• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Untung Suropati

goesdun

IndoForum Junior A
No. Urut
32661
Sejak
7 Feb 2008
Pesan
3.022
Nilai reaksi
66
Poin
48
180px-Untung_Suropati.jpg

Seorang bocah Bali ditangkap dan diperdagangkan sebagai budak, dia kemudian dibawa dan dibeli oleh seorang juragan Belanda bernama Moor dan dipekerjakan di rumahnya. Moor merasa bahwa semenjak dia membeli budak Bali tersebut maka kehidupanya meningkat dan banyak mendapatkan keberuntungan. Sejak saat itu sang bocah diberi nama Untung. Untung kecil hidup sebagai pembantu di rumah keluarga moor, tempat dimana dia jatuh hati kepada suzana anak dari tuan tanah Moor yang sebaya denganya.

Untung sejak kecil sudah berdisiplin tinggi, dia menyempatkan untuk berlatih silat dan belajar agama dengan seorang pribumi lokal bernama kyai hemboong (ejaan belanda??). Disana Untung melihat bagaimana nasib bangsanya yang selalu ditekan oleh penjajah Belanda, apalagi saat itu banyak orang Bali yang diangkuti dan menjadi budak yang melayani keluarga dan perkantoran Belanda di Batavia.
Untung merasa dia senasib dengan mereka, senasib sebagai budak yang terus menerus ditindas.

Untung semakin dewasa dan demikian pula Suzana, dan mereka pun saling jatuh cinta dan saling sempat secara sembunyi sembunyi menikah.
Tentu saja keluarga Moor merasa sangat marah, dan mereka pun mengambil tindakan tegas terhadap Suropati.
Suropati dihukum dan disiksa secara membabi buta oleh Moor sementara Suzana diasingkan ke sebuah pulau terpencil di sekitar Jakarta.

Untung kemudian berhasil melarikan diri dari siksaan Moor, dan kemudian mengumpulkan para budak dan juga gelandangan asal Bali yang berkeliaran di Batavia.
Untung dengan pasukan Balinya membuat sebuah gerakan yang bertujuan menyerang dan menghancurkan setiap bangsawan dan tuan tanah Belanda disekitar wilayah Batavia.

Belanda sangat terganggu dengan gerakan Untung, apalagi banyak bangsawan dan juga tuan tanah yang mengaku menjadi korban "perampokan" yang dilakukan oleh pasukan Untung . Berkali kali Belanda berusaha menangkap gerombolan Untung tapi selalu saja gagal dan gagal lagi, bahkan kini pasukan untung berhasil mendapatkan persenjataan dari tangan polisi dan pasukan belanda yang mereka ringkus ketika sedang berpatroli mencari mereka.

Pemerintah Belanda merasa sangat kebingungan, apalagi saat itu Belanda sedang hebat hebatnya berperang melawan kekuatan Banten. Tentu saja mereka kekurangan kekuatan untuk menangkap gerombolan Untung. ahirnya tuan Moor didesak untuk mengadakan hubungan dengan Untung, bekas budaknya itu. Karena tuan Moor menjanjikan bahwa Untung boleh menikah dengan Suzana dengan sarat bahwa Untung mau menyerah kepada Belanda, maka Untung dan pasukanya kemudian datang dan menyerahkan diri kepada Belanda. Rupanya cinta Untung kepada Suzana teramat besarnya.

Untung dipercaya oleh Belanda untuk menjadi pasukan Belanda, dia kini memimpin pasukan Bali yang bertugas membantu Belanda dalam menumpas pemberontakan pasukan Sultan Ageng di Banten.
Sementara dikisahkan bahwa Suzana mati muda setelah melahirkan "Robert" anaknya dengan Untung, Robert kemudian dipungut oleh keluarga Jacob Van Reijn. Untung dengan pasukan Balinya berhasil mengadakan hubungan dengan Pangeran Purbaya, pemimpin pasukan perlawanan Banten.
Untung diterima karena Pangeran melihat bahwa Untung adalah seorang pribumi sama seperti mereka, pejuang Banten terkenal sangat benci terhadap VOC sehingga kehadiran Untung disambut oleh mereka.

Saat itu pejuang Banten sudah terjepit kedudukanya, dan sangat sulit untuk melawan balik serbuan dan penyisiran yang dilakukan oleh serdadu serdadu Belanda.
Tapi mereka tetap bertekad untuk terus berjuang sampai mati dalam melawan Belanda. Kehadiran Untung dan pasukanya berhasil membujuk Pangeran untuk menyerah kepada VOC.
Rupanya kehadiran Untung diamati oleh istri kedua pangeran Purboyo yang bernama Raden Ayu Goesik Kusuma putri dari Mangkubumi Amirang Kusuma dari kerajaan Kartasura.
Goesik jatuh cinta kepada Untung pada pandangan pertama.

