• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[share]Pengalaman Ngiring Ida Sesuhunan

Vegetarian tidak mempengaruhi apapun dalam kehidupan spiritual kita


Sangat mempengaruhi bli
sesuai dengan penjelasan bli dibawah kata2 yang di bold ;)
 
Vegetarian tidak mempengaruhi apapun dalam kehidupan spiritual kita


Sangat mempengaruhi bli
sesuai dengan penjelasan bli dibawah kata2 yang di bold ;)

Tolong lebih dijelaskan lagi, saya belum mengerti maksudnya . .
 
@Jakaloco

Cek fakta bro, emang ada orang-orang suci Hindu (Maharesi, Mahayogi, Mahaguru) yang makan daging setelah beliau mencapai tingkat pencerahan tertinggi? Coba bro sebutkan beberapa. Apa Mpu Kuturan, Dang Hyang Dwi Jendra, dll dulu masih makan daging setelah mencapai tingkatan tsb?
 
@iws

@Jakaloco

Cek fakta bro, emang ada orang-orang suci Hindu (Maharesi, Mahayogi, Mahaguru) yang makan daging setelah beliau mencapai tingkat pencerahan tertinggi? Coba bro sebutkan beberapa. Apa Mpu Kuturan, Dang Hyang Dwi Jendra, dll dulu masih makan daging setelah mencapai tingkatan tsb?

Mereka makan daging ;)

Saya kutip sebuah kisah yg sangat terkenal "Gagakaking dan Bubuksah" :

Dikisahkan dua orang laki-laki bersaudara, kakak beradik, kakaknya bernama Kebo Mili dan adiknya Kebo Ngraweg. Kedua kakak beradik ini sejak kecil telah ditinggal mati oleh kedua orang tuanya. Berkat belas kasihan tetangganya, keduanya lalu dipungut dan dibesarkan. Tidak sebagaimana halnya dengan teman sebayanya, kedua anak ini menunjukkan perilaku yang berbeda, tidak suka bermain. Tidak suka kepada hal-hal keindahan keduniawian. Sudah sifatnya sejak kecil suka mempelajari tentang kebenaran, maka setelah remaja pun keinginan untuk mencari kebenaran itu semakin menjadi-jadi. Itulah sebabnya orang-orang sekitarnya menjadi tidak suka bahkan tidak segan-segan mengusirnya. Oleh karena keadaan ini, maka keduanya memutuskan untuk mencari seorang guru dan selanjutnya ingin menjalani kehidupan layaknya seorang pendeta.

Dalam usahanya mencari seorang guru agar berhasil sesuai dengan harapannya, mereka menuju ke pertapaan Mandhalangu. Atas penjelasan Ulukembang, seorang siswa dari pertapaan tersebut, akhirnya mereka berdua berketetapan hati untuk tidak memilih guru yang lain. Singkat kata, mereka akhirnya diterima sebagai muridnya. Keduanya lalu diganti namanya, sang kakak, Kebo Mili namanya menjadi Gagakaking, dan sang adik, Kebo Ngraweg diganti namanya menjadi Bubhuksah. Setelah dirasakan cukup menuntut ilmu, mereka berdua memutuskan untuk pergi bertapa di sebuah gunung. Akhirnya mereka tiba di sebuah gunung lalu membuat pertapaan. Sang kakak, Gagakaking, mengambil tempat di sebelah Barat menghadap ke Timur, sedangkan adiknya, Bubhuksah mengambil tempat sebelah Timur menghadap ke Barat. Di tengah-tengan dibangun sebuah balai tempat bercengkerama dan berdiskusi.

Dalam hidupnya kedua kakak beradik ini mengambil jalan yang berbeda. Sang Gagakaking menjalankan tapanya dengan memakan makanan yang tidak bernyawa (paham Sudha Sridanta) dan memuja langit. Di lain pihak, Sang Bubhuksah menjalankan tapanya dengan cara bherawa, yakni memakan makanan yang bernyawa termasuk binatang-binatang yang paling menjijikkan sekali pun. Tidak terkecuali, binatang apa pun yang masuk di dalam perangkapnya pasti disembelihnya.

Perbedaan cara hidup ini ini menyebabkan Gagakaking gelisah dan diyakini bahwa apa yang dilakukan oleh Bubhuksah ini telah melanggar cara seorang pertapa. Berkali-kali Gagakaking menasihatinya namun tidak berhasil. Bubhuksah yakin bahwa apa yang dilakukannya itu adalah tapa juga. Bubhuksah memahami bahwa jiwa itu adalah tunggal dan bersama tapanya itu berharap jiwa itu segera menyatu kembali ke asalnya. Bubhuksah yakin benar bahwa banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencapai alan sorga. Keduanya selalu berdebat dan bersikukuh bahwa apa yang dilakukannya itu adalah yang terbaik.

Pada puncak tapanya, membuat keadaan di sorga terusik. Dewa Indra lalu melaporkan kepada Dewa Siwa (Bhatara Guru) bahwa ada dua orang pertapa yang sama-sama sakti ingin berebut sorga. Dewa Siwa lalu mengutus Kala Wijaya untuk menyamar sebagai harimau putih untuk mengujinya. Siapa salah satu dari mereka yang tyaga pati, dialah yang berhak masuk sorga. Dalam mengujinya itu, harimau putih mendatangi Gagakaking dengan mengatakan ingin memakannya karena telah berjanji untuk memangsa seorang pertapa. Ternyata Gagakaking tidak tyaga pati, tidak mau dimangsa oleh harimau bahkan menyuruh harimau putih mendatangi adiknya, Bubhuksah. Oleh harimau putih dikatakannya bahwa Gagakaking hanya pandai berbicara. Selanjutnya, harimau putih mendatangi Bubhuksah. Bubhuksah lalu mohon waktu sebentar untuk mengambil binatang yang masuk perangkapnya. Setelah itu Bubhuksah menyerahkan diri kepada harimau putih untuk segera memangsa dirinya. Ternyata Bubhuksah tyaga pati. Lalu, harimau putih menjelaskan bahwa dirinya adalah utusan Dewa Siwa untuk mengujinya. Kemudian harimau putih mengajak Bubhuksah pergi sorga untuk menghadap kepada Dewa Siwa. Oleh karena Gagakaking dan Bubhuksah sebelumnya sudah berjanji seia sekata, baik suka maupun duka, maka Gagakaking pun diikutkan ke sorga. Bubhuksah duduk di punggung harimau sedangkang Gagakaking bergelantungan memegang ekor harimau. Dalam hati Bubhuksah merasa kasihan melihat Gagakaking seperti itu dan mengingatkan untuk terus berpegangan kuat-kuat.

Sesampainya di sorga, mereka disambut oleh para dewa. Lalu, mereka masing-masing diberi tempat sesuai dengan tapanya. Oleh karena Bubhuksah tyaga pati, dia berhak mendapatkan sorga yang terbaik dan tertinggi (sorga ketujuh). Sedangkan, Gagakaking diberikan sorga tingkat kelima (meru agung tumpang lima) lengkap dengan abdinya sebagai pahala atas tapanya yang juga sangat taat welas asih terhadap semua makhluk. Dewa Siwa mengingatkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan pasti akan mendapatkan pahala sesuai dengan perbuatannya karena semua perbuatan itu telah tercatat.

sumber : Gagakaking dan Bubuksah

Bro, manusia yg memakan daging hewan yg wajar untuk dimakan sebenarnya berbuat jasa lebih banyak dibandingkan vegetarian. Hewan2 yg dimanfaatkan oleh manusia akan mendapat "Panyupatan", termasuk yg dimakan dagingnya.
 
