Membaca Niat dengan Pemindai Otak
Pola berwarna hijau menunjukkan niat seseorang sebelum melakukan proses perhitungan.
Bukan sulap bukan sihir, dengan alat pemindai otak sejumlah ilmuwan mengaku bisa mengetahui niat yang ada di kepala seseorang. Teknik ini kelak dapat dipakai untuk membantu para penderita paralisis (kelumpuhan) sehingga dapat melakukan gerakan lebih kompleks.
Dalam penelitian tersebut, delapan orang dihadapkan pada dua buah angka di layar. Mereka diminta memikirkan akan melakukan operasi penambahan atau pengurangan. Setelah menghitungnya beberapa saat mereka diminta memberitahukan hasilnya. Selama mereka melakukan percobaan ini, para peneliti menggunakan alat pemindai functional magnetic imaging (fMRI) untuk melihat pola aktivitas otak dari hasil rekaman computed tomography (CT). Hasilnya diolah menggunakan aplikasi komputer yang dilengkapi metode pengenal pola multivariabel untuk menilai keunikan pola aktivitas otak setiap kali diberi soal matematika.
Setelah beberapa kali percobaan, komputer terlatih untuk menentukan penilaian sehingga dapat memprediksi pikiran seseorang setiap kali diberi soal. Dari sekian percobaan, tingkat keberhasilannya mencapai 70 persen. Percobaan ini juga membuktikan bahwa niat tidak dilukiskan dengan neuron tunggal saja, namun dalam bentuk pola aktivitas otak secara keseluruhan.
"Kami berhasil membuktikan teori yang menyatakan bahwa niat bermula dari bagian tengah perfrontal cortex, sedangkan niat yang segera dilaksanakan tersimpan di permukaan otak," kata Dr. John-Dylan Haynes, ketua peneliti dari Max Planck Institute for Human Cognitive and Brain Sciences di Leipzig, Jerman. Bagian permukaan otak berperan saat niat akan dilakukan sementara bagian di bawahnya aktif saat otak merencanakan, dalam hal ini memproses perhitungan. Hal ini juga menunjukkan bahwa niat seseorang dapat diprediksi sejak awal dengan mengamati bagian dalam perfrontal cortex.
Pola berwarna hijau menunjukkan niat seseorang sebelum melakukan proses perhitungan.
Bukan sulap bukan sihir, dengan alat pemindai otak sejumlah ilmuwan mengaku bisa mengetahui niat yang ada di kepala seseorang. Teknik ini kelak dapat dipakai untuk membantu para penderita paralisis (kelumpuhan) sehingga dapat melakukan gerakan lebih kompleks.
Dalam penelitian tersebut, delapan orang dihadapkan pada dua buah angka di layar. Mereka diminta memikirkan akan melakukan operasi penambahan atau pengurangan. Setelah menghitungnya beberapa saat mereka diminta memberitahukan hasilnya. Selama mereka melakukan percobaan ini, para peneliti menggunakan alat pemindai functional magnetic imaging (fMRI) untuk melihat pola aktivitas otak dari hasil rekaman computed tomography (CT). Hasilnya diolah menggunakan aplikasi komputer yang dilengkapi metode pengenal pola multivariabel untuk menilai keunikan pola aktivitas otak setiap kali diberi soal matematika.
Setelah beberapa kali percobaan, komputer terlatih untuk menentukan penilaian sehingga dapat memprediksi pikiran seseorang setiap kali diberi soal. Dari sekian percobaan, tingkat keberhasilannya mencapai 70 persen. Percobaan ini juga membuktikan bahwa niat tidak dilukiskan dengan neuron tunggal saja, namun dalam bentuk pola aktivitas otak secara keseluruhan.
"Kami berhasil membuktikan teori yang menyatakan bahwa niat bermula dari bagian tengah perfrontal cortex, sedangkan niat yang segera dilaksanakan tersimpan di permukaan otak," kata Dr. John-Dylan Haynes, ketua peneliti dari Max Planck Institute for Human Cognitive and Brain Sciences di Leipzig, Jerman. Bagian permukaan otak berperan saat niat akan dilakukan sementara bagian di bawahnya aktif saat otak merencanakan, dalam hal ini memproses perhitungan. Hal ini juga menunjukkan bahwa niat seseorang dapat diprediksi sejak awal dengan mengamati bagian dalam perfrontal cortex.