• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Pendalaman Alkitab (Bible Study) - Tabernakel

kickey

IndoForum Junior A
No. Urut
6009
Sejak
4 Sep 2006
Pesan
3.292
Nilai reaksi
79
Poin
48
Pengajaran Tabernakel bermula dari ungkapan yang diberikan oleh Roh Kudus pada Pdt. F. G. van Gessel (Alm.), di suatu hari pada tahun 1935 melalui Yohanes 1:14

"... Firman telah menjadi daging dan diam di antara kita ... "

Kata 'diam' tersebut dibaca "... bertabernakel..." (bhs Yunani: skenoo) oleh beliau. Inilah yang merupakan ungkapan awal dari keseluruhan 'Wahyu' hal Pengajaran Tabernakel yang terus diungkap-bukakan Roh Kudus kepada beliau, sehingga dengan sangat akurat seluruh Perjanjian Lama (39 Kitab) dan seluruh Perjanjian Baru (27 Kitab) telah ditempatkan dalam susunan Pola Tabernakel yang ajaib ini.
1_820041034l.jpg


1_254471626l.jpg

Tujuan akhir dari Pengajaran Tabernakel ini adalah Gereja sebagai Mempelai Wanita yang dipersiapkan bagi Mempelai Pria Surga yaitu Kristus Anak Domba Allah (Wahyu 19:7, 8; Wahyu 21:22)! Itulah sebabnya kenapa disebut sebagai Pengajaran Kabar Mempelai dalam Terang Tabernakel!

Tujuan thread ini adalah "bible study" tentang tabernakel yang akan dijelaskan secara bertahap. Yang mengerti tabernakel bisa membantu mengkoreksi misal ada ayat yang salah dengan pm saya.
1_609597933l.jpg

Kita mulai dari pengertian TABERNAKEL itu sendiri:
Wahyu 21: 2-3 -> Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
Yohanes 1: 14 -> Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Ibrani 8: 1-5 -> Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. Sebab setiap Imam Besar ditetapkan untuk mempersembahkan korban dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

Perkataan TABERNAKEL tertulis dalam PERJANJIAN LAMA maupun di dalam PERJANJIAN BARU.

Tabernakel dalam bahasa Ibrani disebut "MISHKAN"
Tabernakel dalam bahasa Yunani disebut "SKENE/SKENOO"
Pengertian daripada TABERNAKEL = "TEMPAT KEDIAMAN"

Wahyu 21 : 2 - 3
MEMPELAI WANITA TUHAN adalah TABERNAKEL ALLAH, yakni :

TEMPAT KEDIAMAN ALLAH DITENGAH-TENGAH MANUSIA.

Yohanes 1 : 14
YESUS = FIRMAN yang menjadi daging adalah juga TABERNAKEL, yang BER-TABERNAKEL diantara kita.

Ibrani 8 : 1 - 5
TABERNAKEL YANG SEJATI ada didalam SORGA, dimana Imam Besarnya adalah TUHAN YESUS KRISTUS sendiri yang duduk disebelah kanan Takhta Yang Mahabesar di Sorga.

Musa harus membangun Tabernakel menurut contoh dan model yang diperlihatkan Allah padanya di atas gunung.

Allah memperlihatkan padanya Tabernakel sejati yang ada di Sorga.

KESIMPULANNYA
TABERNAKEL adalah gambaran/bayangan dari KERAJAAN SORGA, TEMPAT KEDIAMAN ALLAH; atau

Pengertian rohani daripada TABERNAKEL adalah KERAJAAN SORGA.

(to be continued: karena banyaknya tahapan PA tentang Tabernakel, diharap sabar yah...kita akan bahas satu-satu peralatan dan pengertian secara rohani dan semoga Bible Study ini bisa menjadi berkat buat saudara... Amin! Inilah kemurahan yang telah diberikan oleh Allah kepada kita yang tidak bisa Anda cari dan dapatkan dalam agama manapun selain pengikut Kristus)
 
PENGAJARAN TABERNAKEL

I.Pengantar Pengajaran Tabernakel
I.1. Terang Baru dalam memahami Perjanjian Lama
I.1.1 Terang Baru

Banyak kali orang percaya sekarang ini menganggap kitab-kitab Perjanjian Lama dipandang sebagai kitab sejarah, meskipun ada sebagian isinya yang dapat ditafsirkan sebagai nubuatan akan hal-hal yang akan terjadi. Seringkali orang percaya bertanya-tanya, apa maksud Allah mengilhami para penulis untuk menuliskan peristiwa perjalanan hidup manusia sejak Adam, Nuh, Abraham, Ishak, Yakub, sampai akhirnya menjadi suatu bangsa, yaitu Israel. Yang paling menyedihkan adalah bahkan ada kecenderungan untuk meragukan bahwa isi Alkitab adalah Firman Tuhan. Khususnya kitab Kejadian, tentang masalah penciptaan manusia. Mereka yang tidak percaya, malah lebih mempercayai teori manusia tentang evolusi manusia dari pada Firman Tuhan.

Memahami isi kitab-kitab Perjanjian Lama tidak akan mencapai sasaran, bila kita menafsirkannya secara harfiah semata atau menurut kehendak kita sendiri (2 Petrus 1:20). Kita harus mengakui lebih dulu, bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan. Untuk mengerti bagian yang satu harus menggunakan bagian yang lain untuk menjelaskannya. Membandingkan yang rohani dengan yang rohani, membandingkan ayat dengan ayat. Baik Perjanjian Lama diterangi oleh Perjanjian Baru, maupun sebaliknya.

Kita dapat belajar dari surat-surat rasul Paulus, bahwa “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.” (1 Korintus 10:11). Kita sekarang berada dalam zaman akhir, berarti isi surat ini juga ditujukan untuk kita, jemaat Tuhan di akhir zaman. Dengan demikian kita harus menggunakan surat ini sebagai pedoman, untuk memahami atau menafsirkan apa yang tertulis dalam Perjanjian Lama, yang ditempatkan sebagai dan “peringatan” bagi kita.
Kata “contoh” diterjemahkan dari bahasa Yunani tupos, too’-pos, yang menurut Strong’s Concordance:
• nomor 5179 dijelaskan sebagai berikut: “from 5180; a dia (as struck), i.e. (by implication) a stamp or scar; by analogy, a shape, i.e. a statue, (figuratively) style or resemblancel specifically, a sampler (“type”), i.e. a model (for imitation) or instance (for warning); --en-(ex-)ample, fashion, figure, form, manner, pattern, print.”
• nomor 5180 dijelaskan sebagai berikut: tuptw tupto toop’-to ; a primary verb (in a strengthened form); to “thump”, i.e. cudgel or pummel (properly, with a stick or bastinado), but in any case by repeated blows; thus differing from 3817 and 3960, which denote a [usually single] blow with the hand or any instrument, or 4141 with the fist [or a hammer], or 4474 with the palm; as well as from 5177, an accidental collision); by implication, to punish; figuratively, to offend (the conscience): --beat, smite, strike, wound.


Kalau diterjemahkan, kita akan menemukan bahwa penjelasan atas kata tersebut memang benar. Sebab seringkali Alkitab menyampaikan kebenaran dalam bentuk contoh, yang disampaikan dengan cara: bayangan atau gambar-bayang, analogi (perbandingan), kiasan atau symbol, dan perumpamaan. Dengan memahami hal ini, maka kita akan dapat memahami apa yang tertulis dalam Perjanjian Lama, yang merupakan “contoh” atau “types”. Contoh yang dapat dimengerti sebagai gambar-bayang atau analogi, kiasan atau bentuk yang lain, dapat berupa:
• pribadi manusia tertentu (Adam, Hawa, Abraham, Ishak, dan sebagainya);
• peristiwa (penciptaan, banjir, pernikahan dsb);
• riwayat hidup seseorang (perjalanan Abraham, Yusuf);
• benda-benda tertentu (emas, perak, ular, kayu dsb);
• pola (penciptaan, Tabernakel)

Semua itu, pada zaman Perjanjian Lama masih belum dibukakan kepada bangsa Israel. Bangsa Israel tidak memahami, mengapa mereka harus melakukan semua imamat yang demikian rumit dalam ibadah mereka selama bertahun-tahun. Inilah kemurahan Tuhan bagi kita di akhir zaman, suatu terang baru diberikan, agar kita dapat memahami rencana Allah secara lengkap, yang telah digelar mulai kitab-kitab Perjanjian Lama, sampai Perjanjian Baru.

I.1.2 Keuntungan hidup di masa kini
“Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua. Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: “Sesungguhnya, akan datang waktunya,” demikian firman Tuhan, “Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir.” (Ibrani 8:7-9a)

Untuk memahami perbedaan antara sesuatu yang asli dan salinannya, kita dapat membandingkan sebuah foto seekor ikan paus dengan ikan paus yang sebenarnya. Kita akan melihat sesuatu perbedaan yang sangat menyolok, baik dari besarnya maupun beratnya. Selembar kertas foto tidak akan pernah sama dengan ikan paus yang besarnya hampir sama dengan sebuah perahu dan beratnya kurang dari 40 ton. Gambar dua dimensi tidak akan mampu untuk memberi gambaran yang seutuhnya tentang seekor ikan paus raksasa.

Kitab Ibrani menggunakan kata “gambaran dan bayangan” (Ibrani 8:5), yang dapat diartikan “salinan” untuk menjelaskan ritual dan hal-hal yang terdapat dalam Perjanjian Lama, yaitu mengenai: Tabernakel (kemah pertemuan), Paskah, upacara korban dan tugas-tugas keimanan. Surat kepada Jemaat Korintus mengingatkan akan contoh yang diberikan Tuhan melalui kehidupan bangsa Israel di padang gurun [1 Korintus 10:1-11], sehingga kita yang hidup di zaman akhir ini tidak sampai jatuh dalam penyembahan berhala.

Tidak satupun upacara keagamaan yang seberapa besarpun, yang dapat mengekspresikan dengan lengkap tentang pengalaman dengan Allah, seperti sebuah foto seekor ikan paus dan foro sebuah gunung tidak akan pernah mampu mengekspresikan benda-benda yang sebenarnya tersebut dengan lengkap.

Menurut kitab Ibrani, upacara keagamaan Perjanjian Lama adalah suatu gambar bayang, sedangkan Kristus adalah yang penggenapannya. Penulis kitab Ibrani menarik suatu pelajaran dari tradisi Yahudi, yang terbentuk oleh ketaatan terhadap perintah Allah selama bertahun-tahun, meliputi upacara korban, hukum-hukum, tabernakel, imamat, hari pendamaian, dan sebagainya – dan menjelaskan bagaimana Kristus membukakan sekali dan lengkap, makna dari seluruh gambar bayang yang terselubung tersebut. Allah telah menggenapi semua yang telah dijanjikanNya dalam Perjanjian Lama, dengan menunjukkan suatu penggenapan yang sempurna, sehingga kita yang mendapat kemurahan tahu, bagaimana semua itu digenapi dengan lengkap dan sempurna, yaitu dalam Tuhan Yesus Kristus.

I.1.3. Manakah yang lebih baik?
Kitab Ibrani menekankan keuntungan-keuntungan dari hidup di masa kini, dari pada hidup dalam zaman Perjanjian Lama (“Perjanjian yang pertama”). Karena pengorbanan Kristus, maka korban binatang itu tidak diperlukan lagi [Ibrani 10:10-12], dan hukum Allah sekarang dituliskan dalam akal-budi (pikiran) kita dan dalam hati kita, bukan dalam bentuk suatu hukum yang tertulis [Ibrani 8:10]. Tuhan Yesus berseru dari atas kayu salib, “Sudah genap (selesai).” [Yohanes 19:30], makna dari perkataan Tuhan Yesus inilah yang dijelaskan oleh penulis kitab Ibrani, bahwa dalam Yesuslah, segala sesuatu yang dijanjikan Allah telah digenapi, atau diselesaikan.

Meskipun kehidupan dan pola ibadah bangsa Israel berfungsi sebagai contoh atau gambar bayang bagi kita, namun tetap saja kehidupan Israel dan Perjanjian Lama mempunyai makna yang besar bagi kita yang tidak pernah mengalami sendiri bagaimana kehidupan seperti yang dijalani oleh bangsa Israel waktu itu. Tetapi, sekarang timbul pertanyaan: “Siapa yang akan lebih menyukai bayangan daripada yang aslinya?”.

I.2. Perjalanan Bangsa Israel

Demikian besar bagian-bagian Alkitab yang membahas kehidupan bangsa Israel. Tentu Tuhan tidak bermaksud hanya menyajikan catatan sejarah suatu bangsa di bumi. Bila kita mengimani bahwa Alkitab dituliskan untuk menyampaikan rencana kekal-Nya, kita harus mempelajari dengan sudut pandang yang benar, sehingga kita mengetahui apa maksud Allah yang sebenarnya.

