• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Gas Rumah Kaca Pecahkan Rekor - Tandai Pertumbuhan Pesat di Asia

nukemelamers

IndoForum Newbie A
No. Urut
9277
Sejak
7 Des 2006
Pesan
283
Nilai reaksi
5
Poin
18
TROLL STATION, Station monitor dan riset, Antartika—Tingkat Atmosfer gas rumah kaca (gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca) utama menetapkan titik klimaks baru lain ditandai dengan kenaikan industri ekonomi Asia, kata ilmuwan senior.

"Pada bulan Januari, tingkat gas rumah kaca lebih tinggi dibanding tahun lalu," kata Kim Holmen, direktur riset Norwegian Polar Institute, selama kunjungan di stasiun riset ilmiah Troll di Antartika oleh Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg.

Holmen mengatakan pengukuran di Stasiun Menara Norwegia di Kutub Utara (Arktik) menunjukkan tingkat gas karbondoksida, gas utama pada gas rumah kaca, terdapat sekitar 394 parts per juta, naik sekitar 1.5 parts per juta dari catatan sebelumnya di awal tahun 2008.

Tingkat gas karbondioksida telah naik sekitar sepertiga sejak dimulainya Revolusi Industri di abad 18, dengan mesin tandem yang menggunakan lebih banyak bahan bakar fosil (atau bahan bakar mineral) di sejumlah pembangkit listrik dan pabrik-pabrik, dan menantang usaha internasional-terbaru untuk memangkasnya.

Tingkat karbon biasanya mencapai puncak tepat sebelum datangnya musim semi di belahan bumi utara, dimana kebanyakan dunia industri, lahan luas dan tumbuhan ditemukan. Tingkat karbon kemudian menurun karena tumbuhan menyerap gas karbondioksida sebagai kebutuhan mereka tumbuh.

Holmen mengatakan bahwa tahun 2008 tingkat karbonnya akan meningkat terus sedikit demi sedikit pada minggu-minggu yang akan datang.

Dia berkata pertumbuhan ekonomi di Asia seperti Tiongkok dan India adalah salah satu alasan me-ningkatnya emisi, sejalan dengan mata rantai kemerosotan efisiensi industri kira-kira dua tahun lalu —lebih banyak karbon yang dipancarkan untuk setiap dolar keuntungan yang dihasilkan sebagai kemundur-an tren peningkatan jangka-panjang.

Tidak efisien
"Dunia yang makmur ingin membeli bahan murah dan kita membelinya...dari teknologi model kuno yang tidak efisien yang telah kita lempar," ujarnya. Ia menambahkan bahwa ada beberapa tanda bahwa laut juga berkurang efisien-sinya dalam meresap gas karbondioksida.

The U.N. Climate Panel, yang mendapat Nobel Perdamaian tahun 2007 bersama Wakil Presiden Amerika Serikat terdahulu Al Gore, mengatakan emisi gas rumah kaca dunia itu akan terus mencapai puncak di tahun 2015 untuk mengalihkan efek terburuk dari pemanasan global mulai dari banyaknya kekeringan dan banjir hingga naiknya permukaan air laut.

Dikatakan bahwa tingkat kadar gas karbondioksida di atmosfer lebih tinggi dibanding 650,000 tahun lalu dan dikatakan pula bahwa lebih dari 90 persen, kemungkinan yang patut disalahkan sehubungan de-ngan pemanasan global adalah manusia.

Secara terpisah, Peneliti Norwegia berkata ada tanda-tanda baru bahwa Antartika (Kutub Selatan) sedang terkontaminasi polusi logam berat mercuri walaupun daerah kutub jauh dari pusat-pusat industri.

Mercuri sendiri telah lama menjadi polutan di Kutub Utara. "Suatu analisa pendahuluan mengindikasi adanya tingkat mercuri di Kutub Selatan kira-kira 40 persen lebih rendah daripada Kutub Utara," Chris Lunder peneliti dari the Norwegian Institute for Air Research menceritakannya kepada Stoltenberg selama perjalanannya.

"Ini adalah jumlah yang agak tinggi mengingat fakta bahwa hanya seperempat emisi yang terjadi di belahan bumi selatan," kata Chris.

Tiongkok melepaskan 28 persen dari emisi global sedangkan Afrika Selatan, negara terdekat dari Menara Riset dan Monitor, yang kira-kira berjarak 250 km di kepulauan Antartika, meliputi 10 persen, lanjutnya.

"Yang belakangan disebut itu mungkin merupakan penyokong yang langsung dan utama pada polusi merkuri di Antartika," ia menambahkan. (rtr/feb)

Kode:
http://en.epochtimes.com/news/8-1-20/64397.html
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.