Masalah makan daging bukanlah masalah yang serius,kalau ada daging ya makan,kalau tidak ada juga tidak apa-apa,sebagai lelucon aja,kalau dengan tidak makan daging saja sudah menjamin sukses kultivasi,maka yg pasti sukses berkultivasi yah para sapi dan kambing,hehehe"peace".Saya mempunyai seorang ponakan,dia saat ditunasin memang katanya melik,sampai sekarang bila dia makan daging sapi,entah itu sengaja ataupun tidak sengaja pasti dimuntahkan,kalo kita sudah mencapai taraf tertentu pasti muncul fenomena seperti ini,sudah ada guru diatas(sesuhunan)yang mengatur,jadi yang alami saja,tidak usah di buat,lahir jadi manusia maka pantas memakan hewan dan tumbuhan,tidak mau makan juga tidak ada yang rugi ^_^
 
@iws



Mereka makan daging ;)

Saya kutip sebuah kisah yg sangat terkenal "Gagakaking dan Bubuksah" :



sumber : Gagakaking dan Bubuksah

Bro, manusia yg memakan daging hewan yg wajar untuk dimakan sebenarnya berbuat jasa lebih banyak dibandingkan vegetarian. Hewan2 yg dimanfaatkan oleh manusia akan mendapat "Panyupatan", termasuk yg dimakan dagingnya.

Kalau saya mau mencari cerita di kitab-kitab yg bertentangan dengan cerita anda juga saya dapat banyak, hehehe....
Yang pro makan daging akan mengumpulkan pustaka-pustaka yg mendukung pandangannya,
Yang pro vegetarian juga akan mengumpulkan pustaka-pustaka yg mendukung pandangannya,
Yang gak bisa dibantah itu adalah fakta yg ada yg bisa dilihat jaman sekarang, tentu saja yg dibandingkan populasi bukan case demi case
 
@iws

Kalau saya mau mencari cerita di kitab-kitab yg bertentangan dengan cerita anda juga saya dapat banyak, hehehe....
Yang pro makan daging akan mengumpulkan pustaka-pustaka yg mendukung pandangannya,
Yang pro vegetarian juga akan mengumpulkan pustaka-pustaka yg mendukung pandangannya,
Yang gak bisa dibantah itu adalah fakta yg ada yg bisa dilihat jaman sekarang, tentu saja yg dibandingkan populasi bukan case demi case

Ini bukan pandangan, apa yg saya sampaikan adl "piteket (wahyu)"..sastra agama ada yg dibuat berdasarkan wahyu ada yang dibuat berdasarkan imajinasi.
Ida Sesuhunan membebaskan untuk menjadi vegetarian ato tidak, akan tetapi Ida Sesuhunan akan menghukum orang tua yg mengajarkan anaknya menjadi vegetarian sejak kecil, karena anak tersebut dalam masa pertumbuhan. Sekali lagi saya tekankan "Ida Sesuhunan tidak melarang vegetarian, namun Beliau menganjurkan manusia untuk makan daging", karena daging banyak manfaatnya. Silahkan yang mana yang mau anda ikuti. Anda dan saya dan kita semua bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil.


DALEM

Hari Purnama yg lalu (13 Agustus 2011), Guru kami menjelaskan wahyu yg beliau terima dari Ida Sesuhunan tentang DALEM.
Kembali Ida Sesuhunan menegaskan tentang DALEM agar kami yg ngiring paham apa itu DALEM karena kami ngelungsur Panugrahan Dalem.

Jika kita masuk ke Pura Dalem, kita akan menemukan simbol2 yg menyeramkan, orang2 yg tidak memahami simbol2 tsb akan memiliki pemikiran2 yg tidak baik tentang DALEM. DALEM tidak lain dan tidak bukan adalah sthana Sang Hyang Siwa, dan Siwa adalah "inggihan Ida Sang Hyang Widhi", Siwa adl Tuhan itu sendiri.
Ada kisah yg menyebutkan bagaimana Bathara Brahma dan Bathara Wisnu bersaing memperebutkan gelar sbg yg terhebat di alam semesta, namun kemudian Sang Hyang Tunggal (Tuhan) sebagai Siwa menampakkan diriNya sbg Bathara Lingga, kemudian Bathara Wisnu turun ke bawah mencari dasar Lingga dan Bathara Brahma naik ke atas mencari ujung Lingga, sampai hari ini pun belum ditemukan!!Karena Maha Dalamnya (Dalem) Bathara Lingga (Siwa/Sang Hyang Tunggal).

Dalem adalah Ida Sang Hyang Widhi. Sthana Tuhan di lingkungan desa adalah Pura Dalem, di Lingkungan pulau Bali adalah Luhurin Gunung Agung.
Siwa dalam kehidupan atau disebut Siwa Sekala adalah "Sang maraga wiku utawi bhagawanta", Sulinggih adalah Siwa Sekala. Sthana Siwa dalam diri manusia adalah pada PIKIRAN, maka hanya yang bisa berpikir saja yang bisa menjamah Dalem(Tuhan) pada Buana Agung(Makro Kosmos). PIKIRAN yg jernih dan landep (tajam) akan bertemu Siwa(Dalem), tapi pikiran yg kacau dan tumpul(dangkal) akan bertemu Durga yg juga adl Dalem!!

Kemudian Guru kami menceritakan tentang percakapan antara Mpu Kuturan dan istrinya (Calonarang) yg terkait dengan Luhurin Dalem:
Di Tanah Jawa, Ida Mpu Kuturan sangat terkenal akan kepandaian, kesucian, dan keluhuran budinya. Banyak masyarakat yg datang ke pasraman beliau untuk meminta ajaran2 dan nasehat. Jika Mpu Kuturan mengatakan A maka pastilah A, jika B maka pastilah B. Semua orang sangat mengagumi kesiddhian beliau. Termasuk istrinya yaitu Calonarang, bahkan Calonarang sangat penasaran dan ingin memiliki kemampuan yg sama dgn suaminya. Suatu hari di waktu senggang, Calonarang menemui Mpu Kuturan untuk menanyakan "kesiddhian" Mpu Kuturan.
Calonarang : "Kakanda, engkau begitu menakjubkan, jika engkau mengatakan itu Utara walaupun itu Selatan maka pastilah itu Utara. Sesuatu yg tidak ada, namun jika engkau mengatakan itu ada, maka seketika itu pun ada!!Aku sangat kagum padamu!!Bolehkah aku tahu sebenarnya "kesiddhian" apa yang engkau miliki dan bagaimana cara mendapatkannya?"
Mpu Kuturan : "Adinda, kesiddhian yg aku miliki ini disebut Siddhi Ucap-Ucapan, tidak lain dan tidak bukan yang menganugerahkan adalah Luhurin Dalem . . ."
namun belum selesai Mpu Kuturan berbicara, Calonarang langsung berlari tergesa-gesa meninggalkan suaminya. Calonarang masuk ke tempat pemujaan, langsung memuja dan "ngadeg" Bathara ring Dalem. Namun apa yang terjadi?Yang turun bukannya Dewa Siwa dan Dewi Uma yang Maha Suci, tetapi Bathari Durga lah yg turun, yg wajahNya luar biasa menyeramkan, yang tubuhNya diselimuti api..karena ketika itu alam semesta belum siap menerima kedatangan Bathari Durga, maka terbakarlah pohon2 dan binatang2 yg ada di sekitar tempat pemujaan terkena api dari tubuh Bathari Durga.

