bue_mochi
IndoForum Beginner D
- No. Urut
- 11494
- Sejak
- 14 Feb 2007
- Pesan
- 576
- Nilai reaksi
- 53
- Poin
- 28
dr artikel kiriman, gw rasa bagus jg utk renungan ^^
Bom waktu itu bernama selingkuh
Berselingkuh dengan rekan sekantor, sama artinya dengan menyimpan bom waktu
yang sangat berbahaya. Jika "meledak" tak hanya membuat nama jelek, tapi
juga membahayakan karir.
Menjalin cinta di kantor belakangan ini makin menjadi fenomena tersendiri
terutama bagi mereka yang memiliki waktu kerja panjang. Ada beberapa
perusahaan yang memang memiliki peraturan untuk melarang "hubungan" dengan
teman sekantor. Namun banyak juga perusahaan yang tidak menerapkan aturan
seperti itu. Terlepas dari aturan tersebut, menjalin hubungan cinta dengan
rekan kerja di kantor, sebenarnya ibarat menantang maut. Bila beruntung dan
hubungan yang terjadi berjalan mulus, tentu banyak keuntungannya. Misalnya,
bagi yang menjalaninya bisa seharian bersama kekasih. Tapi, sebaliknya, jika
hubungan yang terjadi tak seperti harapan bisabisa malah hanya mengantarkan
karir pada kehancuran. Secara logika, sebetulnya wajar saja bila benih cinta
bersemi di lokasi kerja. Bagaimana tidak, setiap harinya kita menghabiskan
waktu delapan jam dikantor. Disokong dengan lingkungan yang kondusif tidak
heran bila dua orang karyawan berlainan jenis saling jatuh hati, lalu saling
menyelami pribadi di sela timbunan pekerjaan. Kalau yang menjalin hubungan
masih sama-sama lajang tentu tidak memiliki risiko yang terlalu besar.
Namun, jika hubungan cinta itu bersifat terlarang atau perselingkuhan,
tampaknya inilah yang semestinya dihindari.
Wanita Lebih Dipersalahkan
Tak seperti hubungan cinta antar dua karyawan lajang, perselingkuhan (baik
keduanya/salah satunya telah menikah) bisa berdampak terhadap
profesionalisme seseorang atas pekerjaannya. Berselingkuh di tempat kerja,
jika terbongkar, yang akan menanggung dampak besarnya justru di pihak
wanita. Kok bisa? Ingat, dunia kerja masih menggunakan standar ganda:
memandang seseorang hanya dari sisi jenis kelaminnya saja. Dalam berbagai
kasus, wanita kerap ditempatkan sebagai biang keladinya. Di luar masalah
moral, rekan-rekan sekantor pasti juga akan mempertanyakan kembali
keseriusan kerja mereka yang terlibat dalam masalah itu.
Bila kabar perselingkuhan mulai tercium, dampak pertama yang harus diterima
adalah munculnya tanggapan prokontra. Pengaruhnya lainnya bisa sangat luas.
Selain harus menutup-nutupi hubungan, orang yang terlibat perselingkuhan pun
jadi sulit fokus pada pekerjaan, harus mencuri waktu agar bisa berduaan, dan
lain sebagainya.
Wanita yang terlibat perselingkuhan, umumnya jauh lebih sulit bersikap
"biasa-biasa" saja, dibanding laki-laki yang secara alarm mampu memisahkan
perasaannya dengan pekerjaan-sehingga ia bisa bertindak lebih fokus dengan
tugastugasnya. Sedangkan bagi wanita, keadaan itu sangat sulit dilakukan.
Mau tak mau ia sulit berkonsentrasi penuh dengan apa yang sedang dikerjakan.
Risiko terbesar yang harus diwaspadai adalah apabila perselingkuhan ini
akhimya terungkap. Lantaran mempengaruhi kinerja, biasanya pihak wanitalah
yang harus mengalah merelakan kehilangan pekerjaannya. Kalau toh sanggup
mempertahankan pekerjaan dan jabatan, wanita yang terlibat perselingkuhan
mesti berhadapan dengan tekanan serta tatapan miring dari para rekan kerja
lainnya.
Mengapa Selingkuh?
Diperkirakan, banyak wanita yang terlibat perselingkuhan di tempat kerja
dibanding sebelumnya-meski rekor terbanyak masih dipegang laki-laki. Karena
terjadi di kantor, maka kantor pun dipilih sebagai lokasi untuk melakukan
"aktivitas" asmara pasangan selingkuh. Di kantorlah mereka merasa mampu
menyembunyikan kecurigaan pasangan resminya.