Maksud perjalanan yang membawa umat Israel dari Mesir ke tujuan akhir mereka, Gunung Sion, adalah sebagai contoh dan peringatan bagi kita yang hidup di zaman akhir ini [1 Korintus 10:1-11]. Karena itu, kita boleh dengan yakin menyatakan bahwa perjalanan bersejarah yang berlangsung kurang lebih 480 tahun sebelum pembangunan Bait Salomo, adalah sebuah gambar bayang yang menggambarkan perjalanan rohani gereja Tuhan baik secara individu maupun Jemaat secara utuh (tubuh Kristus), sejak dari pertobatannya sampai ia mencapai “kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” (Efesus 4:11-16]

Sebelum seseorang sampai di Gunung Sion rohani, pertama-tama ia harus melewati pengalaman Paskah (menerima korban Kristus), kemudian menyeberangi Laut Teberau (babtisan air). Dia terus maju sampai ke Gunung Sinai, yang melambangkan babtisan Roh Kudus. Setelah itu, ia perlu dan harus melangkah maju melewati padang gurun yang luas dan tidak mengenakkan bagi daging, menyeberangi sungai Yordan (mengalami sunat hati), kemudian memasui tanah perjanjian (Kanaan). Dari sini, ia harus menaklukkan musuh-musuh di dalam dan di luar tanah Kanaan (masuk ke dalam ruang Suci), yang menggambarkan perjalanan hidup memikul salib setiap hari, mematikan kedagingan dengan pertolongan Roh Kudus [Roma 8:12-17]. Pada akhirnya, ia akan mendaki Gunung Sion rohani, yang disamakan masuk ke dalam perhentian Allah yang sejati (masuk ke dalam ruang Maha Kudus). Tentang Sion, Allah berkata, “Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam.” (Mazmur 132:13-14, Mazmur 74:2).

Adalah baik bagi kita untuk tidak saja menghargai dan merenungkan perjalanan umat Israel dari sudut pandang sejarah saja, tetapi juga dari sudut pandang kekekalan. Dengan memahami perjalanan Israel secara rohani, kita akan mendapatkan pola kehidupan Kristiani di zaman akhir ini dengan benar. Selanjutnya pimpinan Roh Kudus akan memandu kita berjalan seturut penggenapan pola tersebut.

I.2.1. Kitab Kejadian
Dalam pemandangan Allah, perjalanan ini sudah selesai, bahkan sebelum dunia dijadikan [Ibrani 4:3b]. Tidak lama setelah air bah terjadi, Allah mengadakan sebuah perjanjian dengan Abraham dan keturunannya, bahwa Ia akan memberikan tanah Kanaan kepada mereka [Kejadian 15:18-21]. Di tanah Kanaanlah terletak Gunung Sion, tempat kediaman-Nya. Tuhan juga menerangkan dengan sangat jelas kepada Abraham bahwa sebelum keturunannya mewarisi tanah itu, mula-mula mereka akan menjadi pendatang di sebuah tanah asing (Mesir) dan dibuat menderita selama kurang lebih 400 tahun. Setelah itu, Allah akan menghukum bangsa Mesir dan membawa mereka (Israel) keluar dengan banyak harta dari Mesir [Kejadian 15:13-14]. Jelas sekali telihat, bahwa Allah telah mengatur seluruh perjalanan ini jauh sebelum hal itu terjadi. Pertama-tama, Ia mengutus Yusuf ke Mesir, kemudian kelaparan hebat memaksa Yakub dan keluarganya untuk berpindah ke Mesir. Mereka tinggal di Mesir selama kurang lebih 400 tahun, dan bertumbuh menjadi suatu bangsa yang berjumlah kira-kira 3 juta jiwa. Kemudian ketika Firaun lainnya naik tahta, dia tidak lagi mengenal dan menghormati Yusuf. Dia menindas dan menjalankan perbudakkan atas keturunan Abraham tersebut.

1.2.2. Kitab Keluaran sampai Ulangan
Pada waktunya Musa pun dilahirkan. Ia merupakan generasi ke tujuh dari Abraham. Paskah ditetapkan dan keselamatan dari maut ditawarkan melalui darh anak domba (Paskah). Musa melaksanakan penghakiman Allah atas Firaun dan Mesir. Kemudian Musa membawa Israel keluar dari perbudakan dan mengarahkan mereka ke tanah perjanjian. Tujuan mereka bukanlah sekedar sampai ke tanah perjanjian, melainkan ke gunung Sion di tanah Kanaan [Keluaran 15:17]. Gunung Sion adalah tempat kediaman Allah. Panggilan itu tidak pernah hanya sekedar mendapatkan suatu harta pusaka, ibadah atau pelayanan, melainkan menuju atau mendapatkan pribadi Allah sendiri.

Dari Mesir, mereka menyeberangi Laut Teberau (babtisan air). Kemudian mereka sampai ke gunung Sinai pada bulan ke tiga (bulan perayaan Pentakosta). Sinai melambangkan babtisan Roh Kudus. Namun, panggilan tertinggi bukanlah untuk berkemah di sekitar gunung Sinai atau berhenti setelah menerima babtisan Roh Kudus. Gunung Sinai terletak di padang gurun. Panggilan itu adalah panggilan menuju ke sebuah gunung yang lebih besar, yaitu gunung Sion. Tempat perhentian itu terletak di seberang sungai Yordan di dalam tanah perjanjian. Dalam kurun waktu inilah Allah memberikan suatu pola ibadah melalui Musa kepada bangsa Israel, yang saat ini kita menyebutnya pengajaran Tabernakel. Kareka kegagalan mereka dalam melewati ujian-ujian di padang gurun, Allah menyatakan di Kadesy Barnea bahwa mereka tidak akan masuk ke dalam perhentian-Nya. Akibatnya, Israel berputar-putar di padang gurun tanpa tujuan selama kurang lebih 40 tahun sampai generasi yang penuh pemberontakan itu habis, kecuali Yosua dan Kaleb. [Bilangan 14:26-35; 26:64,65]

I.2.3. Kitab Yosua
Yosua memimpin sebuah generasi Israel yang baru menyeberangi sungai Yordan ke dalam tanah perjanjian. Yordan melambangkan “mati terhadap dosa”. Hati mereka lain (berubah) setelah menyeberangi Yordan. Israel tidak lagi ingin kembali ke Mesir. Mereka mengalami penyunatan di Gilgal, dan kedagingan mereka dihadapkan kepada Pedang (Firman Allah). Yosua terus memimpin mereka melawan 31 raja-raja yang berkuasa di tanah Kanaan, yang melambangkan “tuan-tuan” yang memerintah di dalam kehidupan kita. Setiap bagian dari keakuan harus dikerat, seiris demi seiris, oleh Firman Allah.

I.2.4. Kitab Hakim-Hakim
Yosua menyatakan, “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh Tuhan…Masih banyak yang belum diduduki.” Yosua tidak pernah membawa mereka ke dalam perhentian yang penuh [Ibrani 4:8-9]. Setelah Yosua meninggal, kitab Hakim-Hakim memperlihatkan kepada kita betapa Israel berkompromi dan tinggal dengan musuh-musuh yang tinggal di Kanaan, yang menggambarkan kehidupan yang tidak murni, hidup rohani yang mendua hati. Di satu sisi mengikuti Tuhan, tetapi juga membiarkan musuh-musuh rohani menguasai sisi hidup kerohaniannya yang lain. Mereka mengabaikan dan menghindari wilayah-wilayah yang seharusnya dibereskan dengan pedang. Sion masih dikuasai oleh bangsa Yebus, seperti halnya wilayah yang lain.

I.2.5. Kitab 1 dan 2 Samuel
Beberapa generasi kemudian, Daud, seorang yang berkenan di hati Allah menjadi raja. Di usia 37 tahun, dia menawan kubu pertahanan Sion dan meletakkan Tabut Perjanjian disana. Sion terkenal sebagai gunung yang kudus. Oh betapa kemuliaan, kuasa, penyembahan, dan keintiman dengan Tuhan ada di Sion. Akhirnya, kurang lebih 443 tahun setelah Israel memulai perjalanan mereka keluar dari Mesir, mereka mencapai Sion.

I.2.5. Kitab 1 dan 2 Raja-raja, 1 dan 2 Tawarikh
Putra Daud, yaitu Salomo membangun Bait Allah dan membawa Tabut Perjanjian naik (“bring up the ark”) dari Sion dan menempatkannya di sana. Kuasa dan kemuliaan begitu besarnya, sehingga para imam-imam tidak bsa berdiri [1 Raja-raja 8:1-11]. Bangsa-bangsa datang untuk mendengar dan melihat kemuliaan dan hikmat Allah yang ada di Bait Allah ini. Karena itu, sasaran setiap orang percaya adalah menyelesaikan perjalanan mereka dari Mesir (gambaran duniawi) sampai ke Sion (gambaran sorgawi), yaitu untuk sampai kepada kemuliaan, dan membawa kemuliaan Tuhan kepada bangsa-bangsa. [Ibrani 12:22].
 
I.3. Dasar dan Tujuan Pembangunan Tabernakel

I.3.1. Yesus adalah Tabernakel yang sebenarnya
Ketika Allah memerintahkan Musa untuk mendirikan Tabernakel, Dia memberi petunjuk, bahwa bangsa Israel harus membuat tempat kudus bagi Allah menurut contoh Kemah yang ditunjukkan Tuhan di atas gunung Sinai [Keluaran 25:8-9]. Kemah Suci dan pelayanan mereka dalam Kemah Suci adalah gambaran atau bayangan dari apa yang ada di Sorga [Ibrani 8:5].

Yang di sorga adalah Allah, yang ingin membukakan diri, agar manusia mengenal Dia dengan benar. Sebab itu, Allah memberikan kepada Musa suatu Tabernakel di gunung Sinai. Berarti pola yang diberikan adalah gambaran Pribadi dan rencanaNya yang besar, agar manusia yang telah jatuh, dan tidak lagi sempurna seperti awal mula diciptakan, dapat dipulihkan dan diselamatkan. Mengapa demikian? Pola Tabernakel yang diberikan kepada Musa, dikala manusia hidup dalam keadaan berdosa. Tuhan ingin memberikan contoh, atau bayangan akan rencanaNya, dan rencana ini terkait dengan keselamatan manusia dan hubungannya dengan Dia. Tuhan rindu agar keintiman persekutuan di taman Eden itu dipulihkan.

Kita tahu bahwa “Jalan” untuk masuk kembali ke dalam keselamatan adalah hanya melalui satu-satunya jalan, yaitu Tuhan Yesus Kristus [Yohanes 14:6] Berarti Tabernakel atau pola yang diberikan dalam bentuk Tabernakel adalah gambaran bagaimana manusia diselamatkan dan panduan bagi manusia yang telah diselamatkan untuk bersekutu senantiasa dengan Tuhan (ibadah yang sejati).

Karena Tabernakel adalah bayangan jalan keselamatan dan hidup sempurna dalam hadirat Tuhan. Bayangan ini menunjuk kepada Yesus Kristus, Firman (yang adalah Allah) dalam tubuh daging [Yohanes 1:14]. Dari sini kita melihat, bahwa Allah di dalam wujud Yesus Kristus berdia (bertabernakel) ditengah-tengah kita. Yesus berkata tentang tubuh jasmaniNya, sebagai berikut: “Rombah Bait Allah ini, … Tetapi yang dimaksudkanNya dengan Bait Allah adalah tubuhNya sendiri.” [Yohanes 2:19-21].

Mari kita sedikit melihat asal usul kata yang digunakan dalam Yohanes 1:14 (“diam”), dibandingkan dengan Yohanes 2:19-21 (“Bait”).

Menurut Strong’s Concordance:
Kata “diam” dalam Yohanes 1:14,
Nomor 4637. skhnw skenoo skay-no’-o ; from 4636; to tent or encamp. i.e. (figuratively) to occupy (as a mansion) or (specifically) to reside (as God did in the Tabernacle of old, a symbol of protection and communion); --dwell.
Nomor 4636. sknov skenos skay’-nos ; from 4633; a hut or temporary residence, i.e. (figuratively) the human body (as the abode of the spirit):--tabernacle.
Kata “Bait” dalam Yohanes 2:19,
Nomor 3485. naov naos nah-os’ ; from a primary naiw naio (to dwell); a fane, shrine, temple: --shrine, temple. Comp 2411.
Nomor 2411. ieron hieron hee-er-on’ ; neuter of 2413; a sacred place, i.e. the entire precints (whereas 3485 denotes the central sanctuary itself) of the Temple (at Jerusalem or elsewhere):--temple.

Dari konkordansi tersebut kita dapat melihat bahwa makna kedua kata tersebut sama, yaitu:
• Membentangkan tenda atau berkemah;
• Berdiam (seperti yang Allah lakukan dalam Tabernakel Perjanjian Lama)
• Secara kiasan, menggambarkan tubuh manusia (sebagai tempat tinggal roh);
Sampai disini tentu sudah cukup jelas kaitan antara: Tabernakel Musa, Keselamatan, Tuhan Yesus Kristus, tubuh Yesus sebagai Bait Allah.