Begitulah akibatnya jika hendak ngelungsur Panugrahan Dalem dengan tergesa-gesa dan penuh kedangkalan. Calonarang yg belum tahu jelas tentang Panugrahan Dalem terlalu berani untuk ngadeg Bathara Dalem, apalagi dengan tergesa-gesa dan dikuasai nafsu untuk memiliki Siddhi Ucap-Ucapan, akibatnya malah menyengsarakan makhluk lain!!Padahal Siddhi Ucap-Ucapan tidak bisa didapatkan dengan usaha apapun, dimohonkan pun tidak akan diberikan oleh Ida Sesuhunan Dalem. Siddhi Ucap-Ucapan hanya akan diberi oleh Ida Sesuhunan kepada manusia yg berjiwa suci, itu pun tanpa diminta.
Begitulah akibat dari PIKIRAN yang kacau, hendak hati ingin bertemu Siwa tapi yang datang malah Durga. Dalam mempelajari agama pun jg harus seperti itu, jangan asal terima tanpa DIPIKIRKAN matang-matang, apalagi mempelajari kitab yg tidak jelas siapa penyusunnya,latar belakang penyusunnya,dll..bukannya menemukan jalan menuju Siwa malah bertemu abdi2 Bathari Durga di tengah2 perjalanan yg menyebabkan kesengsaraan.
 
Jero,bagaimana agar pikiran kita bisa tajam?untuk agar jernih saya sudah berusaha membuang pikiran buruk,tapi kayaknya pikiran saya tidak tajam,maksudnya agak oon,hehehe tidak sepintar orang2sekarang,pikiran tajam yang saya maksudkan bukan karena diperoleh dengan pendidikan di bangku kuliah,yang saya ingin tanyakan juga,apakah pikiran tajam yang Jero maksudkan itu juga termasuk firasat2kita?terimakasih ^_^
 
Jero,bagaimana agar pikiran kita bisa tajam?untuk agar jernih saya sudah berusaha membuang pikiran buruk,tapi kayaknya pikiran saya tidak tajam,maksudnya agak oon,hehehe tidak sepintar orang2sekarang,pikiran tajam yang saya maksudkan bukan karena diperoleh dengan pendidikan di bangku kuliah,yang saya ingin tanyakan juga,apakah pikiran tajam yang Jero maksudkan itu juga termasuk firasat2kita?terimakasih ^_^

Yg saya maksud dgn pikiran yg tajam bukanlah yg nilai matematika dan fisikanya 100 atau lulus kuliah dengan cumlaude. Sebelum saya menerangkan bagaimana caranya "menajamkan" pikiran, saya akan menjelaskan sedikit ttg panugrahan yg kami lungsur. Panugrahan dari Ida Sesuhunan secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu panugrahan yg sifatnya murka dan panugrahan yg sifatnya suci. Yg dimaksud dengan panugrahan yg sifatnya murka bukanlah penugrahan yg niatnya jelek akan tetapi panugrahan yg bisa dilihat dengan mata karena berwujud benda konkrit, sedangkan panugrahan suci adl panugrahan yg tdk bisa dilihat dgn mata (abstrak) namun bs dirasakan. Kedua jenis panugrahan ini sama2 memerlukan ketajaman pikiran untuk mendapatkannya, jika pikiran tidak tajam maka panugrahan tidak akan bersifat utama dan bahkan mungkin tidak akan turun.
Guru kami pernah mengajarkan bahwa manusia memiliki gelombang otak, gelombang inilah yg digunakan untuk nyujur Siwa di alam Niskala. Namanya gelombang tentu memiliki frekuensi dan panjang gelombang, kedua hal ini bisa ditambah ataupun dikurangi. Ketajaman pikiran bukanlah "bakat sejak lahir", ini bisa dilatih.
Saya akan ceritakan proses ketika kami ngelungsur panugrahan yg sifatnya suci:
Kami duduk dengan tertib di depan Gedong Sthana Ida Sesuhunan, kemudian Guru kami memberi aba2 agar bernafas secara teratur, semakin lama nafas semakin dikurangi..semakin lembut..semakin jarang..lalu tahan nafas, kemudian beliau memerintahkan kami untuk membayangkan ada cahaya putih di atas ubun-ubun, dengan tangan kanan ambil cahaya itu pegang erat-erat lalu telan melalui mulut..seketika itu ada beberapa orang yg "kerauhan" namun lebih banyak yg tidak mengalami apa2, saya adl yg "kerauhan" paling keras, orang lain sudah berhenti kerauhan, saya masih saja kerauhan sampai memukul-mukul paha,sampai ada yg memerciki tirta baru saya berhenti. "Kerauhan" ini karena panugrahan suci yg dilungsur bersifat utamaning utama, sedangkan yg tidak kerauhan sifatnya madya. Lalu, mengapa ada yg memperoleh utamaning utama dan ada yg madya?
1. Orang yg memperoleh utamaning utama, nafasnya lebih kuat dan teratur dibandingkan yg madya.
2. Orang yg memperoleh utamaning utama, kemampuan visualisasi(membayangkan) dgn pikirannya lebih tinggi drpd yg madya.
3. Orang yg memperoleh utamaning utama, keyakinannya kpd Ida Sesuhunan lebih tinggi dibandingkan yg madya.

Saya akan ajarkan cara menajamkan pikiran:
1. Melukat, setiap hari Purnama dan Pujawali di pura tempat anda nyungsung minumlah air bungkak nyuh gading secara rutin,ato klo bisa setiap hari2 suci menurut agama Hindu misalnya Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon, Tumpek, dll. Kemudian melukat dengan air bungkak nyuh gading, atau dilakukan di pantai,danau,sumber air payau. Ketika anda melukat di laut/air payau/danau mohonlah penglukatan,pesucian,pakramas kepada Sang Hyang Baruna dan Bathara Hyang Dewi Danu, ketika anda melukat bayangkan jika kekotoran2 perbuatan,tingkah laku,dan perkataan anda dilebur/dibersihkan oleh air laut/danau/payau dan yakinlah!!
2. Hindari makan daging sapi dan darah. Jika anda secara tidak sengaja ataupun pernah dengan kesengajaan segeralah minum air bungkak nyuh gading sebelum 3 hari sejak anda memakan kedua hal yg dilarang td yaitu sapi dan darah.
3. Berlatih visualisasi. Ini agak sulit dilatih, apalagi jika anda tidak punya tempat suci di rumah seperti Kamar Suci, Parhyangan,ato Merajan. Karena jika anda berlatih di pura2 yg sifatnya umum seperti Kahyangan Tiga bersiap-siaplah anda untuk dipergunjingkan oleh masyarakat karena nanti anda akan dikira mendalami ilmu hitam. Sebaiknya anda tangkil ke Sad Kahyangan ato Dang Kahyangan. Visualisasi yg saya maksud di sini adalah, "membayangkan dlm pikiran", bayangkan jika di Gedong atau Meru atau Padmasana, Ida Sesuhunan sudah bersthana. Anda boleh mewujudkan Ida Sesuhunan dlm pikiran anda sebagai cahaya putih, Ongkara, Sang Hyang Acintya, Dewa Siwa, dll. Teruslah berusaha sampai anda berhasil, jika anda berhasil maka anda akan merasakan vibrasi/getaran. Dan akan lebih berhasil lagi jika ketika anda memejamkan mata,ada cahaya putih bersinar selama 1-2 detik di mata ketiga (antara dua alis mata).
4. Latihlah kekuatan nafas. Agama kita begitu hebat, kita diajarkan untuk melakukan Pranayama sblm memuja Tuhan. Kekuatan dan keteraturan nafas kita mempengaruhi gelombang otak kita, dan ini adl dasar untuk memperoleh pikiran yg tajam.
5. Bersujud. Selesai bersembahyang biasakanlah untuk bersujud di depan Sthana Ida Sesuhunan, bersujudlah seperti sujud umat Muslim (sikap Bajrasana), ketika anda bersujud ciumlah anak tangga/batar Sthana tersebut sebanyak 3x dengan penuh cinta kasih kpd Ida Sesuhunan dan bayangkan kekerdilan anda,betapa kecilnya anda di hadapan Ida Sesuhunan. Kami yg ngiring selalu melakukan ini setiap tirta yatra dimanapun.
6. Natab, yg dimaksud dengan natab adalah menatap Sthana Ida Sesuhunan,dlm posisi berdiri ataupun duduk, kemudian dengan kedua tangan "raup" atau "tatab" Sthana trsbt dan letakkan di atas ubun-ubun sebanyak 3x, ini sbg simbol kita nyungsung/menjunjung Ida Sesuhunan.
7. Luangkan waktu untuk bersembahyang sendirian. Sulit rasanya untuk melatih ketajaman pikiran jika anda sembahyang berjama'ah. Sekali-kali luangkan waktu anda untuk bersembahyang sendirian, hanya anda dengan Ida Sesuhunan. Rasakan pertemuan anda dgn Ida Sesuhunan seperti seorang anak yg tidak bertemu orang tuanya selama berpuluh-puluh tahun. Rasakan kerinduan yg mendalam kepadaNya.