Jumlah wanita yang aktif berkarir saat ini boleh dibilang menjadi salah satu
pemicu semakin banyaknya kaum hawa yang terlibat dalam kisah terlarang ini.
Wanita jadi memiliki proporsi waktu kerja yang tak jauh beda dengan
laki-laki. Dengan demikian perempuan aktif lebih banyak berhadapan dan
bertemu dengan rekan kerja dibandingkan dengan keluarga dan bahkan suaminya
sendiri. Namun, perselingkuhan pada jam kerja saja kadang tidak cukup.
Terjadinya ikatan rasa, juga ditunjang dengan kedekatan saat di luar jam
kerja. Momentumnya bisa makan siang bersama, saling berbagi curahan hati,
atau perjalanan dinas ke luar kota bersama. Waktu-waktu "ekstra" inilah yang
sebenarnya menjadi penyebab utama timbulnya kedekatan yang tak jarang
mengarah pada hubungan asmara.
Mengapa Teman Kantor Lebih Menarik?
Ada satu hal yang mungkin membuat kita bertanya-tanya: kenapa kok kepada
rekan kerja? Apakah karena bisa lebih nyambung saat berkomunikasi dibanding
dengan suami atau pacar? Ingat, lelaki bisa terlihat jauh lebih pengertian
dan mampu berkomunikasi dengan baik saat berhadapan dengan pekerjaannya.
Padahal, bisa jadi, di rumah mereka memiliki perilaku yang jauh berbeda
(secara negatif) dibanding sebagaimana ketika ia terlihat di kantor. Lumrah
bila saat berhadapan dengan banyak orang atau orang lain, ia jadi terlihat
berbeda dari karakter sesungguhnya.
Saat sedang menghadapi pekerjaan, orang pasti akan mencurahkan segala
kemampuan dan pemikiran yang dimiliki. Sehingga, ya itu tadi, kadang suasana
kantor terasa lebih menarik dan menyegarkan. "Pesona" inilah yang terkadang
menebar ke seluruh ruangan kantor.
Bagaimana Menghindari Selingkuh?
Salah satu penjelasan paling logis mengapa wanita mengambil risiko terlibat
hubungan perselingkuhan, karena ia tak mempedulikan dampak yang harus
dihadapi kelak. Saat tengah kasmaran, ia hanya melihat hubungan itu dari
segi kesenangan dan kegairahan yang dirasakan saja bukan pada konsekuensi
yang akan menyertai di belakangnya. Sekali lagi, berusahalah sebisa mungkin
menghindari perselingkuhan dengan rekan kerja. Sebagai seorang wanita dengan
karir yang cemerlang ada baiknya membuat keputusan dengan pikiran jernih
saat hubungan dengan rekan sejawat mulai menjurus ke arah pribadi. Pikir
dulu risiko yang akan datang. Relakah Anda kehilangan karir yang telah lama
dibangun hanya untuk dia?
Segera ambil tindakan sebelum semuanya terlambat. Walau masih jarang
perusahaan yang mengangkat masalah ini kepermukaan, namun kasus
perselingkuhan antar rekan kerja adalah salah satu hubungan yang harus
diwaspadai dan dihindari. Kecuali jika memang Anda siap menghadapi segala
risikonya.
Bagaimana Perusahaan Menyikapi Perselingkuhan?
Tak banyak perusahaan yang secara langsung mau membahas perselingkuhan yang
melibatkan para karyawannya. Perusahaan besar biasanya lebih memilih untuk
mengabaikan kasus-kasus seperti ini. Sedangkan di perusahaan kecil, umumnya
harus melakukan tindakan, karena kasus ini gampang terlihat dan akan
berpengaruh.
Salah satu alasan mengapa perusahaan besar lebih suka bersikap menghindar
dari masalah ini adalah karena menganggap kehidupan personal karyawannya
bukanlah wewenang atau tanggung jawab mereka. Kecuali, bila mulai mengganggu
produktivitas kerja. Kalau toh ada tindakan biasanya karena adanya keluhan
atau hal-hal yang sudah talk bisa ditolerir lagi. Intinya, perselingkuhan
hanya akan menjadi masalah bila memang sudah mulai dianggap merugikan.