I.3.2. Kita (individu maupun Gereja) adalah Tabernakel Allah
Kemudian, apa kaitannya hal ini dengan kita, orang percaya? Mari kita lihat dari beberapa ayat berikut, untuk membuktikan secara Alkitabiah, bahwa tubuh kita dan Gereja adalah juga tabernakel Allah:
• “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. [1 Korintus 3:16-17];
• “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” [1 Korintus 6:17,19].
• Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita dalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.” [2 Korintus 6:6].
• Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. “ [Efesus 2:21].
• “Lalu ia membuka mulutnya dan menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.” [Wahyu 13:6];
• Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.” [Wahyu 21:3].

Kembali terbukti bahwa manusia adalah Tabernakel atau Bait Allah yang kudus, dan Roh Kudus berdiam di dalamnya. Kalau manusia adalah Tabernakel Allah di zaman sekarang dan yang akan datang, berarti ini adalah bukti bahwa Tabernakel Musa sudah digenapi di dalam kita, baik sebagai individu, maupun sebagai Gereja.

Sampai disini sudah lengkap pembuktian kita, bahwa Tabernakel Musa terkait dengan Keselamatan (Yesus) dan Gereja, yaitu kita. Inilah dasar utama pembangunan Tabernakel yang diberikan kepada Musa, yaitu memberi gambaran akan rencana Allah dalam menyelamatkan umat manusia, dan seterusnya membentuk gereja sebagai suatu tempat tinggal Allah, dan akhirnya Allah akan senantiasa bersama dengan kita.

I.3.3. Pembangunan Tubuh Kristus
Gereja juga digambarkan sebagai tubuh Kristus, terdiri dari banyak anggota namun satu tubuh. Tabernakel adalah suatu bentuk bangunan, demikian juga Gereja adalah bangunan rohani, yang dibangun dari batu-batu yang hidup, “bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. [1 Petrus 2:5].

Namun, agar bangunan rohani ini dapat terbentuk, tentu melalui suatu proses pembangunan, seperti juga yang dicontohkan dalam pembangunan Tabernakel. Rasul Paulus menuliskan dalam Efesus 2:14-22:
2:18 karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.
2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
2:21 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.
2:22 Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Yang cukup menarik untuk disimak adalah kata-kata kunci sebagai berikut:
• oleh Dia, di dalam Dia,
• dalam satu Roh,
• dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi
• menjadi bait Allah yang kudus, tempat kediaman Allah, dalam Roh,
• Kristus Yesus sebagai batu penjuru.


Jadi, di dalam membangun rumah Allah yang rohani selalu berpusatkan Yesus Kristus. Dan, didasari oleh pengajaran yang telah diberikan melalui para rasul dan para nabi (tertulis dalam Alkitab), yang disampaikan dalam satu kesatuan Roh. Inilah yang akan kita lihat dalam pengajaran Tabernakel, apakah benar dalam pembangunannya, senantiasa berpusatkan Allah dan didasari perintah dan ketetapan Allah.

I.3.4. Kita adalah kawan sekerja Allah
Disamping digambarkan sebagai Bait Allah, batu-batu yang hidup, kita juga disebut: “…kawan sekerja Allah; kamu adalah lading Allah, bangunan Allah.” [1 Korintus 3:9]. Disini kita melihat pernyataan rasul Paulus bahwa dia (rasul) dan pembantu-pembantunya adalah kawan sekerja Allah, sedangkan Jemaat adalah lading atau bangunan Allah.

Saudara akan menemukan hal yang sama dalam pembangunan Tabernakel, ada tukang-tukang yang ahli, yang memegang peran penting dalam pembangunan Tabernakel Musa (Bezaliel dan Aholiab). Di samping itu banyak di antara bangsa Israel yang terpilih membantu Bezaliel dan Aholiab.

Kalau kita membandingkan antara Bezaliel dengan Yesus [Keluaran 31:2; Wahyu 5:5; Keluaran 31:3; Lukas 4:18; Keluaran 31:3; Yohanes 3:34-35], dan antara Aholiab dengan Roh Kudus [Keluaran 31:6; Yohanes 16:8-11; Efesus 2:20-22; Yohanes 14:26; 15:26; Keluaran 31:6; Kisah para Rasul 10:38; Keluaran 31:6; Yohanes 14:26; 16:13-15], maka kita akan mendapatkan kesamaan, baik dari asal suku, arti nama, anak siapa, diurapi Roh Kudus, dilengkapi karunia-karunia Roh, dan sebagainya.

Ini memberi kita pengertian, bahwa bila tukang-tukang yang membangun Tabernakel harus mendapat perlengkapan dari Allah dan Roh Kudus, demikian pula kita, hamba Tuhan, rekan sekerja Allah, harus dilengkapi dengan sifat-sifat Yesus dan kuasa Roh Kudus, supaya kita dapat dipakai membangun Rumah Allah yang rohani.

Kalau kita melihat semua itu, kita akan mengerti bahwa Tabernakel merupakan pola rencana Allah yang sangat besar bagi manusia dan hubungannya dengan Allah. Dengan konteks pemikiran seperti inilah, kita akan mempelajari pengajaran Tabernakel ini, yaitu mempelajarinya dalam kaitan dengan pemahaman rencana Allah bagi hidup kita, orang-orang percaya.

Pola ini sudah dan sedang dilaksanakan pembangunannya menuju kepada kesempurnaan, dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita akan membandingkan apa yang ada dalam pola dan bagaimana penggenapannya dan demikian juga sebaliknya.
 
1_609597933l.jpg

II. Halaman dan Alat-alatnya

II.1. Pendahuluan
1_881623096l.jpg
Melewati Pintu Gerbang kita akan melihat dua alat di halaman luar ini, yaitu: Mezbah Korban Bakaran dan Bejana Pembasuhan. Mezbah Korban Bakaran terletak tepat di depan sebelah dalam Pintu Gerbang. Di sanalah hewan korban dipersembahkan dan dibakar. Kita tidak dapat hanya sekedar melewatinya saja. Ketika mencari hadirat Tuhan, kita harus berhenti di Mezbah ini untuk mempersembahkan korban yang tepat.

Mezbah Korban Bakaran mewakili salib Kristus, langsung berada di dalam Pintu Gerbang keselamatan. Ini menggambarkan komitmen kita untuk menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam kehidupan kita dan juga persembahan hidup kita setiap hari sebagai korban yang hidup, kudus dan berkenan di hadapan Allah [Roma 12:1-2]. Sama seperti Ia memberikan diri-Nya sebagai korban penebus dosa bagi kita, Yesus sekarang minta kita mempersembahkan hidup kita kepada-Nya. Paulus berkata, "Aku telah disalibkan bersama Kristus [Galatia 2:20]. Seringkali kita tergoda untuk menjauhkan diri dari Mezbah Korban Bakaran. Kita ingin sama sekali menghindarinya karena Mezbah ini panas, dan menghanguskan! Itu berarti mati bagi diri sendiri; meletakkan apa yang kita inginkan dan hanya merindukan kehendak-Nya. Ini harus dialami setiap hari.
mkb.jpg

Alat yang kedua yang ada di halaman adalah Kolam (Bejana) Pembasuhan. Sebuah mangkuk yang bundar dan besar, tempat imam-imam membasuh tangan dan kakinya sebelum melakukan upacara korban [Keluaran 30:20, 21]. Bahan yang digunakan adalah persembahan sejumlah cermin tembaga dari para wanita [Keluaran 38:8]
bejana.jpg
Air dalam Bejana Pembasuhan ini menggambarkan Firman Allah. Dalam surat kepada Jemaat Efesus, Paulus berkata mengenai tubuh hidup yang dibasuh dengan air Firman [Efesus 5:26 Ibrani 10:22]. Logos memiliki kuasa yang membersihkan hidup kita. Kenajisan daging dicuci bersih bila kita bertindak dalam ketaatan pada perintah yang jelas dalam Alkitab.

II.2. Kain Pagar dan Tiang-tiangnya

II.2.1. Gambaran Fisik (Illustrasi Visual)
[Keluaran 27:9-19; 38:9-20]
Menurut pandangan mata fisik, yang terlihat lebih dulu dari luar sebelum memasuki halaman Tabernakel adalah pagar (layar kain) yang berwarna putih, yang mengelilingi halaman dengan sebuah Pintu Gerbang untuk masuk ke dalamnya.

Bagi orang yang ingin mengetahui atau mengenal apa itu tabernakel, kain pagar dan pintu gerbang inilah yang akan pertama dilihatnya. Pagar dibuat dari kain lenan yang dipintal benangnya dan berwarna putih [Keluaran 27:9-12]. Pada sisi selatan dan utara masing-masing 100 hasta panjangnya, pada sisi barat dan timur masing-masing 50 hasta lebarnya. Khusus pada sisi timur terdapat PIntu Gerbang selebar 20 hasta, dan kain layar di kiri dan kanan Pintu Gerbang selebar masing-masing 15 hasta. Seluruh Kain Pagar itu tingginya 5 hasta.
Agar kain pagar dapat berdiri tegak dan bertahan terhadap terpaan angin padang gurun, maka kain layar tersebut dipasang pada tiang-tiang yang diberi alas (tembaga) yang diikat dengan tali-tali yang terkait melalui kaitan (perak) dan pada patok-patok di tanah; sementara tiang-tiangnya dihubungkan dengan penyambung-penyambung dari perak. Patok atau Paku dibuat dari tembaga, sedangkan talinya dari benang lenan yang dipintal.
pelataran.jpg
HALAMAN​
Maz. 65:5, Maz. 84:3, Maz. 92:14- 15, sepatutnya setiap orang yang berada dalam pelataran kemah suci/ sudah percaya dan menerima Yesus ( Melewati Pintu Gerbang ) merasa berbahagia karena itu adalah merupakan anugrah Allah yang tidak ternilai dan ini bukan merupakan bagian semua orang ( II Tes. 3: 2 ), karena tidak seorangpun bias datang kepada Yesus kalau bukan mendapat karunia Bapa. Yoh. 6: 65
Masuk halaman berarti menjadi kehidupan yang dipisahkan dari sekitarnya yang kotor dan najis, tidak boleh menjadi kehidupan yang campur baur ( Bil. 1: 51/ II Kor. 6: 17 )
Baca juga untuk meyakinkan Yes. 52: 11; Yes. 48: 20. harus ada pemisahan, diasingkan dari sekitarnya. Kita harus bersedia dipisahkan dan mau bertindak untuk dipisahkan ( Kel. 33: 16b, Kol. 2: 21- 22 )

Mengapa perlu diasingkan ?
Supaya tidak kembali pada dosa dan kena hukuman Allah ( Why. 18: 4, Yeremia 51: 6, 45/ I Kor. 15: 33 ) Tuhan tidak mau kita lemah/kompromi dengan dosa, Tuhan memberi kekuatan dan pengertian supaya kita ada kemampuan untuk memilih sehingga kita dapat masuk dalam kesempurnaan ( I Tes. 5: 22 ) Kemampuan memilih dari diri kita adalah memilih yang baik dan yang jahat selanjutnya kita hanya taat pada pimpinan Roh Kudus. Kuasa Roh Kuduslah yang mempekerjakan hidup kita seterusnya sehingga tumbuh dalam kesucian dan kesempurnaan ( Zak. 4: 6 ) Kita harus dipisahkan dari semua yang jahat, yang kotor dan yang najis mulai dari perbuatan sampai pada pikiran kita. Kalau tidak celaka!!
Raja Salomo adalah Raja yang besar, mulia dan penuh hikmat Allah, namun, dia tidak memisahkan diri dengan bangsa kafir, akhirnya dia jatuh dalam dosa ( I Raja2. 11: 3- 8, 11 )
Amsal 13: 20; kita melayani mereka, tapi tidak bersekutu dengan perbuatannya.

