Follow along with the video below to see how to install our site as a web app on your home screen.
Catatan: This feature may not be available in some browsers.
Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis. Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.
TBILISI - Georgia dan Amerika Serikat (AS) akan menandatangani perjanjian kemitraan strategis pada 4 Januari mendatang. Perjanjian itu berisiko memprovokasi kegusaran Rusia terhadap Tbilisi.
"Menteri Luar Negeri Georgia Grigol Vashadze dan Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice akan menandatangani perjanjian kemitraan strategis pada 4 Januari di Washington," ujar Khatuna Losava juru bicara kementerian Luar Negeri Georgia kepada AFP.
Perjanjian ini sebagaimana perjanjian strategis yang baru-baru ini ditandatangani Washington dengan Ukraina, berisiko menaikkan ketegangan dengan Rusia yang awal tahun terlibat perang singkat dengan Georgia terkait wilayah South Ossetia.
AS juga menandatangani perjanjian yang sama dengan Estonia, Latvia, dan Lituania pada 1998 ketika ketiga negara itu berusaha bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan menghadapi tentangan keras dari Moskow. Perjanjian AS-Baltik itu dilihat sebagai alat penting dalam menggerakkan negara-negara itu dalam keanggotaan NATO di mana mereka ikut bergabung pada 2004.
Pada 19 Desember lalu, AS dan Ukraina menandatangani perjanjian strategis yang sama yang menyerukan pendirian pos diplomatik AS di Crimea, sebuah kawasan berbahasa Rusia, di mana kapal perang Rusia di Laut Hitam ditempatkan.