Tindakan ini juga berlaku pada hubungan percintaan lainnya di kantor,
seperti hubungan asmara antar rekan kerja (sesama lajang) clan hubungan
cinta atasan dengan bawahannya. Namun bila masalahnya sudah menjurus ke arah
pelecehan seksual, biasanya perusahaan tak akan bisa mentolerirnya
Bom waktu itu bernama selingkuh
Berselingkuh dengan rekan sekantor, sama artinya dengan menyimpan bom waktu
yang sangat berbahaya. Jika "meledak" tak hanya membuat nama jelek, tapi
juga membahayakan karir.
Menjalin cinta di kantor belakangan ini makin menjadi fenomena tersendiri
terutama bagi mereka yang memiliki waktu kerja panjang. Ada beberapa
perusahaan yang memang memiliki peraturan untuk melarang "hubungan" dengan
teman sekantor. Namun banyak juga perusahaan yang tidak menerapkan aturan
seperti itu. Terlepas dari aturan tersebut, menjalin hubungan cinta dengan
rekan kerja di kantor, sebenarnya ibarat menantang maut. Bila beruntung dan
hubungan yang terjadi berjalan mulus, tentu banyak keuntungannya. Misalnya,
bagi yang menjalaninya bisa seharian bersama kekasih. Tapi, sebaliknya, jika
hubungan yang terjadi tak seperti harapan bisabisa malah hanya mengantarkan
karir pada kehancuran. Secara logika, sebetulnya wajar saja bila benih cinta
bersemi di lokasi kerja. Bagaimana tidak, setiap harinya kita menghabiskan
waktu delapan jam dikantor. Disokong dengan lingkungan yang kondusif tidak
heran bila dua orang karyawan berlainan jenis saling jatuh hati, lalu saling
menyelami pribadi di sela timbunan pekerjaan. Kalau yang menjalin hubungan
masih sama-sama lajang tentu tidak memiliki risiko yang terlalu besar.
Namun, jika hubungan cinta itu bersifat terlarang atau perselingkuhan,
tampaknya inilah yang semestinya dihindari.
Wanita Lebih Dipersalahkan
Tak seperti hubungan cinta antar dua karyawan lajang, perselingkuhan (baik
keduanya/salah satunya telah menikah) bisa berdampak terhadap
profesionalisme seseorang atas pekerjaannya. Berselingkuh di tempat kerja,
jika terbongkar, yang akan menanggung dampak besarnya justru di pihak
wanita. Kok bisa? Ingat, dunia kerja masih menggunakan standar ganda:
memandang seseorang hanya dari sisi jenis kelaminnya saja. Dalam berbagai
kasus, wanita kerap ditempatkan sebagai biang keladinya. Di luar masalah
moral, rekan-rekan sekantor pasti juga akan mempertanyakan kembali
keseriusan kerja mereka yang terlibat dalam masalah itu.
Bila kabar perselingkuhan mulai tercium, dampak pertama yang harus diterima
adalah munculnya tanggapan prokontra. Pengaruhnya lainnya bisa sangat luas.
Selain harus menutup-nutupi hubungan, orang yang terlibat perselingkuhan pun
jadi sulit fokus pada pekerjaan, harus mencuri waktu agar bisa berduaan, dan
lain sebagainya.
Wanita yang terlibat perselingkuhan, umumnya jauh lebih sulit bersikap
"biasa-biasa" saja, dibanding laki-laki yang secara alarm mampu memisahkan
perasaannya dengan pekerjaan-sehingga ia bisa bertindak lebih fokus dengan
tugastugasnya. Sedangkan bagi wanita, keadaan itu sangat sulit dilakukan.
Mau tak mau ia sulit berkonsentrasi penuh dengan apa yang sedang dikerjakan.
Risiko terbesar yang harus diwaspadai adalah apabila perselingkuhan ini
akhimya terungkap. Lantaran mempengaruhi kinerja, biasanya pihak wanitalah
yang harus mengalah merelakan kehilangan pekerjaannya. Kalau toh sanggup
mempertahankan pekerjaan dan jabatan, wanita yang terlibat perselingkuhan
mesti berhadapan dengan tekanan serta tatapan miring dari para rekan kerja
lainnya.
Mengapa Selingkuh?
Diperkirakan, banyak wanita yang terlibat perselingkuhan di tempat kerja
dibanding sebelumnya-meski rekor terbanyak masih dipegang laki-laki. Karena
terjadi di kantor, maka kantor pun dipilih sebagai lokasi untuk melakukan
"aktivitas" asmara pasangan selingkuh. Di kantorlah mereka merasa mampu
menyembunyikan kecurigaan pasangan resminya.