Setelah kesepakatan dibuat maka dibuat perjanjian dimana pangeran Purboyo akan menyerah kepada untung yang kemudian akan diserahkan kepada pemerintah Belanda di Batavia.
Pada saat yang ditetapkan ternyata pasukan Belanda yang datang membuat satu kekeliruan besar, mereka menunjukan sikap yang tidak bersahabat dan bahkan bersitegang dengan pasukan Untung.
Karena pasukan Eropa ini menganggap bahwa pasukan Untung hanya merupakan pasukan kelas dua yang merupakan pasukan Budak dan bekas gerombolan perampok.
Saat itu Untung meradang, dan seluruh pasukan eropa itu dibunuh di tempat.

Pangeran Purboyo memberikan gelar Suropati kepada Untung atas keberanianya dalam menumpas pasukan Belanda yang menghina dirinya. Dan Raden Goesik dinikahkan dengan Untung setelah Untung mendengar kabar bahwa Suzana telah meninggal.
Kabar ini dibawa oleh kyai Hemboong yang datang untuk menjadi wali nikah antara Untung dengan Goesik.
Pasukan pangeran Purboyo kembali ke hutan untuk melanjutkan pertempuran, sementara pasukan untung bergerak ke arah timur.

Pasukan Belanda berusaha mengejar pasukan Untung, tetapi dalam perjalanan pengejaran tersebut, pasukan Belanda harus menerima kenyataan bahwa berkali kali Untung berhasil menipu bahkan membuat kerugian yang cukup besar bagi Belanda.
Di setiap daerah yang disinggahinya Untung membantu pejuang lokal untuk melawan Belanda.
Belanda benar benar kesal dengan ulah Untung Suropati.

Untung telah membuat kerugian besar dengan menyerang dan menghancurkan pasukan Belanda disepanjang Batavia-Cirebon.
Tahun 1684, ketika mencapai tegal pasukan suropati diterima dengan baik oleh Adipati Tegal, disana dia membantu Adipati Tegal menghancurkan kekuatan pasukan yang memberontak kepada Mataram.
Dengan bantuanya maka untung Suropati disarankan oleh Adipati Tegal untuk meminta perlindungan kepada Sultan Mataram.
Pasukan Suropati pun berangkat segera ke Kartasura untuk meminta perlindungan kepada Sultan Mataram.

Sultan Mataram Sunan Amangkurat II menerima Untung Suropati dengan senang hati. Bahkan sunan amangkurat meberikan tempat bagi Untung Suropati dan pasukanya di Babarong.
Tahun 1686, rupanya Belanda telah mencium kedatangan Suropati di Mataram.
Belanda mengirimkan pasukan kusus untuk menangkap suropati dibawah pimpinan langsung Comisarris Francois Tack, salah satu pemimpin yang memadamkan pemberontakan Sultan Ageng di Banten.

Kedatangan utusan Belanda membuat Sunan Amangkurat II bingung, dia tak mampu memberikan keputusan. Karena disatu sisi dia sangat kagum terhadap Suropati dan berniat menjadikanya sebagai kepala pasukan Bali di Mataram, tapi disisi lain dia tetap terikat dengan Belanda akibat perjanjianya ketika menumpas pemberontakan Trunojoyo.
Cakraningrat II adipati Madura merasa sangat risih dengan kedatangan Suropati. Dia merasa kedudukanya di istana terancam, Cakraningrat bersekutu dengan Belanda untuk menekan sunan agar menyerahkan Suropati.

Dengan berat hati sunan mengijinkan Francois Tack dan pasukan Madura dibawah Cakraningrat untuk menangkap Suropati di Babarong.
Dalam pertempuran singkat itu jatuh korban di kedua belah pihak.
Tapi Suropati cerdik dan berhasil untuk melarikan diri bersama pasukanya ke arah keraton. Kapten Tack sangat geram dengan lolosnya Suropati dan menyusul ke arah keraton. Di keraton pasukan Suropati dibantu pasukan Mangkubumi membuat kerusuhan palsu yang menjebak pasukan Tack dalam kepanikan.

Pasukan Suropati sendiri bersiap melakukan perang "puputan" yaitu perang sampai titik darah terahir, meraka menggunakan baju dan ikat kepala berwarna putih, lambang kesucian batin dan kesiapan menyongsong kematian.

Dalam kepanikan itu pasukan Tack disergap oleh pasukan "puputan" Suropati dan Francois Tack sendiri tewas ditikam Keris Kalamisani Suropati.