Jika ada pertanyaan silahkan ditanyakan di sini, terima kasih.
 
Suksma Jero,saya lakukan saja dulu,kalo ga dilakukan,belum tahu kurangnya nanti dimana,suksma sudah dijelaskan panjang lebar begini:) ^_^ (:
 
Oh,iya Jero,banten minimal selain bawa klungah nyuh gading adalah mala prascita yah?makasih ^_^
 
"jangan asal terima tanpa DIPIKIRKAN matang-matang"

Benar sekali bro Jakaloco, saya setuju dengan pernyataan anda yg saya bold, saya jg sedang memikirkan matang-matang semua yg anda posting disini dan tdk menerima begitu saja apa yg anda jelaskan. Kan memang wajib spt itu bro, semua orang memang hrs melakukan hal tsb. Pengetahuan dan pemahaman saya berasal dari banyak sumber, salah satunya dari posting-posting anda, dan tentu saja saya selalu melakukan analisis dan sintesis untuk memperoleh pemahaman yg bisa diterima oleh pikiran saya.

Pernah gak kebayang membandingkan populasi yg makan daging dengan populasi yg gak makan daging? Ada gak perbedaan karakter, perilaku, ketenangan, ketaatan, moral, dsb diantara kedua kelompok tsb? Itu yang saya maksud sebagai fakta bro.
 
Bro iws,kita sama-sama sedang mendaki gunung,tujuannya sama yaitu puncaknya,tapi metode kita berbeda-beda,rutenya beda,guidenya juga beda,hehehe.Tapi ujung2nya akan ketemu di puncak sana,terharu,maem bareng dan berfoto bersama.Berikut sumber yang mohon Bro jadikan pertimbangan juga,salah satu ceramah 9 hari dari Mr.Li Hongzhi.Kita sama2tertatih-tatih mencari kebenaran,mari kita sama2 tetap melangkah:)