Kain pagar halaman panjangnya adalah 300 hasta terbuat dari lenan halus, tinggi 5 hasta.
Lenan halus = kebenaran orang suci ( Why. 19: 8 )
300 hasta = berjalan bersama Tuhan sampai akhir > Henoh ( Kej. 5: 22 )
Luas kain pagar halaman > 300 x 5 hasta = 1500 hasta, angka 1500 ini menunjuk 2 torat  gunung Sinai  Tuhan Yesus

TIANG PAGAR HALAMAN
Sebelah utara 20
Sebelah selatan 20
Sebelah barat 10
Sebelah timur 6+4 ( Pintu Gerbang ) = 10
Jadi tiang pagar halaman – tiang pagar = 60 -4 = 56 tiang
Angka 56 = orang-orang percaya yang namanya tertulis dalam Luk. 3: 23- 26 mulai dari Yusuf, anak Eli sampai Adam
4 ( tiang Pagar Halaman ) = Matius, Markus, Lukas, Yohanes
Sedangkan angka 60 dari semua tiang ( Tiang Pagar ( 56 ), tiang Pintu Gerbang ( 4 ) ) adalah berbicara -> Kid. 3: 6- 7 = 60 orang pahlawan daripada segala pahlawan orang Israel yang menjada peraduan ( tempat tidur ) dari Salomo artinya, jika kehidupan Kristen itu dapat hidup dalam kesucian dan kebenaran ( lenan halus ) dimulaikan dari kehidupan nikah maka kehidupan demikian akan dipakai dan diperlukan dalam Rumah Allah ( I Tim. 3: 15, Gal. 2: 9 )
Disebutkan dalam Why. 3: 12, tiang dalam Rumah Allah adalah orang-orang yang menang.
Menang melawan siapa ? Iblis! ( Ef. 6: 12 )
Jadi yang menjadi tiang adalah kehidupan Kristen yang menang atas iblis, dunia, daging dan dosa ( 1 golongan ) sehingga dapat hidup dalam kesucian dan kebenaran.
Bukan orang yang kalah sehingga menjadi budak iblis dalam dosa, bukan budak hawa nafsu dan juga bukan budak dunia dengan segala keinginannnya ( I Yoh. 2: 15- 16 )
Tiang penopang pagar halaman ini memiliki kaki/alas yang terbuat dari tembaga ( Kel. 21: 17 ).
Dengan demikian tiang-tiang tersebut tidak lagi berhubungan langsung dengan tanah, sehingga tumbuh kembali. Artinya;
Tembaga berbicara hukuman atas perbuatan dosa ( Ul. 28: 15, 23 )
Bil. 21: 9 menunjuk Yesus saat disalib ( Yoh. 3: 14- 15 )
Tuhan Yesus ditinggikan di atas salib karena menanggung dosa isi dunia, terpisah dari Allah dan menerima hukuman dari Allah yang seharusnya ditimpakan kepada manusia.
Jadi tiang-tiang Gerbang Tabernakel adalah kehidupan Kristen yang dapat berdiri atas korban Kristus sehingga tabiat daging tidak dapat tumbuh kembali.
Masih ada nafsu makan, tapi tidak lagi disebut bertuhankan perut ( Fil. 6: 9 )
Boleh kerja keras cari uang tapi bukan karena cinta akan uang ( I Tim. 6: 9 ), boleh mencari kepujian tetapi dari Allah bukan dari manusia ( Roma 2: 29 )

TIANG-TIANG PAGAR HALAMAN KEPALANYA DISALUT PERAK ( Kel. 38: 17 )
Perak ini berbicara penebusan oleh darah Kristus ( I Ptr. 1: 18- 19 )
Kalau kaki tembaga berfungsi untuk menghubungkan ke bawah ( bumi ) maka kepala itu mempunyai fungsi hubungan ke atas ( langit ) Mat.3: 16, Yoh. 12: 28
Di atas ( langit ) menunjuk tempat Allah
Jadi tiang Pintu Gerbang adalah kehidupan Kristen yang memiliki hubungan dengan Allah untuk itu harus selalu bersalut dengan perak artinya tidak boleh nampak perkara-perkara yang menjadikan hubungan kita dengan Allah terputus.
Apa itu? Itulah dosa! ( Yes. 59: 1- 2 ), oleh karena itu semua perbuatan ataupun angan-angan dosa harus secepatnya diakui dan dibereskan ( I Yoh. 1: 9; I Yoh. 3: 21 )

TIANG-TIANG PAGAR HALAMAN DIHUBUNGKAN SATU DENGAN LAIN DENGAN PENGAIT DAN PENYAMBUNG DARI PERAK

Ini berbicara dari persekutuan orang-orang percaya yang berjalan dengan Allah/ terang.
Perak = penebusan oleh darah Kristus
Jadi persekutuan orang-orang percaya yang benar adalah karena darah Kristus ( I Yoh. 1: 7 )
• Orang yang berjalan dalam terang berarti tidak ada/ menyembunyikan perkara-perkara yang ditandai dengan gelap/ dosa ( I Yoh. 1: 5- 6 )
• Orang yang berjalan dalam terang akan mudah bersekutu seorang dengan seorang karena tidak ada perbedaan baik ras, sosial, ekonomi, dll.
• Orang yang berjalan dalam terang memiliki tujuan yang sama yaitu hidup untuk Kristus ( Flp. 1: 21 )
II.2.2. Penerapannya Bagi Orang Percaya
• Tiang-tiang pagar -> menunjuk pada manusia-manusia yang telah percaya Yesus dan menyaksikan tentang Tuhan Yesus sebagai Juruselamat[bnd. Markus 8:24]
• Tiang-tiang Pagar -> Ada 60 tiang dengan alasnya yang menopang pagar dan pintu gerbang, bandingkan dengan: Kidung Agung 3:7 (Tandu Salomo dikelilingi enam puluh pahlawan).
• Tiang-tiang Pagar beralaskan alas tembaga -> menunjuk pada 'pendirian' orang-orang Kristen atas kebenaran firman (iman) dan menghukum segala bentuk dosa (alas tembaga) [Roma 5:1, 2; 1 Korintus 15:1, 2; 16:13; 2 Korintus 1:24; 1 Petrus 5:12 bnd. Matius 7:24, 25].
• Kain layar -> menunjuk pada manusia-manusia yang telah dibenarkan oleh Allah karena percaya kepada Yesus [Roma 3:24-26], telah mengenakan pakaian (kebenaran) Kristus [Galatia 3:27 bnd. Yesaya 61:10]. berfungsi memberi batasan yang jelas antara yang diluar halaman dan yang di dalam halaman, berarti dipisahkan dari keduniawian [bnd. 2 Korintus 6:16-18].
• Penyambung-penyambung perak dan tali-tali, patok -> menunjuk persekutuan dari kehidupan orang-orang percaya dikerjakan oleh kuasa ketebusan Kristus (perak - Keluaran 30:11-16 bnd. 1 Petrus 1:18,19], dan diperkokoh kuat oleh 'tali-tali' kesetiaan kasih Allah: "Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih [Hosea 11:4] serta dipatok tembaga - yang menunjuk pada kerelaan diri untuk menghukum (daging) dosa - sehingga tak tergoyahkan lagi oleh angin-angin pengajaran (lain).

II.2.3. Tanggung Jawab Orang Percaya
Pagar memang mengingatkan kita bahwa kita sudah dipisahkan dari dunia, hidup hanya untuk Kristus. Ini adalah tanggung jawab pribadi. Namun, ketika kita keluar dari Pintu Gerbang Kemah Pertemuan, kita akan berhadapan dengan dunia yang masih gelap dan perlu pertolongan. Kita dapat membandingkannya dengan penglihatan Yehezkiel tentang apa yang diukur adalah setelah keluar dari Pintu Gerbang, keluar dari batas-batas pagar.
[Yehezkiel 47:2-5 (2) Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. (3) Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki. (4) Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang. (5) Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi]. Inilah tanggung jawab kita bersama, dalam kendali Roh Kudus, yang semakin lama, semakin penuh, akan menolong kita untuk meluaskan bentangan kemah, bertambah ke kanan dan ke kiri [bnd. Yesaya 54:2-3 (2) Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! (3) Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.]. Dengan demikian, visi pengajaran Tabernakel akan semakin dikenal banyak bangsa dan semakin banyak jiwa yang diselamatkan.
gerbang.jpg

II.3. Pintu Gerbang

II.3.1. Gambaran Fisik (Ilustrasi Visual)
[Keluaran 27:16; 38:18, 19]
Dibuat dari kain lenan halus (putih) yang dipintal benangnya -- tenunan yang berwarna-warna - ungu tua (biru), ungu muda (ungu), kirmizi (merah) -- dan dipasang pada empat tiang dan empat alas tiang yang terbuat dari tembaga, sedangkan kaitan, salut kepala dan penyambungnya dari perak [Keluaran 27:16; 38:19]. Pintu gerbang ini berukuran 20 hasta dan 5 hasta tingginya [Keluaran 38:18].

II.3.2. Gambar bayang Kristus
Yesus Kristus adalah Pintu, Dialah Jalan Keselamatan
[Yohanes 10:9, Yohanes 14:6; Kisah para Rasul 4:10-12]
Pengertian rohani yang dapat diambil dari Pintu Gerbang adalah:

a. Warna kain Pintu Gerbang menunjuk pada sifat-sifat Yesus sebagai berikut
Ungu tua atau ungu adalah warna yang biasa dipakai raja di Timur Tengah pada zaman itu; ini menunjuk pada salah satu 'sifat' Yesus yang adalah Allah yang bertabernakel (berdiam) dalam manusia sebagai Raja di atas segala raja [bnd. Matius 1:1; 2:1, 2; 1 Timotius 1:17; 6:15, 16 Wahyu 17:14; 19:13, 16]
Ungu tua, melambangkan Yesus sebagai Raja ( Yoh. 19:2- 3 ), raja menunjuk pada kehidupan yang penuh kuasa tetapi kalau Dia Raja yang berkuasa mengapa Dia ditangkap dan disalibkan??
kuasaNya begitu hebat sehingga hanya dengan 2 patah kata saja serdadu romawi dirobohkan, tetapi Yesus tidak mau memakai kuasaNya untuk …… manusia karena lawan yang harus dihancurkanNya adalah Iblis ( Ef. 6:12 )
Kuasa yang dimilikiNya juga dipergunakan untuk mengalahkan tabiat daging pada diriNya ( Doa getsemani )
demikian juga kehidupan Kristen yang bertabiat raja adalah yang mampu menang atas daging dan dosa ( Ams. 16: 32 )
kehidupan Kristen yang bisa berkata TIDAK atas segala bujukan setan dan hawa napsu adalah raja dihadapan Tuhan.
Bukan kehendak Tuhan kita selalu jatuh bangun dalam dosa, menjadi kehidupan yang dikalahkan oleh dosa tetapi menang atas dosa.
Itulah sebabnya Dia melengkapi kita dengan kuasa dari tempat yang MAHA TINGGI ( Luk. 24: 49, Luk. 10: 59 )
Ungu muda atau biru adalah warna yang biasa dipakai sebagai pakaian hamba di Timur Tengah pada zaman itu. Ini menunjuk 'sifat' lain dari Yesus yang adalah Allah namun rela mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia [Filipi 2:5-8, Matius 12:17-21]. Sedangkan makna rohani lain dari warna biru (langit) adalah kuasa kebangkitan.
ungu muda/biru, Yesus sebagai hamba yang taat ( Mat. 20: 28, Bil. 15: 39- 40 )
dihadapan Allah mereka yang melayani dengan taat ( karena Kristus ) itulah yang terlebih besar, bukan mereka yang dipuji-puji nampak besar dipemandangan manusia
untuk dapat melayani dengan baik, Yesus merupakan teladan sempurna
1. Flp. 2: 7, melupakan kedudukanNya
melayani prang orang yang memiliki kedudukan tinggi, kaya dsb adalah wajar, tetapi melayani orang-orang yang lebih miskin, hina, dianggap bodoh dsb adalah bukan perkara mudah, namun inilah yang dikerjakan Yesus, Dia melayani pemungut cukai juga orang-orang berdosa lainnya
2. Rendah hati ( Mat. 20:25- 27 ), Tuhan Yesus jauh lebih tinggi dari semua murid, sebab Dia adalah guru dan Tuhan bagi murid-muridNya, sekalipun demikian Dia mau merendahkan diri sebagai hamba dengan mencuci kaki murid-muridNya ( Yoh. 13: 12- 15 ), kita juga harus bias menenpatkan diri sebagai hamba yang taat dan kalau Tuhan sudah memakai kehidupan kita, kita tidak harus menuntut apa-apa ( Luk. 17: 10 )
Merah kirmizi adalah warna darah, bermakna sengsara, menderita sebagai manusia. Ini 'sifat' dari Tuhan Yesus sebagai Anak Manusia yang rela berkorban sebagai penebusan [Roma 3:25]. Yesus adalah Allah yang berdiam dalam tubuh manusia, yang telah tersalib demi penebusan kita melalui darah-Nya yang tertumpah di Golgota [Filipi 2:8. Ibrani 9:14; 1 Petrus 1:18-20].
merah kirmizi, merah adalah warna darah/ sengsara ( II Raj2. 3: 22 )
benang merah yang diikatkan rahab pada jendela rumahNya adalah menggambarkan darah dari pengorbanan Anak Domba Allah yang sudah menyelamatkan semua orang kafir ( Yos. 2: 18 )
Luk. 9: 22, dalam menebus manusia dari perhambaan dosa Yesus telah mengeluarkan banyak darah sampai mati.
Yesus mati sebagai anak manusia Luk. 22: 22 bukan sebagai Allah
Sebagai manusia Dia mengalami kegentaran/ ketakutan yang hebat ( Luk.22: 44, tetapi sekalipun demikian Yesus tetap taat bahkan taat sampai mati ( Flp. 2: 8 )
Kitapun harus memiliki warna merah ini didalam kehidupan kita ( Luk. 9: 23 )
Rasul Paulus berkata dalam II Kor. 4L 11, Rm. 8: 36
Putih (Lenan Halus) melambangkan kesucian, kekudusan, korban yang tidak bercela [Wahyu 5:6, 9]. Yesus adalah Firman Allah yang berdiam dalam tubuh manusia yang suci dan kekal sebagai Anak Allah [Yohanes 1:1-2, 14; Matius 17:1-8; Markus 8:2-8; Lukas 9:28-36; 2 Petrus 1:16-18].
putih/ lenan halus, kebenaran orang-orang suci ( Why. 19:8 )
warna putih adalah merupakan warna dasar dari tabir ( putih disulam )
demikian Tuhan Yesus, kebenaran dan kesucian merupakan dasar kehidupanNya
Orang-orang yahudi tak dapat menemukan kesalahan sedikitpun sehingga mereka mencari saksi-saksi dusta untuk bisa menyalibkanNya ( Mat. 26: 60 )
Yudas mengakui bahwa Yesus tidak bersalah ( Mat. 27: 4 )
Pilatus juga tidak menemukan kesalahan dan melepaskan tanggung jawab dengan mencuci tangannya ( Mat. 27: 24 )
penghulu lascar bersaksi ( Luk. 23: 47 )
dan penulis Ibrani dalam Ibr. 4: 15, Ibr. 7: 26
demikian juga seharusnya kita orang percaya apabila Yesus sungguh-sungguh kita beri kesempatan untuk menguasai dan ……… segala pembicaraan, tindakan-tindakan rencana dan segala gerak hidup kita dan kita mau selalu mentaatiNya maka jalan kita akan selalu diatas kebenaran.
b. Empat tiang mempunyai arti:
• Menunjuk 4 penulis Injil Tuhan Yesus, yaitu:
a. Matius, menampilkan Yesus sebagai Raja di atas segala raja (dengan silsilah kerajaan - Daud) [Matius 1:1-17; 28:18].
b. Markus, menampilkan Yesus sebagai Hamba Allah (tanpa silsilah) yang penuh kuasa kebangkitan dalam pelayanan-Nya hingga kini [Markus 16:20].
c. Lukas, menampilkan Yesus sebagai Anak Manusia (menderita sengsara) yang penuh perhatian dan kasih terhadap sesama manusia (dengan silsilah manusia) [Lukas 3:23-38; 24:38-43, 46].
d. Yohanes, menampilkan Yesus sebagai Firman Allah yang menjadi daging (manusia) dalam kemuliaan sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaarn [Yohanes 1:1, 2, 14, 21:25]
• Kita dapat juga membandingkan dengan tiang yang ada dalam Bait Allah yang dibangun oleh Salomo, disana terdapat dua tiang utama yang dinamakan "yakhin" yang berarti "Dia yang menguatkan" dan "boaz" yang berarti "Dia yang meneguhkan". [Baca Kidung Agung 5:15; Yeremia 1:18; Galatia 2:9; 1 Timotius 3:15; Wahyu 3:12].

