JakaLoco
IndoForum Beginner A
- No. Urut
- 32015
- Sejak
- 31 Jan 2008
- Pesan
- 1.188
- Nilai reaksi
- 19
- Poin
- 38
PENILAIAN PERTAMA ADALAH PENAMPILAN
Sesuai judulnya, thread kali ini adl piteket Sesuhunan mengenai cara berpakaian ketika sembahyang ke pura.Hal pertama yg dinilai oleh Sesuhunan adl cara berpakaian umat-Nya.Maka dari itu jangan main-main dlm hal apapun ketika kita hendak tangkil ke pura walaupun itu hal yg kelihatan sepele.Semenjak dari rumah kita hendak memakai pakaian ke pura menunjukkan niat kita yg tulus ikhlas ingin menyembah Sesuhunan.Sesuhunan mewahyukan dalam pakaian utk sembahyang ke pura atau tempat suci lainnya ada 2 bagian, yaitu:
1. Buana Agung, bagian ini dlm pakaian kita adl unsur yg "Nyujur Akasa" yaitu yg menunjuk ke langit misalnya destar/udeng.Bagi kita umat biasa sangat dilarang utk membuat udeng yg "aneh" dan memakainya ke pura, Sesuhunan menginginkan agar umat Hindu di Bali mengenakan udeng yg biasa yg sudah lazim digunakan dan pada udeng ini harus ada bagian yg menunjuk langit.Bagi mereka yg "Meraga Mangku" maka diwajibkan memakai udeng yg menutup seluruh bagian batok kepala sedangkan mereka yg "Meraga Sulinggih" wajib memakai karawista.Saya perhatikan banyak sekali pemuda yg memakai udeng "aneh' yg "penuh kreativitas tapi ngawur" ketika mereka tangkil ke pura.Udeng yg aneh hanya boleh dipakai ketika ada upacara adat dan bukan dipakai ketika sembahyang.Lalu bagaimana dengan yg wanita?Yg wanita wajib memakai ikat rambut bagi mereka yg berambut panjang dan diselipkan sekar/bunga di ikat rambutnya,bagi wanita yg berambut sangat pendek boleh tidak memakai ikat rambut.
2. Buana Alit, bagian ini dlm pakaian kita adl unsur yg "Nyujur Pertiwi" yaitu yg menunjuk ke bumi yaitu "kancut" pada kamen kita jadi kamen kita harus ada kancutnya yaitu bagian yg lancip dan menunjuk bumi.Sesuhunan melarang kita memakai kamen yg bagian bawahnya terlalu tinggi seperti "lagi kena banjir" dan terlalu ke bawah hingga menyulitkan kita utk berjalan.Yg paling pas menurut Sesuhunan adl memakai kamen dengan bagian paling bawahnya ada di bawah bagian otot betis kita namun masih di atas mata kaki kita.Begitu jg dlm pemakaian slempot,slempot kita harus lebih tinggi dibandingkan kamen dan slempot bagian paling bawah ada di bawah lutut (tdk boleh di atas lutut).Berbeda dengan memakai slempot ketika upacara adat di mana bagian paling bawah dari slempot ada di atas lutut,cara berpakaian ketika upacara adat sering disebut dng "Bebeger"."Nyujur Pertiwi" bagi wanita bukan di bagian kamennya tapi di mata kakinya,karena itu para wanita wajib memakai kamen yg memperlihatkan mata kaki(mata kaki wajib terlihat) karena bagian itulah yg "Nyujur Pertiwi".
Model utk "Cara berpakaian yg direstui Sesuhunan" bisa anda perhatikan pd orang-orang tua kita.Ingat baik-baik,kita tangkil ke pura bukan utk pamer ketampanan,kecantikan,kekayaan,dll.Buat apa penampilan kita dipuji oleh kerabat kita tetapi dinilai "minus" oleh Sesuhunan?Mentang-mentang habis rebonding para wanita tangkil ke pura tanpa memakai ikat rambut..saya tahu persis penilaian Sesuhunan utk wanita yg seperti ini,wanita seperti ini diberi "nilai minus seminus-minusnya"!