Masalah Makan Daging
Makan daging juga merupakan masalah yang sangat sensitif, tetapi makan daging tidak sama dengan membunuh kehidupan. Anda sekalian telah sekian lama belajar Fa, namun kami tidak pernah meminta anda untuk tidak makan daging. Ketika anda baru saja mulai belajar, banyak master Qigong yang segera memberitahu anda: "Sejak mulai sekarang tidak boleh makan daging lagi." Mungkin anda berpikir: "Dengan tiba-tiba tidak boleh makan daging, belum ada persiapan mental. Di rumah hari ini mungkin ada ayam yang direbus, atau ikan yang dipanggang, baunya sangat lezat, malah tidak boleh makan." Xiulian dalam agama juga demikian, secara paksa tidak diperkenankan makan. Gong aliran Buddha umumnya, sebagian Gong aliran Dao juga demikian ajarannya, tidak boleh memakannya. Kita di sini tidak meminta anda berbuat demikian, tetapi kita juga berbicara ini. Lalu bagaimana ajaran kita? Karena metode Gong kita ini adalah metode Gong yang berupa Fa melatih manusia. Yang dimaksud metode Gong yang berupa Fa melatih manusia, yakni beberapa keadaan yang dapat dimanifestasikan pada Gong maupun pada Fa. Dalam proses latihan Gong, pada tingkat berbeda dapat timbul keadaan yang berbeda. Jadi pada suatu hari atau pada hari ini, setelah saya selesai memberikan pelajaran, mungkin ada yang sudah memasuki keadaan tersebut: Sudah tidak dapat makan daging lagi, tercium bau sangat amis, segera akan muntah ketika memakannya. Bukan secara buatan mengendalikan anda agar tidak dapat memakannya, atau anda yang mengendalikan diri agar tidak dapat memakannya, melainkan berasal dari lubuk hati anda sendiri, sesampainya pada tingkat ini, dari refleksi yang timbul pada Gong anda tidak dapat makan daging lagi, bahkan jika anda memaksa menelan, benar-benar akan dimuntahkan kembali.
Praktisi kita yang lama sudah tahu, Xiulian Falun Dafa akan dapat timbul keadaan tersebut, pada tingkat berbeda dapat merefleksikan keadaan yang berbeda. Ada juga praktisi yang bernafsu agak besar, keinginan untuk makan daging sangat kuat, biasanya sangat banyak makan daging. Ketika orang lain sudah merasa sangat amis terhadap daging, dia tidak merasa amis, masih dapat memakannya. Agar dia dapat menyingkirkan keterikatan ini, apa yang harus dilakukan? Setiap dia makan daging, akan sakit perut, jika tidak makan tidak akan sakit, dapat terjadi keadaan semacam ini, artinya tidak boleh memakannya lagi. Apakah aliran kita ini mulai sekarang sudah tidak punya kemungkinan makan daging lagi? Bukankah demikian adanya. Bagaimana harus menyikapi masalah ini? Tidak dapat memakannya adalah suatu keadaan yang benar-benar berasal dari lubuk hati bahwa sudah tidak dapat memakannya lagi! Apakah tujuannya? Xiulian di dalam biara yang memaksa anda tidak dapat memakannya dibandingkan cara kita berupa refleksi tidak dapat memakannya, semua adalah ingin menyingkirkan nafsu keinginan dan keterikatan hati manusia terhadap daging.
Ada yang benar-benar tidak dapat menelan nasi jika tanpa daging dalam mangkuk nasinya, itu adalah nafsu keinginan manusia biasa. Suatu pagi saya melewati pintu belakang Taman Kemenangan di Changchun, ada tiga orang keluar dari pintu belakang tersebut sambil berbicara berteriak-teriak, salah satu di antaranya berkata: "Berlatih Gong macam apakah sehingga tidak dapat makan daging, biar hidup berkurang sepuluh tahun saya juga tetap makan daging!" Sebuah nafsu keinginan yang begitu kuat. Coba anda pikirkan, apakah nafsu keinginan tersebut pantas untuk disingkirkan? Tentu pantas disingkirkan. Proses Xiulian seseorang adalah menyingkirkan segala nafsu keinginan maupun keterikatan hati manusia. Secara terus terang, jika keinginan makan daging belum tersingkir, bukankah keterikatan hatinya juga belum tersingkir? Apakah dapat berkultivasi sempurna? Oleh karena itu, asalkan merupakan keterikatan hati, maka harus disingkirkan. Tetapi juga tidak berarti dari sekarang selamanya tidak akan makan daging lagi, agar tidak makan daging itu sendiri bukan merupakan tujuan, tujuannya adalah supaya anda tidak punya keterikatan hati tersebut. Jika dalam kurun waktu tidak dapat makan daging, anda berhasil menyingkirkan keterikatan hati ini, kelak mungkin akan dapat makan daging lagi, tidak berbau amis lagi, juga tidak begitu memualkan jika dimakan, pada waktu itu anda boleh makan, tidak ada masalah.
Setelah anda dapat makan daging lagi, keterikatan hati anda sudah hilang, selera dan nafsu keinginan anda terhadap daging sudah tidak ada lagi. Namun dapat terjadi suatu perubahan yang besar, selanjutnya bila makan daging sudah tidak terasa lezat, jika masakan di rumah ada dagingnya anda akan ikut makan, jika tidak tersedia juga tidak apa, dimakan tidak terasa lezat, dapat terjadi keadaan seperti ini. Tetapi Xiulian di tengah manusia biasa adalah sangat rumit sekali, di rumah selalu memasak daging, lama kelamaan jika anda makan kembali akan terasa lezat, kelak dapat kambuh, dalam seluruh proses Xiulian dapat kambuh berkali-kali. Tiba-tiba anda kembali sudah tidak dapat makan lagi, jika sudah tidak dapat makan, maka jangan dimakan, benar-benar sudah tidak dapat makan, jika dimakan pasti akan muntah. Tunggu sampai saat anda dapat makan, baru makan, ikuti keadaan secara wajar. Makan atau tidak makan daging itu sendiri bukan merupakan tujuan, menyingkirkan keterikatan hati tersebut adalah titik krusialnya.
Aliran Falun Dafa kita ini prosesnya relatif cepat, asalkan anda meningkatkan Xinxing, setiap tingkat akan terterobos dengan sangat cepat. Ada orang memang tidak terlalu terikat terhadap daging, ada atau tidak, tidak jadi soal. Orang seperti ini bertahan satu atau dua minggu juga sudah akan melewati, sudah dapat mengikis habis keinginan ini. Ada yang perlu bertahan hingga satu, dua, tiga bulan, bahkan setengah tahun, tanpa sebab yang amat khusus tidak melampaui satu tahun, juga sudah akan dapat makan kembali. Karena daging sudah merupakan satu bagian penting dari makanan manusia. Tetapi yang khusus berkultivasi dalam kuil tidak boleh makan daging.
Kami akan berbicara tentang pemahaman makan daging dalam agama Buddha. Dalam agama Buddha primitif yang paling dini tidak berpantang daging. Pada masa itu ketika Sakyamuni membawa pengikutnya masuk hutan untuk berkultivasi dengan tekun, sama sekali tidak ada ketentuan disiplin berpantang daging. Mengapa tidak ada? Karena ketika Sakyamuni mengajarkan Dharma pada lebih dari 2.500 tahun yang lalu, masyarakat manusia sangat terbelakang, ada banyak daerah punya usaha pertanian, ada banyak daerah belum punya usaha pertanian, luas lahan garapan sangat sedikit, di mana-mana adalah hutan. Padi-padian sangat kurang, juga sangat langka. Manusia yang baru saja lahir dari masyarakat primitif, terutama hidup dengan berburu, ada banyak daerah mengutamakan makanan daging. Sakyamuni berupaya semaksimal mungkin melepaskan keterikatan hati manusia, pengikutnya tidak diperkenankan punya sangkut paut dengan segala harta maupun benda apa pun, memimpin mereka meminta makan maupun sedekah. Memakan apa yang diberikan orang, selaku seorang praktisi Gong juga tidak boleh memilih-milih makanan, makanan yang diberikan mungkin mengandung daging.
Namun dalam agama Buddha primitif ada ajaran yang berpantang Hun. Berpantang Hun berasal dari agama Buddha primitif namun pada zaman sekarang makan daging telah dianggap sebagai Hun. Sebenarnya Hun pada masa itu bukan ditujukan pada daging, itu ditujukan pada makanan jenis bawang merah, jahe maupun bawang putih. Mengapa ia dapat dipandang sebagai Hun? Banyak biksu zaman sekarang juga tidak dapat menjelaskan, karena banyak di antara mereka tidak mengutamakan kesungguhan berkultivasi, juga banyak ajaran yang tidak diketahui. Ajaran yang diberikan Sakyamuni disebut: "Berpantang - Samadhi - Kebijakan." Berpantang ialah menghentikan segala nafsu keinginan manusia biasa. Samadhi dimaksudkan agar praktisi yang Xiulian harus sepenuhnya berdhyana maupun duduk bermeditasi, harus sepenuhnya mencapai samadhi. Segala gangguan yang menyebabkan tidak dapat mencapai samadhi, maupun tidak dapat Xiulian, seluruhnya dipandang sebagai gangguan yang serius, siapa saja jika memakan bawang merah, jahe maupun bawang putih akan sangat berbau. Pada masa itu biksu tinggal di hutan maupun di dalam gua, tujuh atau delapan orang berkeliling jadi satu lingkaran, duduk bermeditasi berkeliling dalam satu lingkaran per satu lingkaran. Jika ada yang menyantap makanan ini, dapat menimbulkan bau tajam sangat menyengat, mempengaruhi orang duduk bermeditasi, mempengaruhi orang untuk mencapai samadhi, secara serius mengganggu orang berlatih Gong. Oleh sebab itu lalu ada sebuah ketentuan disiplin ini, dan memandangnya sebagai Hun, dilarang menyantap makanan ini. Makhluk berjiwa hasil Xiulian yang banyak terbentuk dalam tubuh manusia sangat sebal pada bau keruh ini. Selain itu bawang merah, jahe maupun bawang putih juga dapat merangsang timbulnya nafsu keinginan, jika keseringan makan juga ketagihan, oleh karena itu ia dipandang sebagai Hun.