Itulah Yesus Kristus yang diperkenalkan dalam wujud Pintu Gerbang Tabernakel!

II.3.3. Penerapannya Bagi Orang Percaya
a. Mari, kita masuk melalui pintu gerbang keselamatan ini dengan iman [Efesus 2:8-9]; Roma 5:1-2; 1 Korintus 3:5].
b. Pintu keselamatan itu sempit (sesak), dan perlu perjuangan untuk memasukinya, sebab itu kita harus memasuki pintu itu dengan benar [Matius 7:12-14; Lukas 13:23-30].
c. Bertobat [Markus 1:15; Kisah para Rasul 2:38; 3:19; 17:30; 20:21].
d. Percaya pada Tuhan Yesus Kristus [Kisah para Rasul 16:31; 10:43; 13:39; Yohanes 3:16].
e. Berseru memanggil nama Tuhan Yesus Kristus [Kisah para Rasul 2:21; Roma 10:13].
f. Menerima Dia [Yohanes 1:12].

II.3.4. Tanggung Jawab Orang Percaya
Bagi orang yang sudah melalui proses untuk menjadi percaya kepada Tuhan Yesus, yang digambarkan dengan masuk melalui Pintu Gerbang, maka sudah sewajarnya untuk bersaksi mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat di hadapan manusia [Roma 10:9-10]
 
II.4 Mezbah Korban Bakaran
mkb.jpg
MEZBAH KORBAN BAKARAN

Mezbah Korban Bakaran adalah tempat untuk binatang korban, Mezbah Korban Bakaran merupakan bayangan dari salib sedangkan binatang yang dipersembahkan menunjuk Kristus Yesus yang dikorbankan sebagai Anak Domba ( Yoh 1:29 )
Mezbah terbuat dari kayu penaga
Kayu = tabiat daging dari manusia ( Mrk. 8: 24 )
Tembaga = penghukuman/ kutuk
Tabiat daging harus dihukumkan/ disalibkan, sebab kalau tidak maka pengikutan kita kepada Kristus akan terasa berat > bertobat
Ukuran Mezbah Korban Bakaran
Tinggi = 3 hasta
Lebar = 5 hasta
Panjang = 5 hasta
( 4 persegi )
altarbk_small.JPG
altar1bk_small.JPG

tabernaclepolttouhrialttari.jpg
Separuh tinggi dari MKB, berarti 1,5 hasta dari lantai diletakkan jala-jala tembaga untuk menaruh binatang korban.
Angka 1,5 menceritakan salib Kristus sebagai pengantara antara manusia berdosa dengan Allah. ( Kol. 1: 20; I Tim. 2: 5 )
Dengan darah Kristus yang suci yang sudah tertumpah di atas salib, hubungan manusia dengan Allah yang sudah terputus oleh dosa terbuka kembali.
Untuk menjaga hubungan kita dengan Allah yang sudah direhabilitir oleh kuasa Korban Kristus maka kita harus bisa mempersembahkan segenap kehidupan kita kepada Allah bagaikan binatang yang dipersembahkan di atas MKB ( Rm. 12: 1 )
Orang yang dapat mempersembahkan hidupnya di atas mezbah itu akan tetap taat sekalipun harus menderita. Rahasia hidup kemenangan bangsa Israel adalah dalam ketaatan. Selama mereka taat mereka menjadi bangsa yang sangat diberkati tetapi begitu hubungan mereka dengan Allah renggang oleh karena ketidaktaatan, maka kekalahan dan kematian mulai melanda kehidupan Israel.
Demikian juga kita selama kita taat dengar-dengaran, maka kita akan diberkati dan menjadi berkat bagi orang lain ( II Kor. 2: 14- 16 )
Dalam kemah suci/ tabernakel ketinggian 1,5 hasta ada 3 perkara:
1. Korban diatas jala-jala tembaga
2. Roti sajian diatas MRS yang memiliki ukuran tinggi 1, 5 hasta
3. Tutupan Grafirat dari Tabut Perjanjian yang memiliki ukuran tinggi 1,5 hasta
Ada hubungan yang erat dari ke-3 perkara ini yang kesemuanya merupakan bayangan dari pribadi Kristus.
1. terletak di halaman > Yesus sebagai penebus dosa bagi kita kalau mau hidup diatas Mezbah seperti Kristus pikul salib setiap hari maka hal itu akan membawa kita untuk dapat hidup suci ( I Ptr. 4: 12 ) sehingga ada kesukaan untuk bersekutu dengan Yesus dalam firman Allah dan perjamuan suci ( MRS ) dan akhirnya akan menjadi serupa dengan pribadi-Nya, sempurna seperti Bapa di Sorga sempurna adanya ( Mat 5: 48 )
Jadi apabila kita orang beriman mau pikul salib dengan sungguh, hidup dipersembahkan di atas mezbah maka kita akan mengalami pertumbuhan yang baik dan akhirnya akan mencapai kesempurnaan yang indah itu, menjadi Mempelai-Nya
MKB tinggi 3 hasta
Angka 3 adalah Angka Allah dalam arti Allah yang Esa menyatakan diri dalam 3 kenyataan; sebagai Bapa dalam penciptaan; sebagai Anak dalam karya penebusan; sebagai Roh dalam Pencurahan/ penyempurnaan gereja.
Angka 1,5 yaitu ketinggian dari jala-jala tempat meletakkan korban, erat hubungannya dengan angka 3, karena jala-jala terletak di tengah-tengah mezbah.
Hal ini memberi arti kalau kita mau pikul salib Kristus dengan sungguh, maka kita akan mudah berjalan dengan Allah ( sebab daging yang suka melawan sudah disalibkan ), mka Allah juga mudah berkarya di dalam kita ( Rm. 8: 31 ).
Jadi angka 3 ( Tinggi MKB ) yang mengandung angka 1,5 berarti Allah beserta kita ( Immanuel ).
Kalau Allah beserta kita, maka ini merupakan hal yang luar biasa, setan GEMETAR!!!!
Orang Mesir gemetar dan sangat ketakutan sebab bangsa Israel yang ditindasnya itu ternyata tidak sendirian tetapi ada Allah yang menyertai ( Kel. 12:31- 33 )
Bangsa Kanaan yang gagah perkasa dan ahli dalam peperangan dicekam ketakutan karena yang mendatangi mereka disertai kuasa yang tidak terkalahkan ( Yos. 2: 9- 11 )
Melawan orang yang disertai Allah berarti melawan Allah sendiri!!! Ingat pada waktu Israel bersungut-sungut kepada Musa, Musa berkata, “bukan kepada kami sungut-sungutmu tetapi kepada Tuhan!” Kel.16:8
Panjang dan lebar MKB 5 hasta
Angka 5 = 5 luka Tuhan Yesus ( Yoh. 20: 25, 27 )
5 luka ini adalah menunjuk niat mau disengsarakan karena taat pada kehendak Bapa.
Sewaktu paku-paku mulai ditusukkan pada tangan dan kaki, sudah barang tentu Yesus mengalami sakit yang luar biasa tetapi Yesus membiarkan diriNya disengsarakan seperti domba yang kelu ( Yes 53: 7 )
Rela sengsara karena taat ini adalah senjata ampuh untuk melawan dosa ( I Ptr. 4: 1 ). Daud dapat membunuh Goliat dengan 5 batu yang diambil dari kali ( I sam. 17: 40 )
Dosa dan keduniawian itu bagaikan Goliat yang hendak menghancurkan Israel. Apabila kita tidak punya 5 batu kecil, itulah niat/ kemauan untuk disengsarakan karena taat firman Allah maka kita akan hancur ( Dan. 1: 8 )
Niat/ kemauan sengsara kerena firman Allah/ Kristus adalah dasar untuk kita dapat berjalan dengan Allah sehingga kita tetap dalam kekudusan sampai akhir
Terdapat empat mezbah sebelum Mezbah korban bakaran Tabernakel, yaitu: Mezbah Nuh [Kejadian 8:20]; Mezbah Abraham [Kejadian 12:7 dll]; Mezbah Ishak [Kejadian 26:25]; dan Mezbah Yakub [Kejadian 35:1, 7].

Mezbah Korban Bakaran adalah tempat penyembelihan domba atau hewan yang akan dikorbankan. Ini berbicara tentang pengorbanan dan pendamaian [Imamat 17:11; Ibrani 9:22, 26, 28; 10:12]. Setiap orang yang ingin menghampiri Allah harus datang dengan korban Yesus di kayu salib.

Pada Mezbah Korban Bakaran terdapat tiga aspek: Mezbah Tembaga; Hewan Korban dan Darah.

II.4.1. Mezbah Tembaga
a. Gambaran Fisik (Ilustrasi Visual)

[Keluaran 27:1-8; 38:1-7]
Letak: Mezbah Korban Bakaran diletakkan sesudah Pintu Gerbang di dalam halaman Tabernakel. Inilah alat yang dilihat pertama kali dan harus dihadapi, ketika imam masuk ke dalam halaman Tabernakel.

Bentuk dan Ukuran: Dibuat dari kayu penaga yang disalut dengan tembaga. Diatas dan dibawah mezbah tidak ditutup, dibuat berongga [Keluaran 27:8]. Mezbah adalah perkakas yang terbesar dalam Tabernakel (lebar 5 hasta, panjang 5 hasta dan tinggi 3 hasta).

Perlengkapan bantu: kuali tempat abu, sodok, bokor penyiraman, garpu, dan perbaraan. Kelima alat ini dibuat dari tembaga.

b. Gambar Bayang Kristus
Mezbah Korban Bakaran menggambarkan salib, atau korban Kristus. Ini menjadi peringatan bahwa "upah dosa itu maut" [Roma 6:23], dan bila seseorang hendak masuk Rumah Tuhan harus berdasarkan pembenaran oleh penumpahan darah, tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa [Yohanes 19:17, 18; Ibrani 9:22; Kolose 1:20; 2:14].