Jadi mari kita berpakaian yg sopan, berpakaian yg "diinginkan Sesuhunan" ketika kita sembahyang,agar kita menjadi manusia utamaning utama yg menurut kpd kehendak Sesuhunan karena kehendak Sesuhunan sudah pasti baik!
Sesuai judulnya, thread kali ini adl piteket Sesuhunan mengenai cara berpakaian ketika sembahyang ke pura.Hal pertama yg dinilai oleh Sesuhunan adl cara berpakaian umat-Nya.Maka dari itu jangan main-main dlm hal apapun ketika kita hendak tangkil ke pura walaupun itu hal yg kelihatan sepele.Semenjak dari rumah kita hendak memakai pakaian ke pura menunjukkan niat kita yg tulus ikhlas ingin menyembah Sesuhunan.Sesuhunan mewahyukan dalam pakaian utk sembahyang ke pura atau tempat suci lainnya ada 2 bagian, yaitu:
1. Buana Agung, bagian ini dlm pakaian kita adl unsur yg "Nyujur Akasa" yaitu yg menunjuk ke langit misalnya destar/udeng.Bagi kita umat biasa sangat dilarang utk membuat udeng yg "aneh" dan memakainya ke pura, Sesuhunan menginginkan agar umat Hindu di Bali mengenakan udeng yg biasa yg sudah lazim digunakan dan pada udeng ini harus ada bagian yg menunjuk langit.Bagi mereka yg "Meraga Mangku" maka diwajibkan memakai udeng yg menutup seluruh bagian batok kepala sedangkan mereka yg "Meraga Sulinggih" wajib memakai karawista.Saya perhatikan banyak sekali pemuda yg memakai udeng "aneh' yg "penuh kreativitas tapi ngawur" ketika mereka tangkil ke pura.Udeng yg aneh hanya boleh dipakai ketika ada upacara adat dan bukan dipakai ketika sembahyang.Lalu bagaimana dengan yg wanita?Yg wanita wajib memakai ikat rambut bagi mereka yg berambut panjang dan diselipkan sekar/bunga di ikat rambutnya,bagi wanita yg berambut sangat pendek boleh tidak memakai ikat rambut.
2. Buana Alit, bagian ini dlm pakaian kita adl unsur yg "Nyujur Pertiwi" yaitu yg menunjuk ke bumi yaitu "kancut" pada kamen kita jadi kamen kita harus ada kancutnya yaitu bagian yg lancip dan menunjuk bumi.Sesuhunan melarang kita memakai kamen yg bagian bawahnya terlalu tinggi seperti "lagi kena banjir" dan terlalu ke bawah hingga menyulitkan kita utk berjalan.Yg paling pas menurut Sesuhunan adl memakai kamen dengan bagian paling bawahnya ada di bawah bagian otot betis kita namun masih di atas mata kaki kita.Begitu jg dlm pemakaian slempot,slempot kita harus lebih tinggi dibandingkan kamen dan slempot bagian paling bawah ada di bawah lutut (tdk boleh di atas lutut).Berbeda dengan memakai slempot ketika upacara adat di mana bagian paling bawah dari slempot ada di atas lutut,cara berpakaian ketika upacara adat sering disebut dng "Bebeger"."Nyujur Pertiwi" bagi wanita bukan di bagian kamennya tapi di mata kakinya,karena itu para wanita wajib memakai kamen yg memperlihatkan mata kaki(mata kaki wajib terlihat) karena bagian itulah yg "Nyujur Pertiwi".
Model utk "Cara berpakaian yg direstui Sesuhunan" bisa anda perhatikan pd orang-orang tua kita.Ingat baik-baik,kita tangkil ke pura bukan utk pamer ketampanan,kecantikan,kekayaan,dll.Buat apa penampilan kita dipuji oleh kerabat kita tetapi dinilai "minus" oleh Sesuhunan?Mentang-mentang habis rebonding para wanita tangkil ke pura tanpa memakai ikat rambut..saya tahu persis penilaian Sesuhunan utk wanita yg seperti ini,wanita seperti ini diberi "nilai minus seminus-minusnya"!
Jadi mari kita berpakaian yg sopan, berpakaian yg "diinginkan Sesuhunan" ketika kita sembahyang,agar kita menjadi manusia utamaning utama yg menurut kpd kehendak Sesuhunan karena kehendak Sesuhunan sudah pasti baik!