Pada dahulu kala banyak biksu setelah Xiulian mencapai tingkat sangat tinggi, berada dalam keadaan Kai Gong atau semi Kai Gong, juga tahu sejumlah ketentuan disiplin dalam proses Xiulian tersebut tidak jadi masalah bila tidak dipatuhi. Bila sudah dapat melepaskan keterikatan tersebut, bahan itu sendiri tidak akan menimbulkan efek, sebaliknya yang benar-benar mengganggu manusia ialah keterikatan tersebut. Oleh karena itu secara historis para biksu tingkat tinggi juga telah melihat, bahwa masalah manusia makan daging bukan merupakan suatu masalah yang krusial, kunci permasalahannya ialah dapat atau tidak melepas keterikatan tersebut, sepanjang tidak punya keterikatan hati, untuk makan apa saja guna mengenyangkan perut adalah boleh saja. Xiulian dalam biara selalu demikian adanya, banyak orang sudah terbiasa dengan cara ini. Selain itu sudah bukan semata-mata merupakan suatu masalah ketentuan disiplin, sudah jadi sistem peraturan dalam kuil, sama sekali telah dilarang memakannya, juga telah terbiasa untuk berkultivasi dengan cara ini. Kita bicarakan biksu Jigong, yang ditonjolkan secara kontras melalui karya seni, biksu seharusnya berpantang daging, dia makan daging, sehingga membuatnya jadi sangat menonjol. Sebenarnya, ketika Jigong diusir dari Kuil Lingyin, tentu saja makanan telah jadi masalah yang sangat penting baginya, kehidupannya pun telah jadi gawat. Guna mengenyangkan perut, dia memakan apa saja yang dapat dicomot, asalkan dapat mengenyangkan perut dan bukan terikat pada salah satu jenis makanan, tidak akan bermasalah. Setelah Xiulian mencapai taraf itu, dia mengerti prinsip tersebut, sebenarnya Jigong juga hanya kebetulan pernah makan daging dalam satu atau dua kali saja. Begitu dikatakan biksu makan daging, penulis buku juga merasa tertarik, judul makin mengejutkan orang makin ingin membaca, karya seni harus bersumber pada kehidupan namun di luar kenyataan hidup, dengan demikian tersebar luas. Sebenarnya bila benar-benar telah menyingkirkan keterikatan hati itu, untuk mengenyangkan perut apa yang dimakan juga tidak akan bermasalah.
Di Asia Tenggara atau di bagian selatan Tiongkok, maupun sekitar Guangdong dan Guangxi, ada sejumlah penganut Buddha awam ketika berbicara, mereka tidak mengatakan berkultivasi Buddha, seolah-olah berkultivasi Buddha adalah sebuah istilah yang sudah terlalu ketinggalan zaman, mereka mengaku bahwa mereka berpantang daging atau vegetarian, maksudnya mereka vegetarian yang berkultivasi Buddha. Mereka menganggap kultivasi Buddha adalah hal yang demikian sederhana. Apakah dengan jadi vegetarian sudah dapat berkultivasi Buddha? Anda tahu, bahwa makan daging hanya merupakan suatu keterikatan manusia, nafsu keinginan, semata-mata satu keterikatan ini, hanya menyingkirkan satu keterikatan ini. Masih perlu menyingkirkan juga perasaan cemburu, nafsu bersaing, perasaan puas diri, mentalitas pamer, berbagai macam keterikatan hati, keterikatan hati manusia adalah banyak, segala keterikatan hati yang ada, berbagai macam nafsu keinginan, semua harus disingkirkan, dengan demikian baru dapat mencapai kesempurnaan Xiulian. Bagaimana mungkin hanya menyingkirkan keterikatan makan daging, lalu dapat berkultivasi Buddha? Anggapan tersebut tidak benar.
Manusia dalam masalah makan tidak hanya pada makan daging saja, keterikatan pada makanan apa pun juga tidak benar, demikian pula benda yang lain. Bila seseorang mengatakan justru suka makanan tertentu, ini juga merupakan nafsu keinginan, praktisi Xiulian setelah mencapai taraf tertentu, tidak punya keterikatan ini. Tentu saja ajaran Fa kita sangat tinggi, berdasarkan berbagai tingkat berbeda yang diajarkan dalam satu gabungan, seketika mencapai taraf tersebut adalah tidak mungkin. Katakan anda ingin makanan tertentu, bila benar-benar tiba saatnya Xiulian telah mencapai keharusan menyingkirkan keterikatan hati itu, anda tidak akan dapat makan lagi, jika anda makan rasanya tidak keruan, tidak dapat dikatakan apa rasanya. Ketika saya bertugas di tempat kerja, kantin tempat kerja selalu merugi, akhirnya bangkrut. Setelah bangkrut setiap orang membawa makanan dari rumah. Di waktu pagi memasak sedikit makanan, sibuk dan tergesa-gesa sangat memerlukan banyak tenaga untuk tugas ke tempat kerja. Kadang-kadang membeli dua buah Mantou, membeli sepotong tahu berbumbu kecap. Menurut aturan makanan yang demikian ringan tentu sudah boleh, selalu makan ini juga tidak benar, keterikatan hati ini juga harus disingkirkan. Baru saja anda ingin melihat tahu, segera anda mual, tidak sanggup makan sekalipun berusaha memakan, juga dikhawatirkan anda timbul keterikatan hati. Tentu saja hal ini harus setelah Xiulian mencapai taraf tertentu, ketika baru mulai tidak akan demikian.
Dalam aliran Buddha tidak boleh minum arak, pernahkah anda melihat Buddha menjinjing guci arak? Tidak ada. Saya katakan daging tidak boleh dimakan, Xiulian di tengah manusia biasa, setelah keterikatan hati tersingkir, kelak makan lagi juga tidak jadi masalah. Namun jika sudah berhenti minum arak, tidak boleh minum lagi. Pada tubuh praktisi Gong bukankah selalu memiliki Gong? Berbagai bentuk Gong, ada kemampuan Gong yang tampak di permukaan tubuh anda, kesemuanya murni. Ketika anda sekali minum arak, seketika semua meninggalkan tubuh, dalam sekejap itu tubuh anda telah kosong tak bersisa, siapa pun takut pada bau tersebut. Bila anda dihinggapi kebiasaan ini adalah sangat menyusahkan, minum arak dapat kehilangan akal budi. Beberapa Xiulian Maha Dao mengapa harus minum arak? Karena mereka bukan Xiulian Zhu Yuanshen, tapi bertujuan membius Zhu Yuanshen.
Ada yang gemar minum arak sesuka jiwanya, ada yang menikmati minuman keras, ada yang telah kecanduan sampai keracunan alkohol, bahkan tidak sanggup mengangkat mangkuk nasi jika tidak minum. Kita selaku praktisi Gong tidak selayaknya seperti ini. Minum arak sudah tentu dapat ketagihan, karena ia memang merupakan nafsu keinginan yang merangsang saraf ketagihan manusia, makin minum makin ketagihan. Selaku seorang praktisi Gong kita pikirkan baik-baik, bahwa keterikatan hati semacam ini patut atau tidak disingkirkan? Keterikatan ini juga harus disingkirkan. Ada yang berpikir: "Tidak demikian, tugas saya mengantar jemput tamu, atau saya khusus bertugas ke luar untuk menjalin relasi bisnis, tanpa minum alkohol tidak mudah menyelesaikan urusan." Menurut saya tidak mesti demikian, biasanya dalam berbisnis, terutama berbisnis maupun berurusan dengan orang asing, anda minta minuman ringan, dia minta air mineral, yang lain minta segelas bir. Tidak ada yang memaksa anda minum, anda minum pilihan anda sendiri, minumlah sebanyak yang anda inginkan, terutama pada kaum intelektual, makin tidak akan terjadi peristiwa semacam ini, acap kali adalah demikian.
Merokok juga suatu keterikatan, ada yang beranggapan merokok dapat menyegarkan semangat, menurut saya itu adalah pendapat yang menipu diri sendiri dan orang lain. Sebagian orang setelah lelah bekerja atau lelah menulis, ingin beristirahat sebentar lalu menghisap sebatang rokok, mereka merasa setelah selesai merokok lalu jadi bersemangat. Sebenarnya tidak demikian, sebabnya adalah mereka telah beristirahat sejenak. Pikiran manusia dapat menciptakan suatu kesan yang salah, bahkan dapat menyebabkan suatu ilusi. Akhirnya benar-benar terbentuk suatu konsep, terbentuk suatu kesan salah, anda merasa seolah-olah merokok dapat menyegarkan semangat, padahal sama sekali tidak mungkin, ia tidak berpengaruh. Merokok tidak ada faedahnya sedikit pun terhadap tubuh manusia, orang yang sudah lama merokok, ketika tubuh dibedah dokter, terlihat batang tenggorokan hitam semua, bagian dalam paru-paru pun menghitam.
Kita praktisi Gong bukankah ingin memurnikan tubuh? Terus-menerus memurnikan tubuh, terus-menerus berkembang ke tingkat tinggi. Jika anda malah memasukkan ke dalam tubuh, bukankah anda justru berbalikan dengan kita? Selain itu ia juga merupakan suatu nafsu keinginan yang sangat kuat. Ada yang juga tahu itu tidak baik, hanya saja tidak sanggup menghentikan. Padahal saya beritahu anda, mereka tidak punya sebuah pikiran yang tepat untuk digunakan sebagai bimbingan, kalau ingin segera menghentikan tidak begitu mudah. Selaku seorang praktisi Xiulian, hari ini anda anggap itu sebagai sebuah keterikatan yang harus disingkirkan, coba lihatlah anda dapat atau tidak menghentikannya. Saya memberi nasehat kepada anda, bagi yang sungguh-sungguh ingin Xiulian sejak sekarang hentikan kebiasaan merokok anda, dijamin anda sanggup menghentikan. Di dalam arena belajar ini tidak ada yang teringat pada rokok, jika anda ingin melepaskan dijamin anda berhasil, merokok lagi sudah tidak keruan rasanya. Anda baca buku sampai pada pelajaran ini, juga dapat timbul efek ini. Tentu saja bila anda tidak ingin Xiulian, kami tidak akan hirau, selaku seorang praktisi Xiulian, saya kira anda harus menghentikannya. Saya pernah memberi sebuah contoh, pernahkah anda melihat Buddha maupun Dao yang duduk dengan batang rokok terselip di bibir? Mana ada yang begitu? Selaku seorang praktisi Xiulian, apakah tujuan anda? Bukankah anda harus menghentikannya? Oleh karena itu saya katakan jika anda ingin Xiulian, anda segera menghentikannya, ia merusak kesehatan anda, juga merupakan suatu nafsu keinginan, justru berbalikan dengan ketentuan kita selaku praktisi Xiulian.
 