Pengertian rohani yang dapat diambil dari Mezbah Korban Bakaran adalah:
• Mezbah Tembaga juga menggambarkan kaki Yesus, yang "mengkilap bagaikan tembaga membara dalam perapian" [Wahyu 1:15]. Sebagaimana kita harus datang ke kaki Yesus, dalam arti merendahkan hati dan menyerah kepada-Nya, untuk mendapatkan keselamatan, demikianlah bangsa Israel harus datang ke Mezbah korban bakaran untuk penebusan dosanya.
• Di atas Mezbah:
> Kita melihat dosa dihukum [Yesaya 53]
> Allah meletakkan di atas Kristus penghukuman, yang seharusnya menjadi tanggungan kita [Yesaya 50:5-6; Yohanes 3:14-16; Galatia 3:13].
> Allah membuat Yesus menjadi dosa karena kita [2 Korintus 5:21].
• Mezbah yang berongga menggambarkan anugerah Allah yang tidak terbatas, tinggi dan dalamnya [Bandingkan dengan Roma 37:39; Mazmur 139:1-10]. Kayu penaga menggambarkan Yesus adalah Allah yang menjadi dosa. Ini berarti, Yesus dalam kemanusiaan-Nya, harus menanggung (disalut) hukuman atas dosa [Bandingkan dengan 1 Petrus 2:24; 2 Korintus 5:21; Galatia 3:13; Ibrani 2:17-18; 4:15].
• Sebagaimana Mezbah tidak boleh ditinggalkan setiap kali bangsa Israel berpindah tempat, maka begitu pula kita, orang yang percaya, tidak boleh meninggalkan korban Yesus dalam kehidupan kita [Matius 24:14]. Jangan seperti orang Gadara, yang melihat Yesus malah mengusir-Nya [Matius 8:34].

Pengertian rohani yang dapat diambil dari Empat tanduk pada empat sudut Mezbah adalah:
• Empat adalah empat penjuru bumi dan tanduk menyatakan kuasa [Kejadian 22:13; Yosua 6; Wahyu 5:6; 1 Samuel 16:13; Markus 16:15-16; Kisah Para Rasul 1:8; Mazmur 18:3; 92:11; 132:17; Lukas 1:69]. Kristus adalah kuasa keselamatan. Mezbah korban bakaran ini memberitakan kepada seluruh penjuru bumi kabar keselamatan dalam korban Kristus di kayu salib. Korban ini untuk semua orang, namun hanya akan bermanfaat bagi mereka yang menerima dan percaya. Kemanapun Israel pergi, mereka harus membawa mezbah ini, karena itu kemanapun kita pergi, kita harus memberitakan korban Yesus di kayu salib.

Pengertian rohani yang dapat diambil dari kelima alat pada Mezbah Korban Bakaran adalah:
• Kelima alat yang dipakai pada Mezbah Korban Bakaran etrbuat dari tembaga. Tembaga menggambarkan hukuman atas dosa. Angka lima menyatakan anugerah ALlah. Hukuman dan anugerah Allah merupakan aspek yang sangat nyata dalam Salib Kristus.

c. Penerapan Bagi Orang Percaya
Setiap pengalaman dalam anugerah ALlah yang kita nikmati adalah karena Mezbah Korban Bakaran (Salib Golgota) yang cukup besar untuk menampung segala jenis korban dan pengalaman, yang menjamin kesempurnaan kita. Korban Kristus cukup dilakukan satu kali saja, untuk selama-lamanya [Ibrani 10:10]. Yesus telah mati karena dosa-dosa kita dan semua itu dilakukan-Nya karena kasih-Nya [1 Korintus 15:3-4; Roma 5:6, 8].

Yesus harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar, yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong yang dicobai [Ibrani 2:17-18]. Ini akan senantiasa menguatkan kita dikala mengalami pencobaan, karena ada seorang Pendoa Syafaat berdoa bagi kita.

d. Tanggung Jawab Orang Percaya
Sebagai orang yang sudah percaya, bertobat dan diselamatkan, maka Mezbah Korban Bakaran -- yang menunjuk Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita -- harus kita beritakan dan membawa jiwa-jiwa ke kaki salib, kaki Yesus, masuk melalui Pintu Gerbang, supaya mereka menjadi satu keluarga dalam Tubuh Kristus.
 
II.4.2. Korban (Domba)
a. Gambaran Fisik (Ilustrasi Visual)

domba-jantan.jpg
• Anak domba [Keluaran 29:38-41]
• Di atas mezbah korban bakaran anak domba disembelih.
• Anak domba yang dikorbankan harus dalam kondisi tanpa cacat dan noda [Keluaran 12:1-51; Ulangan 15:21].
• Korban harus diangkat tinggi dan diletakkan di tengah-tengah Mezbah dan kemudian dibakar.
• Korban dipersembahkan di atas mezbah dengan dibakar oleh api. Yang mula-mula dipakai adalah api yang turun dari hadirat Tuhan [Imamat 9:24], yang juga digunakan untuk menyalakan Kandil dan dupa dalam Ruang Suci.
• Setelah dibakar, abu korban bakaran dibuang di luar perkemahan Israel [Imamat 6:11].

b. Gambar Bayang Kristus
Menggambarkan Yesus sebagai Anak Domba Allah yang mebhapus dosa dunia [Yohanes 1:29, 36; Kisah Para Rasul 8:32]. Yesus yang menanggung dosa kita [Yesaya 53:4, 6, 10; Roma 5:6-8; 2 Korintus 5:21; Ibrani 9:28]. Seorang yang tanpa dosa telah mati untuk kita orang yang bersalah [1 Petrus 1:18-19].

c. Penerapan bagi Orang Percaya
Yesus adalah Anak Domba korban untuk penebusan atas dosa kita [2 Korintus 5:19-21; 1 Korintus 5:7]. Yesus adalah Korban Penebus dosa kita yang sempurna [1 Korintus 5:7; Ibrani 9:26; 10:12; Efesus 5:2; Yesaya 53:7, 11].

Yesus diangkat lebih tinggi, di kayu salib, diletakkan di tengah-tengah, di antara dua penjahat di bukit Golgota [Yohanes 19:18]. Yesus selalu berada ditengah-tengah murid-murid-Nya, guna menjadi harga pembayar penebusan atas dosa mereka [Matius 18:20; 28:18-19].

Setelah kita lahir baru, darah Yesus tetap menyucikan hati nurani dan menghidupkan setiap ibadah kepada Allah yang hidup [Ibrani 9:14]. Bagi kita yang sudah dibakar oleh "api" pengorbanan-Nya akan dijauhkan dari dosa-dosa kita, seperti "sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita" [Mazmur 103:12].

d. Tanggung Jawab Orang Percaya
Terima dan akuilah apa yang telah dilakukan Yesus di atas kayu salib. Jangan sia-siakan kasih karunia Allah. Sekaranglah waktu penyelamatan itu [2 Korintus 6:1-2].


II.4.3. Darah
a. Gambaran Fisik (Ilustrasi Visual)

Nyawa makhluk ada dalam darahnya dan Allah telah memberikan darah itu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawa kita [Imamat 17:11; 1 Petrus 1:18-19; Wahyu 1:5].

b. Gambar bayang darah Kristus
Darah hewan korban menunjuk kepada Yesus yang telah menumpahkan darah-Nya yang berharga dan tanpa dosa [Roma 3:24]. Kita telah diperdamaikan melalui darah Kristus [2 Korintus 5:18-19; Kolose 1:20-23].

c. Penerapan Bagi Orang Percaya
Yesus telah menumpahkan darah-Nya sebagai korban untuk pengampunan dosa kita, sekali dan untuk selama-lamanya. Tidak diperlukan lagi korban yang berulang-ulang untuk penebusan dosa [Ibrani 9:22, 26, 28, 10:12]. Dialah Pendamai kita [Roma 5:11]. Ingatlah senantiasa bahwa pengampunan dan keselamatan orang percaya hanya berlandaskan korban-Nya, bukan atas usaha, kebaikan atau kekuatan kita.

Tanggung Jawab Orang Percaya:
Terimalah darah Yesus yang dikorbankan untuk penebusan dosa kita. Tetaplah hidup kudus, dibersihkan dan ditutupi oleh darah Yesus yang sangat berharga itu [1 Yohanes 1:7, 9]
 
Bejana Pembasuhan

II.5. Bejana Pembasuhan
bejana.jpg

II.5.1. Gambaran Fisik (Ilustrasi Visual)
[Keluaran 30:17-21; 38:8; 40:12; Imamat 8:6]
Tempat membasuh tangan dan kaki (juga tubuh) para imam sebelum mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada mezbah (korban bakaran) itu. Dibuat dari tembaga, ukuran tidak dijelaskan. Tembaga ini didapatkan dari cermin para wanita Israel yang dibawanya dari Mesir [Keluaran 38:8].

II.5.2. Gambar bayang Kristus
Kolam pembasuh menggambarkan Yesus adalah yang membasuh dan menyucikan kita [bnd Mazmur 51:2; Kisah Para Rasul 22:16; Ibrani 10:22].

Pengertian rohani yang dapat diambil dari Bejana Pembasuhan adalah:
(1) Tembaga dalam Alkitab menunjuk penghakiman atau hukuman atas dosa, perhatikan contoh-contoh berikut:
• Ular tembaga [Bilangan 21:8-9];
• Langit tembaga [Ulangan 28:23].
(2) Pembasuhan:
Ada dua jenis pembasuhan yang digambarkan alat ini, yaitu:
• Pembasuhan firman Allah, yang mempunyai pengertian:
> Lahir baru [Yohanes 3:5-7; 1 Petrus 1:23; Yakobus 1:18; Yohanes 1:12-13];
> Disucikan atau dikuduskan [Efesus 5:26; Yohanes 15:3; Mazmur 24:3-5; 119:9].
• Pembasuhan Babtisan air.
Sebagai suatu kesaksian bahwa kita sudah bertobat dari dosa dan sudah dilahirkan baru oleh firman dan Roh. Babtisan air tidak menghilangkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah oleh kebangkitan Yesus Kristus [1 Petrus 3:21].

Orang yang belum bertobat tidak boleh dibabtis, sebagaimana harus melalui Mezbah Korban Bakaran (menerima korban Yesus atau bertobat), baru mendapatkan Bejana Pembasuhan (Babtisan Air). Perhatikan contoh-contoh berikut:
> Nuh: Bertobat - tinggalkan dunia, masuk bahtera, kemudian dibabtis Air bah menutupi bumi [Kejadian 6-8; 1 Petrus 3:20];
> Israel: Bertobat - tinggalkan Mesir (Dunia), kemudian dibabtis - menyeberangi laut Teberau [Keluaran 12, 14; 1 Korintus 10];
> Yohanes Pembabtis: "bertobatlah dan beri dirimu dibabtis" [Markus 16:16];
> Petrus: "Bertobatlah dan.. dibabtis" [Kisah Para Rasul 2:38];
> Paulus: "... pertobatan ... percaya... pembabtisan... " [Ibrani 6:1-2].

Maka haruslah kita menghampiri Mezbah Korban Bakaran lebih dulu untuk disucikan oleh darah korban Kristus, lalu menghampiri Kolam Pembasuhan untuk disucikan dengan air [1 Korintus 6:11; Yohanes 13:10].
Yang menarik untuk disimak adalah ketika Yesus mati di salib, air dan darah mengalir dari lukanya [Yohanes 19:34-35]. Kedua lambang ini terdapat pada kedua perkakas yang ada di halaman Tabernakel, yaitu:
(1) Mezbah di mana darah korban tercurah;
(2) Bejana Pembasuhan di mana di dalamnya terdapat air. Darah selalu menggambarkan penebusan dan air selalu menggambarkan pembersihan (disucikan). Inilah yang melahirkan Jemaat Tuhan.
(3) Cermin dalam Alkitab menyatakan Firman Allah [1 Korintus 13:12; 2 Korintus 3:18; Yakobus 1:22-25]. Yesus adalah Firman yang menjadi daging [Yohanes 1:1, 14]

II.5.3. Penerapan bagi Orang Percaya
Setelah kita dibasuh oleh Darah Kristus [1 Yohanes 1:7, 9], kemudian kita dibasuh dan disucikan oleh air Firman Allah [ Yohanes 15:3; Efesus 5:25-27; Ibrani 10:22; Mazmur 51:10]. Kita telah dikuduskan dan dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus [1 Korintus 6:11; 1:2, 30].

Tuhan mau agar Mempelai Wanita-Nya (Jemaat) tidak lagi menghias diri untuk hal-hal yang duniawi atau lahiriah, melainkan setelah kelahiran baru dilebur dalam satu tubuh [bnd. Yohanes 3:3-8, 22-30]. Mempelai wanita Tuhan akan memiliki kesucian hidup setiap saat, karena bercerminkan Firman Tuhan hari lepas hari.

Dengan demikian untuk memiliki kesucian hidup, maka kita perlu mengakui dan melakukan firman Allah sehari-hari, yaitu bahwa kita sudah dikubur bersama Kristus, menguburkan sifat-sifat lama; "memandikan" diri dalam Firman Allah, dan "minum" kuasa Roh Kudus. Dengan demikian kita benar-benar menikmati arti Bejana Pembasuhan.

II.5.4. Tanggung Jawab Orang Percaya
Memiliki hidup yang dipisahkan, dikuduskan dan suci di hadapan Allah dan dunia [2 Korintus 6:17; 1 Tesalonika 4:3-7; Wahyu 18:4, 5]
 
III. Tabernakel: Ruang Kudus dan Alat-alatnya
III.1. Pendahuluan


Setelah melewati Pintu Gerbang, mempersembahkan hewan korban di Mezbah Korban Bakaran dan membasuh tangan dan kaki di Kolam Pembasuhan, selanjutnya kita memasuki Ruang Kudus dalam Kemah Pertemuan (Tabernakel) melalui Pintu Kemah.

