yophi
IndoForum Beginner E
- No. Urut
- 45381
- Sejak
- 5 Jun 2008
- Pesan
- 512
- Nilai reaksi
- 15
- Poin
- 18
Jakarta - Soto Bangkong dan Rawon Setan kerap menjadi ulasan program acara kuliner di televisi partikelir dan juga di rubrik majalah atau koran minggu, juga di situs INILAH.COM.
Namun Soto Bangkong menjadi layak diberitakan lagi ketika kuliner khas Indonesia itu mendapat perhatian serius seorang petinggi negara, seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla dan rombongan kampanyenya.
Seperti diceritakan Iwan Piliang, penggiat jurnalisme warga yang mengikuti kegiatan JK, menjelang pukul 16.00, Rabu (25/3) di perempatan Jalan A. Yani, MT Haryono dan Brigjen Katamso, Semarang, Jawan Tenngah, terasa kian hidup, ketika JK, sebagai Ketua Umum Partai Golkar usai berkampanye, membelokkan rombongan yang sedang menuju airport, singgah dulu ke warung Soto Bangkong.
Bangkong bukanlah kodok, sebagaimana dalam bahasa Sunda. Bangkong adalah sebuah daerah di kawasan perempatan itu.
JK duluan masuk bersama Ny. Mufidah. Di ruang sebelah kanan, deretan enam meja tampak sudah dikosongkan. Di meja pertama di sebelah kanan, JK duduk, di hadapannya, Muladi, pengurus teras Golkar mendampingi.
Di atas meja ada rombongan kerupuk di dalam tatakan plastik merah. Sebuah mangkok berisi tusukan lidi macam sate telur puyuh, mangkok lain ada daging kerang.
Ada juga bilah daging ayam. Bilah-pilah lidi berisi lauk mengundang selera. Mangkok-mangkok soto panas datang mengepulkan asap, mengalirkan aroma berbumbu bawang putih goreng, berpotongan kecil hijau daun kucai.
Seorang pria tua membawa baki alumunium, menghidangkan soto di meja JK. Pria berkaos putih, berkopiah, yang tinggi badannya tidak lebih tinggi dari JK itu, duduk santun ketika diminta JK mendampinginya.
Pria itu H. Soleh Soekarno, yang sudah berjualan sejak 1950. Usianya sudah 94 dan hingga kini masih segar bugar.
Setiap anak Soleh mendapat hak mendirikan cabang restoran Soto Bangkong sesuai jumlah cucu. Misalnya anak dengan empat cucu berhak mendirikan lima cabang, yakni masing-masing satu untuk anak dan satu untuk masing-masing cucu.
Di balik rambutnya yang memutih menyembul di sela kopiah hitam, ingatan melayang ke Colonel Sanders, sosok yang fotonya dipajang di restoran waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC), asal AS itu.
Soto Bangkong kini telah pula memiliki gerai lebih di 20 tempat di berbagai kota, tak kalah dengan KFC.
JK sepertinya tidak sembarang singgah dan makan. Di sana Wapres yang juga pengusaha ini ingin menekankan tentang keuletan dan jiwa wirausaha kepada masyarakat Indonesia.
Namun Soto Bangkong menjadi layak diberitakan lagi ketika kuliner khas Indonesia itu mendapat perhatian serius seorang petinggi negara, seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla dan rombongan kampanyenya.
Seperti diceritakan Iwan Piliang, penggiat jurnalisme warga yang mengikuti kegiatan JK, menjelang pukul 16.00, Rabu (25/3) di perempatan Jalan A. Yani, MT Haryono dan Brigjen Katamso, Semarang, Jawan Tenngah, terasa kian hidup, ketika JK, sebagai Ketua Umum Partai Golkar usai berkampanye, membelokkan rombongan yang sedang menuju airport, singgah dulu ke warung Soto Bangkong.
Bangkong bukanlah kodok, sebagaimana dalam bahasa Sunda. Bangkong adalah sebuah daerah di kawasan perempatan itu.
JK duluan masuk bersama Ny. Mufidah. Di ruang sebelah kanan, deretan enam meja tampak sudah dikosongkan. Di meja pertama di sebelah kanan, JK duduk, di hadapannya, Muladi, pengurus teras Golkar mendampingi.
Di atas meja ada rombongan kerupuk di dalam tatakan plastik merah. Sebuah mangkok berisi tusukan lidi macam sate telur puyuh, mangkok lain ada daging kerang.
Ada juga bilah daging ayam. Bilah-pilah lidi berisi lauk mengundang selera. Mangkok-mangkok soto panas datang mengepulkan asap, mengalirkan aroma berbumbu bawang putih goreng, berpotongan kecil hijau daun kucai.
Seorang pria tua membawa baki alumunium, menghidangkan soto di meja JK. Pria berkaos putih, berkopiah, yang tinggi badannya tidak lebih tinggi dari JK itu, duduk santun ketika diminta JK mendampinginya.
Pria itu H. Soleh Soekarno, yang sudah berjualan sejak 1950. Usianya sudah 94 dan hingga kini masih segar bugar.
Setiap anak Soleh mendapat hak mendirikan cabang restoran Soto Bangkong sesuai jumlah cucu. Misalnya anak dengan empat cucu berhak mendirikan lima cabang, yakni masing-masing satu untuk anak dan satu untuk masing-masing cucu.
Di balik rambutnya yang memutih menyembul di sela kopiah hitam, ingatan melayang ke Colonel Sanders, sosok yang fotonya dipajang di restoran waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC), asal AS itu.
Soto Bangkong kini telah pula memiliki gerai lebih di 20 tempat di berbagai kota, tak kalah dengan KFC.
JK sepertinya tidak sembarang singgah dan makan. Di sana Wapres yang juga pengusaha ini ingin menekankan tentang keuletan dan jiwa wirausaha kepada masyarakat Indonesia.