@iws

"jangan asal terima tanpa DIPIKIRKAN matang-matang"

Benar sekali bro Jakaloco, saya setuju dengan pernyataan anda yg saya bold, saya jg sedang memikirkan matang-matang semua yg anda posting disini dan tdk menerima begitu saja apa yg anda jelaskan. Kan memang wajib spt itu bro, semua orang memang hrs melakukan hal tsb. Pengetahuan dan pemahaman saya berasal dari banyak sumber, salah satunya dari posting-posting anda, dan tentu saja saya selalu melakukan analisis dan sintesis untuk memperoleh pemahaman yg bisa diterima oleh pikiran saya.

Pernah gak kebayang membandingkan populasi yg makan daging dengan populasi yg gak makan daging? Ada gak perbedaan karakter, perilaku, ketenangan, ketaatan, moral, dsb diantara kedua kelompok tsb? Itu yang saya maksud sebagai fakta bro.

Sumber: [share]Pengalaman Ngiring Ida Sesuhunan - Halaman 13 - IndoForum https://www.forum.or.id/t56052-13/#ixzz1VfAaoNjF
Hak Cipta: Forum IF - Komunitas Online Indonesia - IndoForum

Tepat sekali. Memang itu yg saya harapkan dari umat Hindu. Kritis dan cerdas. Anda tidak boleh percaya kepada saya begitu saja, apalagi anda tidak melihat secara langsung. Silahkan kita berdiskusi, karena saya yakin postingan saya di thread ini diberkati oleh Ida Sesuhunan. Mereka yang niatnya mencari kebenaran, dengan sendirinya akan mengikuti postingan saya walaupun pada awalnya dia menentang. Mereka yang memusuhi saya di thread ini ataupun di thread lainnya pada akhirnya menjadi teman saya. Dan ini sudah terjadi. Ada yg dongkol kepada saya, namun diam2 dia terus mengikuti thread ini, karena dia belum pernah mendengar yg seperti ini.

Klo soal fakta karakter antara yg makan daging dengan vegetarian yang saya alami secara pribadi, saya pny tmn seorang wanita vegetarian dan pengikut sai baba, namun sangat temperamental dan bicaranya seringkali kurang sopan. Saya tidak habis pikir mengapa vegetarian bisa lebih beringas daripada yg makan daging. Ibu saya seorang pemakan daging, tapi beliau sangat lemah lembut dan sopan, dan satu hal lagi, Guru kami pernah datang ke rumah kami untuk menanyakan apakah ibu saya bersedia untuk nyungsung keris panugrahan dari (sugra titiang) Ratu Ayu Dalem, Dewi Tertinggi di alam semesta!!Karena Beliau menyayangi dan memperhatikan ibu saya. Bayangkan seorang pemakan daging dikasihi oleh Beliau, sedangkan teman saya seorang vegetarian ternyata bernasib sial menjadi pengikut seorang penipu berambut kribo yg bernama sai baba, ckckckck.
Tapi sekali lagi, anda jangan percaya begitu saja kepada cerita saya. Yg jelas saya bertanggung jawab atas semua yg saya tulis di sini, Ida Sesuhunan Maha Melihat.

@triadnyana

Oh,iya Jero,banten minimal selain bawa klungah nyuh gading adalah mala prascita yah?makasih ^_^

Sumber: [share]Pengalaman Ngiring Ida Sesuhunan - Halaman 13 - IndoForum https://www.forum.or.id/t56052-13/#ixzz1Vf7kzjQn
Hak Cipta: Forum IF - Komunitas Online Indonesia - IndoForum

Canang sari saja cukup, tapi kalo bisa menyediakan banten lebih bagus lagi. Bantennya disesuaikan dengan tujuan. Dan jangan lupa satu hal yaitu sajeng/tabuh, metabuhlah dulu sebelum anda melaksanakan apa2 yg saya jabarkan untuk menenangkan para butha kala yg ikut mengiringi Ida Sesuhunan,

Oya hampir saya lupa, ada 1 hal lagi yg harus anda laksanakan untuk menajamkan pikiran yaitu berpuasa. Nanti akan saya posting bagaimana cara berpuasa yg benar menurut piteket Ida Sesuhunan. Menurut piteket Beliau sebagian besar umat Hindu terutama di Bali belum memahami tujuan dan cara berpuasa yg benar. Banyak sekali umat Hindu yg ngawur puasanya, bukannya manfaat yg diperoleh malahan mereka dicap "makenta (baca: makente (bhs. Bali))" yang artinya membiarkan/menyakiti diri. Mereka berpikir bahwa mereka berpuasa pdhl mereka dinilai "makenta" di Niskala. Saya sangat2 sedih mengetahui wahyu ini, mereka yg berpuasa sudah susah payah menahan lapar dan minum tetapi malah disalahkan di Niskala. Untuk saat ini jangn berpuasa dulu, sblm saya jelaskan bagaimana cara berpuasa yg benar supaya anda tidak rugi.
 
Nggih Jero,saya tunggu postingan tentang berpuasa,suksma nggih :) ^_^ (:
 
@triadnyana
Thanks bro sumbernya, saya bisa menerima apa yg dijelaskan oleh Master Li Hongzhi.

@Jakaloco
Thanks bro, saya ikut menunggu posting anda ttg bagaimana puasa yg benar dan waktu-waktu baik untuk berpuasa.
 
Untuk rekan2 yg menunggu postingan saya tentang "puasa yg benar" mohon sabar menunggu karena saya sedang sibuk dan belum ada waktu utk menyusunnya, karena penjelasannya cukup panjang. Sebenarnya saya sdh prnh membahas ini di thread lain namun ternyata di sana ada bnyk yg belum saya jelaskan dan ternyata ad kesalahan dlm penjelasan saya (mohon maaf), ini dikarenakan piteket Ida Sesuhunan yg terkait dengan "kesalahan2" pd postingan saya sebelumnya turun belakangan.

