Kalau terikat pada dunia ini umat manusia akan didominasi oleh dinamika Utpati, Stithi dan Pralina itu secara negatif.

Gelombang Tri Kona itu sesuatu yang pasti bagi semua ciptaan Tuhan. Manusia harus menerima dengan sadar bahwa semua ciptaan Tuhan itu tidak ada yang lepas dengan hukum Tri Kona.

Apa saja yang pernah lahir dan hidup, cepat atau lambat pasti akan mati juga. Semua berada dalam kungkungan ruang dan waktu.
Ruang dan waktu ini pun ada di bawah kekuasaan Tri Kona, tidak ada yang langgeng. Suatu saat semua ruang dan waktu itu akan kena hukum Pralaya dari Tuhan.

Ajaran Weda mengajarkan agar manusia terus-menerus berupaya mencari yang langgeng yaitu kebenaran Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan pemahaman Tuhan itu berada di mana-mana, umat manusia semestinya meyakini bahwa dalam segala aspek kehidupannya Tuhan senantiasa menyertainya.


Saat sembahyang di Pura / Tempat suci tertentu saya berusaha dulu untuk mencari tahu Bhatara/Bhetari yang juga berstana di tenpat itu. Karena Doa ke tiga dari panca sembah akan ditujukan kepada Bhatara / Dewa sesuai tempat kita bersembahnyang.

Bila bermeditasi/yoga didukung dengan suasana tenang kesadaran Nirguna Brahman pasti bisa didapatkan. Kesadaran ini bila dicapai akan bermanfaat selamanya.
 
Sifat Brahman ada dua yaitu Nirguna Dan Saguna.

Nirguna Brahman cenderung dipilih orang pada tingkat pengetahuan rohaninya tinggi.
Sebab pemahaman ini ini Tuhan tidak boleh dibayangkan seperti apapun juga sebab dalam arti yang sebenar-benarnyanya Tuhan tidak mungkin dapat dibayangkan, bahkan dalam pemujaan ini juga dilarang memberi nama apapun juga, termasuk memanggil-Nya.

Untuk mencapi kesadaran Nirguna itu saya kira harus memulai dari proses Saguna. Karena itu Agama Hindu mengakomudasi keinginan untuk menyebut, Iya, Itu, Beliau (dalam pengertian Tuhan) dan dipanggil Omkara / Om sebagai hukum Tri Kona.

Membayangkan dan memanggil/menyebut nama Tuhan inilah yang disebut Saguna Brahman yaitu Tuhan yg memiliki sifat (Tri Kona).

Saya tetap memulai dari proses dari Saguna Brahman misalnya saat Trisandya pandangan berupa Linggih Sang Hyang Ider Bhuwana berupa lambang Padma Bhuwana dalam bentuk arsitektur sakral.

Pemahaman saya ini adalah melambangkan bahwa Tuhan sebagai yang tersuci, tertinggi dan mahakuasa di alam ini.
Karena Tuhan sebagai yang tersuci, tertinggi dan mahakuasa di alam ini sangat tidak tepatlah manusia terikat pada dunia ini.

Dunia ini hanyalah media ciptaan Tuhan.
Pergunakanlah dunia ini sebagai sarana untuk mencapai kesucian Tuhan.

Yajurveda, LX. 1 mengingatkan : Pandanglah dunia ini dengan ketidakterikatan, karena yang langgeng abadi hanyalah Tuhan.
Dunia berada pada hukum Tri Kona yaitu Utpati, Stiti dan Pralina.


Ikutilah dunia ini dengan pandangan Tri Kona tersebut.
Kalau terikat pada dunia ini umat manusia akan didominasi oleh dinamika Utpati, Stithi dan Pralina itu secara negatif.

Gelombang Tri Kona itu sesuatu yang pasti bagi semua ciptaan Tuhan. Manusia harus menerima dengan sadar bahwa semua ciptaan Tuhan itu tidak ada yang lepas dengan hukum Tri Kona.

Apa saja yang pernah lahir dan hidup, cepat atau lambat pasti akan mati juga. Semua berada dalam kungkungan ruang dan waktu.
Ruang dan waktu ini pun ada di bawah kekuasaan Tri Kona, tidak ada yang langgeng. Suatu saat semua ruang dan waktu itu akan kena hukum Pralaya dari Tuhan.

Ajaran Weda mengajarkan agar manusia terus-menerus berupaya mencari yang langgeng yaitu kebenaran Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan pemahaman Tuhan itu berada di mana-mana, umat manusia semestinya meyakini bahwa dalam segala aspek kehidupannya Tuhan senantiasa menyertainya.


Saat sembahyang di Pura / Tempat suci tertentu saya berusaha dulu untuk mencari tahu Bhatara/Bhetari yang juga berstana di tenpat itu. Karena Doa ke tiga dari panca sembah akan ditujukan kepada Bhatara / Dewa sesuai tempat kita bersembahnyang.

Bila bermeditasi/yoga didukung dengan suasana tenang kesadaran Nirguna Brahman pasti bisa didapatkan. Kesadaran ini bila dicapai akan bermanfaat selamanya.

Betul bro..kalo Panca Sembah khan urutannya kayak gini ya:
1. Mantra/Puja pertama adl sembah puyung yg ditujukan kpd Tuhan(Nirguna Brahman) dan tanpa sarana yg mngkn artinya adl tiada keduniawian atau wujud duniawi pd Tuhan.
2. Puja kedua adlah kpd Dewa Surya Raditya sbg upasaksi thd sembah bakti kita kpd Tuhan.
3. Puja ketiga adl kepada Ista Dewata yg diharapkan kehadiranNya, yang malingga malinggih di sthana utama..
4. Puja keempat adl kpd semua Dewa dan Dewi terutama Dewi Laksmi, agar dianugerahkan kesejahteraan dan bakti kita diterima.
5. Terakhir ditutup dgn sembah puyung yg jg tanpa sarana, kembali menyembah Tuhan yg Nirguna Brahman (tidak terbayangkan/tdk terpikirkan)
 
Kosong

Titiyang ngaturang bakti

itu aja

karena mebakti ya saya ngaturang bakti ;)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.