Kemah Pertemuan terdiri dari kerangka dibaut dari papan-papan dan ditutupi kain kemah serta ditudungi tiga lapis. Bentuk empat persegi panjang, dan dibagi dalam dua ruangan, yaitu Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus.

ogx5t_RUANG%20KUDUS.jpg

III.1.1. Kerangka Kemah [Keluaran 36:30-34]
• Papan dibuat dari kayu penaga (Inggris "acasia wood").
Kayu diambil dari pohon yang mungkin bentuknya tidak lurus, berbonggol-bonggol bekas cabang yang dipotong, untuk dapat dipergunakan harus dipotong dan diluruskan. Menggambarkan kemanusiaan kita yang harus dipotong dan dibenarkan oleh Kristus yang disalib, juga menunjuk pada pertobatan, penderitaan dan pekerjaan Roh Kudus, agar kita boleh menjadi bahan untuk pembangunan Tubuh Kristus. Kristus yang tidak berdosa telah diperhitungkan seorang yang berdosa, sama dengan saudara dan saya agar dapat menebus kita [1 Petrus 2:22-24; 1 Yohanes 3:5; 2 Korintus 5:21]. Inilah arti kayu penaga yang menunjuk pada kemanusiaan Kristus.
• Berdiri tegak di atas alas perak [Keluaran 26:15, 19].
Tegak menyatakan sifat/pendirian yang tulus dan siap siaga. Kalau kita mau termasuk dalam Rumah Allah yang sejati, maka kita harus memiliki sifat-sifat ini. Perhatikan contoh-contoh dalam Mazmur 64:11; 140:14; Galatia 5:1; Efesus 6:10-14. Bersiap-sedialah, jangan bermalas-malasan. Dan ditegak kokohkan atas alas perak, artinya pendirian kita akan tetap kokoh jika kita berdiri di atas 'perak', yang artinya penebusan Kristus.
• Setiap papan diletakkan pada tempat (Selatan, Barat atau Utara) yang sudah disediakan untuknya.
Suatu penegasan bahwa dalam Tubuh Kristus, Tuhan "telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendakinya" [1 Korintus 12:18]. Maka kita harus mengetahui tempat kita dalam Tubuh Kristus dan jangan coba menggeser lalu mengambil tempat atau karunia orang lain. Masing-masing mempunyai tempat pelayanan khusus [1 Korintus 12:27; Efesus 4:16; Roma 12:4-6].
• Papan-papan (masing-masing disalut emas) didirikan dan disusun rapi (di tempatnya) dan disatukan oleh lima buah kayu lintang (juga disalut emas).
menggambarkan persekutuan tubuh Kristus yang erat kuat hanya bisa terjadi bila masing-masing kita bersalutkan kesucian, kemuliaan ilahi (tidak terlihat kayu--kedagingannya lagi) yang disatukan oleh kasih korban Kristus (lima kayu lintang bersalutkan emas). [bnd. Efesus 2:13-22; 4:11-16; Kolose 1:19-23; 3:14].
• Setiap papan harus berukuran sama.
Walaupun masing-masing mempunyai tempat tersendiri, namun semua memenuhi persyaratan yang sama. Memang kita semua sama rata di hadapan Tuhan dan semua harus sama seukuran dengan Kristus, bila kita ingin menyatu dengan sempurna. [Efesus 4:12]. Pada saat yang akan datang Kemah diukur [Wahyu 11:1-2]. Perhatikan bahwa bukan hanya satu lembar papan yang membentuk Kemah, tetapi banyak, demikian juga prinsip Tubuh Kristus, bukan hanya terdiri dari satu anggota tetapi banyak anggota [1 Korintus 12:13].

Jadi, Kemah terdiri dari Kerangka kayu penaga yang masing-masing disalut emas, berdiri tegak atas alas perak, disatukan oleh lima kayu lintang salut emas (masing-masing daerah), lalu ditutup dengan tenda Kemah Pertemuan (Tabernakel); dan ditambah tiga lapis tudung di atasnya (terdiri dari tenda bulu kambing, kulit domba diwarnai merah dan kulit lumba-lumba) yang menunjuk kepada Allah Trinitas. Kemah yang menyatakan hadirat Allah, menunjuk pada kita sebagai Bait Allah, Bait Roh Kudus atau Bait Tuhan (Anak), yang begitu kuat dilindungi oleh Allah Trinitas.

III.1.2. Tenda dan Tudung Kemah [Kel. 26:1-14; 36:8-19]
* Atap Kemah terdiri dari sebuah Tenda dan 3 (tiga) Tudung. Tenda untuk membuat kemah, sedang Tudung untuk melindungi Kemah. Tenda menyatakan bentuk kehidupan sementara anak-anak Tuhan, sebagai pengembara di bumi.
Sedangkan Tudung menyatakan perlindungan Allah bagi hidup anak-anak-Nya, sementara hidup di bumi. Tanpa perlindungan Tuhan, tidak akan ada seorangpun yang bisa hidup sebagai anak-anakl Allah yang suci di akhir zaman ini. Anak-anak Allah yang terus bertumbuh dalam kesucian menuju kesempurnaan.
* Tenda terdiri dari: (dilihat dari bawah)
tudung.jpg

coveringsoftabernacle.jpg
> lapis pertama: kain lenan halus yang dipintal benangnya; berwarna 4 macam dan terdapat gambar kerub; menyatakan gereja Tuhan dalam penampilan hidupnya mempunyai sifat-sifat dari Yesus yang berkaitan erat dengan pimpinan Roh Kudus (gambar kerub-kerub) dalam kesucian dan kekudusan.
tabernaclekerubikangaspeite.jpg
> lapis kedua: bulu kambing; menyatakan perlindungan Roh Kudus atas pencobaan yang dialami oleh anak-anak Tuhan. Luas tenda adalah 11 x 120 = 1320 hasta, tetapi karena salah satu lembar tenda dilipat dua [Kel. 26:9], maka luas tenda bulu kambing 10,5 x 120 = 1260 hasta. Angka ini sama dengan 1260 hari = 42 bulan menunjuk 3 1/2 tahun masa pencobaan pada akhir zaman, ketika halaman Bait Suci diinjak-injak 42 bulan lamanya [Why. 11:2-3]. Tetapi orang yang berjalan dalam pimpinan Roh Kudus akan mendapat perlindungan [Yes. 33:15-16; Why. 3:10-11]
tabernaclevuohenkarvapeite.jpg
> lapis ketiga: kulit domba jantan diwarnai merah, warna darah. ukurannya tidak disebut; menyatakan Yesus, domba korban yang sudah mencurahkan darah di kayu salib, memberikan tudung atau penutup dosa-dosa manusia. Ini juga menggambarkan sengsara yang dialami oleh anak-anak Tuhan karena kebenaran, bukan sengsara karena berbuat dosa, dan Tuhan tetap memberi perlindungan dan kekuatan [Bnd. 1 Ptr. 4:1-2; 1 Kor. 1:18; 1 Kor. 10:13; Rom. 8:35-39].
tabernaclepunainenoinaannahkapeite.jpg
> lapis keempat: kulit lumba-lumba; menyatakan kuasa Allah Bapa yang tak terbatas, yang melindungi kita [Bnd. 2 Tim. 1:12; Mzm. 121:1-8; 37:23-24; Ayub 42:2].
tabernaclehylkeennahkapeite.jpg

III.2. Pintu Kemah

III.2.1. Gambaran Fisik (Ilustrasi Visual)
[Kel. 26:36-37; 36:37-38]
Pintu Kemah Tabernakel harus dilalui bila hendak memasuki Ruang Suci yang tertutup oleh papan-papan, tenda kain linen yang di atasnya ditutupi tudung 3 lapis. Kembali disini kita melihat Pintu Kemah yang terbuat dengan bahan yang sama seperti untuk Pintu Gerbang. Perbedaannya, pada Pintu Kemah jumlah tiang lima buah dan tingginya 10 hasta, sedangkan Pintu Gerbang bertiang empat, dan tinggi 5 hasta.

Kain Pintu Kemah dibuat dari kain ungu tua, ungu muda, kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: buatan ahli tenun. Pintu Kemah ini digantung pada lima tiang yang dibuat dari kayu penaga yang disalut dengan emas dan alasnya dibuat dari tembaga tuang.

pinturuangkudusnu6.jpg


tiang.jpg

III.2.2. Gambar bayang Kristus
Pintu Kemah memberi gambaran bahwa Yesus adalah Pintu dan Pembabtis dengan Roh untuk memasuki tahapan kerohanian yang lebih dalam, melalui kuasa Roh Kudus. [Yoh. 10:9 bnd. Yoh.1:31-34; 14:14-26]

Pengertian rohani yang dapat diambil dari Pintu Kemah adalah:
* Pintu kemah menunjukkan proses pertumbuhan rohani orang percaya, setelah bertobat dan dibabtis, perlu dibabtis dan penuh Roh Kudus agar dia senantiasa hidup dalam kemenangan dan tetap berada di Ruang Suci, setelah masuk lewat Pintu Kemah [Yoh. 1:32-33; Kis. 8:14-17]
* Tiang sebanyak 5 buah, mengingatkan bahwa (tirai) kehidupan kita yang dipenuhi Roh Kudus, semata-mata karena penopangan (anugerah) korban Kristus. (Rom.5:5, 8 bnd. Kis. 1:8)

III.2.3. Penerapan bagi orang percaya:
Masuklah ke dalam untuk bertumbuh, melayani atau bersaksi dan menyembah. Mengenai masalah melayani, kita dapat belajar dari apa yang dilakukan oleh Rasul Paulus [Kis. 20-34-35]. Hal ini akan lebih jelas setelah kita masuk ke dalam Ruang Suci, disana kita akan belajar makna rohani yang ditunjukkan oleh ketiga alat didalamnya.

III.2.4. Tanggung Jawab Orang Percaya:
Menjawab panggilan Tuhan untuk hidup senantiasa dalam penyembahan [1 Ptr. 2:9; 2 Ptr. 1:3,4; Gal.5:13; Ibr.9:14; 12:28; Kol.3:24]

PINTU KEMAH
Kel. 26:36- 37
Pintu kemah ini memiliki 5 tiang dari kayu penaga yang disalut dengan emas dengan 5 pengait dari emas untuk menggantungkan Tirai/ Tabir, sedangkan kaki-kaki tiang terbuat dari tembaga. Tabir terbuat dari kain bisus yang bersulam dengan biru laut, ungu dan merah.
Arti warna-warna :
1. Biru laut menunjuk pada kuasa kebangkitandari Tuhan Yesus sebagai hamba (Za.3: 8)
2. Ungu menunjuk kemuliaan Yesus sebagai Raja (Yer. 23: 5)
3. Merah menunjuk kesengsaraan Tuhan Yesus sebagai manusia yang sempurna (Za. 6: 12)
4. Putih (Bisus) menunjuk pada kebenaran dan kesucian Tuhan Yesus sebagai Anak Allah (Yes. 4: 2)
Pintu kemah adalah pemisah antara daerah halaman dengan daerah Ruang Suci dan hanya imam-imam yang boleh memasuki ruang suci melewati pintu ruang kemah suci ini (II Taw 26:16-21)
Uzia raja Yehuda setelah diberkati Allah dengan limpah lalu jadi sombong, dia mengambil pekerjaan imam yang bukan haknya, sekalipun sudah diperingatkan oleh imam Azarya, dia tetap memaksakan diri, akibatnya dia dikutuk Allah menjadi kusta sampai pada ajalnya.
Di sini kita dapat melihat bahwa jabatan imam adalah jabatan yang telah ditentukan oleh Tuhan, masing-masing harus tahu tempatnya
Pintu kemah memiliki 5 tiang, angka 5 menunjuk pada 5 pahlawan yang menginjakkan kakinya pada leher dari 5 raja Amori (Yos. 10:24- 26) 5 raja Amori ini bicara dari keinginan hawa nafsu daging (Gal 5:16- 21)
Demikian seharusnya sikap kita terhadap tabiat daging degan berani dan dengan iman menginjak-injak musuh ini dibawah kaki kita dan terus menerus menginjaknya sebab Allah ada di dalam kita melalui RohNya.
Inilah yang direncanakan Allah bagi kita, menerima Roh Kudus berarti menerima kuasa (Kis 1:8/ Luk.24: 49/ I Yoh.4: 4)
Inilah yang dijanjikanTuhan bagi kita bukan kelemahan dan kelebihan. Ingat selam kita taat berjalan dalam Roh, selama itu pula kuasa Allah dinyatakan dalam hidup kita (Gal.5: 16)
Bil. 1:6; I Tes. 5:24
Inilah janji kemenangan dari Tuhan yang harus kita terima dengan iman.
Jangan percaya pada mulut iblis, meskipun fakta-fakta membenarkannya.
Percayalah kepada firman lebih dari apapun (Rm. 4:16- 21)
 
III.3. Peja Roti Pertunjukkan

III.3.1. Gambaran Fisik (Ilustrasi Visual)
[Kel.25:23-30; 37:10-16; Im.24:5-9]