MANUSIA PALING SEMPURNA

Dlm waktu yg singkat ini saya ingin menyampaikan piteket Ida Sesuhunan yg menurut saya sangat membanggakan. Tahukah anda siapa manusia paling sempurna yg pernah ada dr pertama kali manusia diciptakan sampai detik ini ?? Beliau adalah (sugra titiang) Bathara Hyang Genijaya!!! Beliau adl Bathara yg bersthana di Luhurin Lempuyang Luhur. Beliau mencapai moksa dimana setengah atma Beliau menyatu dengan Hyang Widhi (Tuhan) dan setengahnya lagi adl Dewa. Jika dilihat dr bangunan suci di Niskala maka setengahnya adl Padmasana dan setengahnya Meru. Belum ada satupun manusia yg bisa mencapai moksa tingkat ini!!Kita patut berbangga karena sthana Beliau ada di Bali dan kita berkesempatan utk mengabdi kepada Beliau, jd berusahalah sebelum anda meninggalkan dunia yg fana utk dapat tangkil ke Luhurin Lempuyang Luhur minimal 1x.
 
Untuk rekan2 yg menunggu postingan saya tentang "puasa yg benar" mohon sabar menunggu karena saya sedang sibuk dan belum ada waktu utk menyusunnya, karena penjelasannya cukup panjang. Sebenarnya saya sdh prnh membahas ini di thread lain namun ternyata di sana ada bnyk yg belum saya jelaskan dan ternyata ad kesalahan dlm penjelasan saya (mohon maaf), ini dikarenakan piteket Ida Sesuhunan yg terkait dengan "kesalahan2" pd postingan saya sebelumnya turun belakangan.

MANUSIA PALING SEMPURNA

Dlm waktu yg singkat ini saya ingin menyampaikan piteket Ida Sesuhunan yg menurut saya sangat membanggakan. Tahukah anda siapa manusia paling sempurna yg pernah ada dr pertama kali manusia diciptakan sampai detik ini ?? Beliau adalah (sugra titiang) Bathara Hyang Genijaya!!! Beliau adl Bathara yg bersthana di Luhurin Lempuyang Luhur. Beliau mencapai moksa dimana setengah atma Beliau menyatu dengan Hyang Widhi (Tuhan) dan setengahnya lagi adl Dewa. Jika dilihat dr bangunan suci di Niskala maka setengahnya adl Padmasana dan setengahnya Meru. Belum ada satupun manusia yg bisa mencapai moksa tingkat ini!!Kita patut berbangga karena sthana Beliau ada di Bali dan kita berkesempatan utk mengabdi kepada Beliau, jd berusahalah sebelum anda meninggalkan dunia yg fana utk dapat tangkil ke Luhurin Lempuyang Luhur minimal 1x.

Saya pernah 1x ke sana 2th lalu, tapi blm ada kesan apa-apa tentang perjalanan tsb karena saya hanya ikut-ikutan rombongan keluarga yang tirta yatra, bisa dijelaskan lagi bro siapa Beliau dan asal usul serta silsilah Beliau dan kapan Beliau ke Bali.

Suksma.
 
prmisi sareng mebligbagan....kalau tdk salah thread ini berhubungan dgn jro mangku sukarta yg di sesetan itu [skali lagi maaf klu salah] dan saya masih ingat dulu pernah ditayangkan di media tv lokal bali !
dan saya prnh mndengar/mmbaca di koran katanya beliau[sang guru]akan mlaksanakan ritual dibakar hidup2...nah prtanyaanya,apkh benar atw jadi dilaksanakanya ritual itu ???suksme...
 
@Cbhirawa

prmisi sareng mebligbagan....kalau tdk salah thread ini berhubungan dgn jro mangku sukarta yg di sesetan itu [skali lagi maaf klu salah] dan saya masih ingat dulu pernah ditayangkan di media tv lokal bali !
dan saya prnh mndengar/mmbaca di koran katanya beliau[sang guru]akan mlaksanakan ritual dibakar hidup2...nah prtanyaanya,apkh benar atw jadi dilaksanakanya ritual itu ???suksme...

Tepat sekali bli..Guru kami memang pernah diperintahkan oleh Ida Sesuhunan agar dibakar hidup-hidup. Dalam prosesi pembakaran ini wajib dipimpin oleh 3 Pandita dari Siwa,Bhujangga,dan Budha. Namun tidak ada satu pun Sulinggih yg bersedia utk memimpin upacara ini. Dan terpaksa ritual ini dibatalkan karena syarat utama tidak dapat dipenuhi yaitu dipimpin oleh Tri Sadhaka. Mungkin sejenak kita berpikir, bukankah Ida Sesuhunan Maha Sakti, tanpa dipimpin oleh Tri Sadhaka pun jika Ida Sesuhunan berkehendak pasti bisa, namun tidak demikian adanya, mengapa? itu karena ritual dibakar hidup-hidup ini sifatnya DISENGAJA,dan wajib hukumnya agar Tri Loka (Bhur,Bwah,Swah) disomya terlebih dahulu oleh Tri Sadhaka agar seluruh butha kala yg hadir bisa dinetralisir. Tapi apa boleh buat, Sulinggih juga manusia, dan penolakan dari para Sulinggih itu sifatnya manusiawi dan itu bisa dimaklumi.

Dahulu ketika Guru kami dikubur hidup-hidup saja sudah ada tentangan dari PHDI dan desa adat. Apalagi sekarang, tidak main2 DIBAKAR HIDUP-HIDUP! Memang sangat disayangkan..padahal jika pemargi ini jadi dilaksanakan dan pemberitaannya besar-besaran dijamin Hindu akan berjaya lagi setidaknya di pulau Jawa.

Saya ingin menekankan di sini, bahwa segala ritual aneh bin ajaib (mukjizat) yg dilakukan oleh Guru kami bukanlah utk pamer kesaktian, namun ini karena perintah dari Ida Sesuhunan, melalui ritual2 mengerikan ini Ida Sesuhunan ingin mengatakan kepada umat manusia "Cening..Titiang wenten" yg artinya "wahai manusia, Aku ada", bagaimana mungkin orang yg dikubur hidup2 selama 3 hari bs bertahan hidup dan di hari ke 3 (tepat di hari Purnama) ketika kuburannya dibongkar orang tsb tidak ada malah raganya sdh pindah di Pura Silayukti yg jaraknya ratusan kilometer dari Denpasar kalau bukan atas Kasuecan Ida Sesuhunan?dan kemudian orang tsb memohon para Sulinggih agar bersedia memimpin upacara pembakaran dirinya hidup-hidup,hanya Manusia Terpilih yg melakukan hal2 seperti ini.

kalo boleh saya tahu darimana anda mendapat kabar bahwa Guru kami pernah akan dibakar hidup2?

@iws

Saya pernah 1x ke sana 2th lalu, tapi blm ada kesan apa-apa tentang perjalanan tsb karena saya hanya ikut-ikutan rombongan keluarga yang tirta yatra, bisa dijelaskan lagi bro siapa Beliau dan asal usul serta silsilah Beliau dan kapan Beliau ke Bali.

Suksma.

Saya belum sempat bertanya kepada Guru saya tentang silsilah dari Bathara Hyang Genijaya, tapi kalo dibaca di Babad, di sana disebutkan bahwa Bathara Hyang Genijaya tidak dilahirkan dari rahim seorang ibu, Beliau lahir dari kehendak Sang Hyang Pasupati (Tuhan), dengan demikian Hyang Pasupati (Tuhan) sendirilah ayahanda dari Bathara Hyang Genijaya. Ida Bathara Hyang Genijaya bersaudara dengan Hyang Dewi Danu (Ulundanu Batur), Hyang Putranjaya (Besakih/Tohlangkir),Hyang Tugu (Andakasa), Hyang Tumuwuh (Batukaru), Hyang Manik Kumawang (Beratan), Hyang Manik Galang (Pejeng).
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.