Keris ini digunakan oleh Trunojoyo dalam perjuanganya melawan dominasi Mataram dan Belanda di Jawatimur.
Dengan bantuan pasukan Mangkubumi maka pasukan Belanda di bawah Francois Tack bercerai berai, sisanya lari ke Benteng yang didirikan Belanda di dekat Keraton.

Sunan memberikan tanah kepada Suropati di Pasuruan. Dan dia diberikan kuasa untuk memerintah disana. Tanpa menunggu waktu Suropati berangkat ke timur melanjutkan perjuanganya. Disana dia memerintah dengan nama Adipati Wironegoro. Tahun 1699, Suropati membentuk pasukan yang kuat dan wilayahnya melebar sampai ke Madiun.
Saat itu jawa timur hampir seluruhnya berada di tangan laskar Bali.
Di timur Bali sudah lama merebut Blambangan dan menguasai wilayah sampai Probolinggo.
Tentu saja karena untung berdarah Bali maka hubungan antara Suropati dan Raja Bali baik bahkan saling membantu.

Tahun 1705, Amangkurat III bergabung dengan Suropati melawan Pakubuwono I (pangeran puger) yang merebut tahta dengan bantuan Belanda.
Cakraningrat II dan Belanda kebakaran jenggot.
Karena wilayah mereka di Surabaya dan Madura terancam oleh gerak pasukan Suropati.
Batavia mengeluarkan sikap tegas dan mengirim pasukan yang kuat ke wilayah Suropati. Sedikit demi sedikit benteng Suropati dibuat berjatuhan. Benteng Suropati di Madiun pertama direbut, tahun 1706, Benteng di Gunung Kelud juga direbut oleh Belanda. Amangkurat III menyerah kepada Belanda dan pasukan Pakubuwono. selanjutnya serangan langsung ke jantung pertahanan Suropati di Pasuruan.

Belanda mendapat bantuan langsung dari Pakubuwono I, Adipati Surabaya dan pasukan Madura cakraningrat II. Pasukan bantuan beserta pasukan Belanda menyerang benteng Suropati terahir di Bangil. Dalam pertempuran itu Suropati terluka parah akibat ledakan meriam. Dan terpaksa dibawa pulang ke Pasuruan, dan meninggal disana. Seorang budak yang dulunya disiksa dan dihina telah menjadi musuh yang sangat ditakuti oleh penjajah Belanda.

Dalam catatan Belanda Untung Suropati dicincang jenazahnya lalu dibakar dan abunya dibuang ke laut.
Tetapi dalam riwayat masyarakat dikatakan bahwa jenazah untung suropati dimakamkan di 2 tempat yaitu di Pasuruan dan di Pekuburan Raja di Malang.

Sedangkan Goesik Kusuma dan putra putranya terus melanjutkan perjuangan melawan Belanda di jawa Timur sampai akhir hayatnya.

------
Di dalam naskah kuno, setidaknya telah ditemukan tiga kisah kepahlawan Surapati, yaitu babad Surapati dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Balambangan. Dan, dibandingkan dengan kisah-kisah peperangan "semasa" lainnya, sepak terjang Untung Surapati memiliki suatu keunikan. Kisah diwarnai berbagai tragedi dalam kehidupan pribadi Untung Surapati.
Seorang penulis bernama Melati van Java mengangkat kisah Untung Surapati dalam sebuah roman berbahasa Belanda. Roman tersebut berjudul Van Slaaf Tot Vorst, terbit pada tahun 1887. Melati van Java adalah nama samaran dari Nicolina Maria Sloot, seorang Belanda yang dilahirkan dan pernah menetap selama 18 tahun di Semarang. Selain Melati van Java, penulis lokal, Abdoel Moeis, juga mengangkat kisah tentang Untung Surapati dalam bentuk roman. Karya Melati van Java pada tahun 1898 terbit di tanah Hindia, diterjemahkan oleh FH Wiggers. Wiggers dikenal sebagai jurnalis peranakan Eropa yang memelopori produksi karya-karya sastra di negeri ini. Terjemahan dari Van Slaaf Tot Vorst, yaitu Dari Boedak Sampe Djadi Radja disebut-sebut sebagai karya terpenting dari FH Wiggers.
-oOo-
 
Kisah Untung Suropati

sangat menarik, kapan yah kita bisa bincang bincang seputar kisah sejati Untung Suropati ?
saya sangat tertarik nih dan saya rasa seluruh bangsa ini patut tau akan hal ini... apalagi sekarang ini jangankan kisah sejarah, nama nama pelaku sejarah nya saja mungkin hanya segelintir yang tau...

ironis kan ?

mangkanya ....
 
Untung Surapati memang "Pangeran Cinta"...
wajah beliau tampan juga...
kisah cintanya perlu dibikinin sinetron kayaknya...
Romeo n Juliet aj kalah!
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.