Kata "Pertunjukkan" yang dipergunakan dalam bahasa Ibrani adalah "Lechem Panim", mempunyai arti: Roti hadirat-Nya; Roti wajah-Nya atau Roti peraturan-Nya. Berarti Roti Pertunjukkan menunjukkan sesuatu tentang Hadirat, Wajah dan Peraturan Allah, yang digenapi dalam Perjamuan Tuhan, dimana kita boleh mengalami hadirat-Nya [Mat.18:20], memandang Wajah-Nya [Luk.24:13-35; 2 Kor.4:6]. Dan melaksanakan Peraturan-Nya [1 Kor.10-14].

mejaroti.jpg

Hal-hal yang ada pada Meja Roti Sajian antara lain:
* Meja dibuat dari kayu penaga yang disalut emas
* Di atas Meja Roti Sajian atau Pertunjukkan tersedia dua tumpuk roti, yang masing-masing enam buah.
* Roti dibuat dari tepung gandum yang terbaik, halus [Im. 24:5]. Inilah ketetapan Allah, dari gandum digiling sampai halus.
* Roti dibuat dari 2/10 efa tepung halus.
* Roti sajian harus tetap ada di atas Meja Roti setiap hari [Bil.4:7; Im.24:8]
* Di atas kedua tumpukkan Roti dibubuhkan kemenyan tulen, menjadi tanda peringatan Roti tersebut [Im.24:7], suatu korban bakaran bagi Tuhan. Menjadi suatu kewajiban dan perjanjian yang kekal [Im.24:8]
* Roti baru disediakan pada tiap hari Sabat [Im.24:8]. Setiap hari ke tujuh atau hari Sabat, hari Perhentian disediakan Roti baru.
* Roti Sajian hanya dimakan dalam suatu tempat yang kudus [Im.24:9]
* Hanya Imam-imam yang boleh makan [Im.24:9].
* Air anggur sebagai persembahan curahan [Kel.25:29; 29:40-43; Bil. 1-31].
* Roti Sajian senantiasa ada di atas Meja Roti, tetapi Air Anggur dicurahkan setiap pagi dan petang.

III.3.2. Gambar bayang Kristus
Meja Roti Sajian menggambarkan Yesus adalah Roti Hidup [Yoh.6:35, 48].
Dialah sumber makanan rohani kita.

Pengertian rohani yang dapat diambil dari Meja Roti Sajian adalah:

ARTI ROHANI MEJA ROTI PERTUNJUKAN​
mejarotilf5.png
Kita akan melihat dua arti rohani dari roti, lalu arti rohani ketiga dari meja, kemudian kesimpulan keseluruhannya sebagai arti dari Meja Roti Pertunjukkan ini. (Lihat gambar dibawah ini)

mejarotipertunjukkansr7.jpg

ROTI

A. ROTI = Firman Allah, Makanan Jiwa


Ulangan 8:3 bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN. (bnd. Matius 4:4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.")

Roti itu lambang dari Firman Allah, yaitu makanan untuk jiwa kita.

Kalau kita ingin:
- kerohanian kita tetap hidup
- berapi-api,
- tidak lemah,
- tidak jatuh bangun dalam dosa,
- kalau mau kuat terus,
- mau jalan dalam Roh,
- mau menang terus,
- mau tinggal dalam kesucian terus dan
- bergemar dalam pekerjaan Tuhan, ...
makanlah Firman Tuhan, hargailah dan junjunglah lebih tinggi daripada menghargai makanan!
Ayub 23:12. Tiada pernah aku menyebelahkan Firman yang terbit padanya, melainkan sudah kutaruh (KJV: esteem, kuhargai) akan segala kata lidah-Nya terlebih dari pada kutaruh akan penghidupan ku (KJV: my necessary food, makanan utamaku). (TL)
Kesaksian: Seorang Gembala Sidang "memeriksai" seorang anggota Sidang Tuhan, mengapa ia tidak mempunyai waktu untuk Firman Tuhan. Akhirnya ditemukan bahwa waktunya habis untuk koran dan majalah-majalah duniawi. Ia menganjurkan membuang majalah-majalah duniawi tersebut dan membaca bagian-bagian yang paling penting saja di surat kabar sambil memasang saringan (filter), supaya jangan waktunya habis sebab ia memerlukan waktu untuk "makan"; ia harus mengadakan waktu untuk makan dari Firman Tuhan. Anggota itu menurut dan hasilnya baik sekali. Racun-racun pikiran duniawi tidak lagi masuk, sebaliknya makanan-makanan yang segar dan kuat bagi rohaninya terus masuk. Hidup imannya mulai segar, kuat dan ada sejahtera, juga rohaninya mulai tumbuh.
"Bagaimana kalau nafsu makan" roti Sorga tidak ada? Berhentilah dulu, periksa dan cari sebabnya sampai dapat, sebab ini serius!
* Apakah ada dosa,
* niat jahat (1 Kor 5:8), atau
* berkeras hati dalam rencana sendiri yang bertentangan dengan rencana Allah?
* Keinginan-keinginan dan cita-cita kotor? (Gal. 5:24)
Cabut, lepaskan, buang! Bertobat! Lalu paksakan sedikit untuk makan, makan dan terus makan lagi dari Firman Tuhan setiap hari, pasti keadaan akan segera berubah. Perlu ada gairah untuk makan roti Sorgawi ini, kalau tidak mau diterkam oleh dosa dan keinginan-keinginannya lagi.

B. ROTI = Perjamuan Suci

Yohanes 6:48 Akulah roti hidup.
Yohanes 6:54. Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman (Yoh 6:32-35, 51-58).
Roti itu juga menunjukkan PERJAMUAN SUCI. Roti itu Tuhan Yesus, tubuh dan darah-Nya; inilah makanan yang betul, sungguh-sungguh makanan jiwa, makanan "burung nazar" (Ayub 39:30).
Kalau seseorang mendapat makanan yang baik, betul-betul makanan, maka pasti akan nampak faedahnya yang besar. Begitu pula Perjamuan Suci itu makanan yang betul sebab itu faedahnya besar sekali.

FAEDAH PERJAMUAN SUCI
Mengapa Gereja mula-mula itu begitu limpah dengan kuasa, tanda tanda dan kemuliaan? Salah satu sebab yang terpenting ialah oleh karena mereka mengerti rahasia Perjamuan Suci dan melakukannya SETIAP HARI. Gereja zaman akhir harus menyelidiki rahasia "Paskah" yang besar ini, sehingga dapat memegang Paskah yang begitu heran, yang sebelumnya belum pernah dialami oleh Gereja-gereja yang terdahulu.
Kita akan melihat contoh Paskah atau Perjamuan Suci yang heran dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang menunjukkan faedah Perjamuan Suci yang amat besar.
1. Paskah yang heran dalam Perjanjian Lama
2 Raja-raja 23:22. Sebab tidak pernah lagi dirayakan Paskah seperti itu sejak zaman para hakim yang memerintah atas Israel dan raja-raja Yehuda.
Raja Yosia (yang memegang Paskah yang paling heran/besar ini) adalah Raja yang berkualitas terbaik, seperti Daud (2Raj. 22:2) yang terakhir dari kerajaan Yehuda (raja-raja selanjutnya jahat dan masuk dalam tawanan orang kafir). Raja yang terbaik ini mempunyai hubungan yang erat dengan Paskah. Begitu pula Gereja yang terakhir, yang akan masuk dalam kesempurnaan, juga akan menggenapi ayat di atas secara rohani.
2. Dalam Kemah Suci
Untuk sampai kepada Tabut di dalam Ruangan Maha Suci (Kesempurnaan Rencana Allah) kita harus melewati Tirai yaitu Tubuh Kristus yang sudah dipecahkan, itu juga Perjamuan Suci (Ibr. 10:20)
Orang-orang beriman yang mengerti dan memakai Perjamuan Suci dengan baik, akan tumbuh dengan pesat dan heran dalam hidup rohaninya, sehingga mencapai tingkatan-tingkatan yang amat mulia, masuk/tembus Tirai.
(Rahasia Perjamuan Suci yang heran itu akan diterangkan dengan terperinci di bagian belakang dalam pelajaran tentang Meja Roti Pertunjukan ini)
3. Perjamuan Suci dalam Perjanjian Baru.
Orang-orang yang diangkat pada kedatangan Tuhan (1 Tes 4:17) itu dipilih DARI ANTARA ORANG-ORANG YANG BERTEKUN DI DALAM PERJAMUAN SUCI (Luk. 17:37 adalah kunci dari Luk. 17:34-36 tentang pengangkatan).
Lukas 17:37 Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada "mayat" (tubuh dan darah), di situ berkerumun burung nasar."

C. MEJA

Roti itu diletakkan di atas meja ini.
Tempat meletakkan Roti Firman Allah itu ialah MEJA HATI kita (Ams. 7:1-3, KJV: table of thine heart). Bnd Ibr. 8:10; Yer. 31:33; Maz. 119:11.

C1. MEJA HATI YANG SUCI
Meja Emas ini menunjukkan bahwa HATI YANG SUCI akan dipenuhi dengan Firman Allah yang kudus. Tuhan akan memberikan kelimpahan Firman Tuhan dan pembukaan yang indah-indah pada orang yang suci hatinya (tidak tergantung pada kepintaran atau pendidikannya!).
Dosa itu dihadapan Allah sangat keji dan najis seperti tahi dan muntahan. Jangan meja hati kita dipenuhi perkara-perkara yang kotor dan najis. itu seperti meja yang penuh dengan tahi dan muntahan di hadapan Allah.
Yesaya 28:8. Karena penuhlah segala meja dengan muntah dan tahi, sehingga tiada lagi tempat yang suci (Terjemahan Lama).
Amsal 7:1-3. Hai anakku! Peliharakanlah kiranya segala perkataanku dan taruhlah akan segala pesanku dalam hatimu. Peliharalah segala pesanku, supaya engkau selamat, dan akan hukumku seperti biji matamu. Tambatkanlah dia pada jarimu dan suratkanlah dia pada loh hatimu (KJV: MEJA HATI) (TL)
Masukkan Firman Tuhan di dalam hati, simpan didalam hati, ukir di dalam hati. Semua ini memungkinkan kalau kita menyediakan suatu meja hati yang suci untuk Firman Tuhan.
Dalam zaman perang yang lalu, seseorang diundang kencuri. Alangkah kagetnya, waktu melihat stikpan diatas meja perjamuan berisi gulai kambing panas. Orang lain makan dengan lahap, tetapi ia hampir hampir muntah kalau tidak ditahan demi menghormati tuan rumah.
Stikpan adalah semacam panci datar yang dipakai di Rumah Sakit untuk menerima tahi si penderita yang buang air besar sambil tiduran.
Mungkin orang-orang pedalaman ini tidak mengerti dan mendapatkan dari tukang loak yang memperolehnya dari Rumah Sakit yang hancur kena bom. Baru atau bekas? Lebih-lebih kalau bekas dipakai!
Adakah seorang mau menggunakan tempat tahi ini untuk makanan? Pasti tidak!
Begitu pula kalau hati orang-orang Kristen seperti stikpan ini, pasti tidak ada roti Surga di atasnya.
Orang-orang yang hatinya kotor dan keji pasti tidak bergairah akan Firman Tuhan dan Firman Tuhan tiada dalam hatinya. Tuhan tidak akan memberi pembukaan Firman Tuhan yang indah-indah dalam hati yang keji, sekalipun orangnya pintar, bahkan juga tidak pada seorang hamba Tuhan yang kotor hatinya, sebab orang itu seperti "stikpan" di hadapan Allah.
Meja dari Meja Roti Pertunjukan adalah suatu MEJA YANG SUCI, di dalam ruangan SUCI. Hati kita harus dibersihkan, di atasnya hanya boleh ditaruh perkara-perkara yang suci. Jangan diisi perkara-perkara yang najis. Kalau meja hati kita kotor dan najis, maka Rohkudus tidak akan mengisi dengan (kuasa dan pengertian yang indah-indah dari) Firman Allah.
Firman Tuhan harus diletakkan di atas meja hati yang suci, barulah nampak faedah yang nyata dari Firman Tuhan.

C2. MEJA YANG SUCI DAN MEJA YANG NAJIS
Waktu Tuhan Yesus memberitakan Firman Allah, sebagian orang begitu girang menyambutnya dan sangat keberkatan oleh Firman-Nya. Tetapi sebagian orang yang juga sama-sama mendengarkannya, menjadi bertambah benci dan mau membunuh Tuhan Yesus. Mengapa berbeda hasilnya? Semua mendengar Firman yang sama, tetapi pada sebagian orang dapat masuk, pada sebagian orang tidak dapat masuk hatinya.
Yohanes 8:37. "Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat (tiada masuk (TL)) di dalam kamu.
Mengapa? Sebab sebagian orang meja hatinya suci dan ada tempat bagi Firman Tuhan, sebagian yang lain najis dan tidak ada tempat bagi Firman Tuhan. Begitu pula dalam gereja.

...bersambung...>:D<
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.