Jumlah wanita yang aktif berkarir saat ini boleh dibilang menjadi salah satu
pemicu semakin banyaknya kaum hawa yang terlibat dalam kisah terlarang ini.
Wanita jadi memiliki proporsi waktu kerja yang tak jauh beda dengan
laki-laki. Dengan demikian perempuan aktif lebih banyak berhadapan dan
bertemu dengan rekan kerja dibandingkan dengan keluarga dan bahkan suaminya
sendiri. Namun, perselingkuhan pada jam kerja saja kadang tidak cukup.
Terjadinya ikatan rasa, juga ditunjang dengan kedekatan saat di luar jam
kerja. Momentumnya bisa makan siang bersama, saling berbagi curahan hati,
atau perjalanan dinas ke luar kota bersama. Waktu-waktu "ekstra" inilah yang
sebenarnya menjadi penyebab utama timbulnya kedekatan yang tak jarang
mengarah pada hubungan asmara.
Mengapa Teman Kantor Lebih Menarik?
Ada satu hal yang mungkin membuat kita bertanya-tanya: kenapa kok kepada
rekan kerja? Apakah karena bisa lebih nyambung saat berkomunikasi dibanding
dengan suami atau pacar? Ingat, lelaki bisa terlihat jauh lebih pengertian
dan mampu berkomunikasi dengan baik saat berhadapan dengan pekerjaannya.
Padahal, bisa jadi, di rumah mereka memiliki perilaku yang jauh berbeda
(secara negatif) dibanding sebagaimana ketika ia terlihat di kantor. Lumrah
bila saat berhadapan dengan banyak orang atau orang lain, ia jadi terlihat
berbeda dari karakter sesungguhnya.
Saat sedang menghadapi pekerjaan, orang pasti akan mencurahkan segala
kemampuan dan pemikiran yang dimiliki. Sehingga, ya itu tadi, kadang suasana
kantor terasa lebih menarik dan menyegarkan. "Pesona" inilah yang terkadang
menebar ke seluruh ruangan kantor.
Bagaimana Menghindari Selingkuh?
Salah satu penjelasan paling logis mengapa wanita mengambil risiko terlibat
hubungan perselingkuhan, karena ia tak mempedulikan dampak yang harus
dihadapi kelak. Saat tengah kasmaran, ia hanya melihat hubungan itu dari
segi kesenangan dan kegairahan yang dirasakan saja bukan pada konsekuensi
yang akan menyertai di belakangnya. Sekali lagi, berusahalah sebisa mungkin
menghindari perselingkuhan dengan rekan kerja. Sebagai seorang wanita dengan
karir yang cemerlang ada baiknya membuat keputusan dengan pikiran jernih
saat hubungan dengan rekan sejawat mulai menjurus ke arah pribadi. Pikir
dulu risiko yang akan datang. Relakah Anda kehilangan karir yang telah lama
dibangun hanya untuk dia?
Segera ambil tindakan sebelum semuanya terlambat. Walau masih jarang
perusahaan yang mengangkat masalah ini kepermukaan, namun kasus
perselingkuhan antar rekan kerja adalah salah satu hubungan yang harus
diwaspadai dan dihindari. Kecuali jika memang Anda siap menghadapi segala
risikonya.
Bagaimana Perusahaan Menyikapi Perselingkuhan?
Tak banyak perusahaan yang secara langsung mau membahas perselingkuhan yang
melibatkan para karyawannya. Perusahaan besar biasanya lebih memilih untuk
mengabaikan kasus-kasus seperti ini. Sedangkan di perusahaan kecil, umumnya
harus melakukan tindakan, karena kasus ini gampang terlihat dan akan
berpengaruh.
Salah satu alasan mengapa perusahaan besar lebih suka bersikap menghindar
dari masalah ini adalah karena menganggap kehidupan personal karyawannya
bukanlah wewenang atau tanggung jawab mereka. Kecuali, bila mulai mengganggu
produktivitas kerja. Kalau toh ada tindakan biasanya karena adanya keluhan
atau hal-hal yang sudah talk bisa ditolerir lagi. Intinya, perselingkuhan
hanya akan menjadi masalah bila memang sudah mulai dianggap merugikan.
Tindakan ini juga berlaku pada hubungan percintaan lainnya di kantor,
seperti hubungan asmara antar rekan kerja (sesama lajang) clan hubungan
cinta atasan dengan bawahannya. Namun bila masalahnya sudah menjurus ke arah
pelecehan seksual, biasanya perusahaan tak akan bisa mentolerirnya