• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Farmakologi Dalam P3K

Ajido-Marujido

IndoForum VIP: The Special One
No. Urut
10016
Sejak
31 Des 2006
Pesan
4.809
Nilai reaksi
144
Poin
63
Tujuan dari modul ini adalah memberikan gambaran sekilas mengenai pengertian-pengertian yang terkait dengan obat-obatan dan beberapa contoh golongan obat yang biasanya ditemukan dalam kotak P3K.

Obat merupakan salah satu hal yang dibutuhkan dalam penanganan kegawatdaruratan baik setelah pasien stabil maupun yang digunakan dalam menstabilkan pasien.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai obat-obatan yang banyak ditemukan dalam kotak P3K, ada beberapa pengertian yang harus dipahami.

Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari asal mula, sifat, kimiawi, efek, dan kegunaan obat-obatan.

Obat adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosis, pengobatan, penyembuhan atau pencegahan pada manusia maupun hewan.

Farmakokinetik adalah aspek farmakologis yang mencakup nasib obat dalam tubuh, yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya.

Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari cara kerja obat, efek obat terhadap fungsi organ dan pengaruh obat terhadap reaksi biokimia dan struktur organ.

Indikasi adalah alasan penggunaan suatu obat agar dapat memberikan efek sesuai kebutuhan atau keluhan atau penyebab dari si pasien.

Interaksi obat adalah interaksi antara obat yang satu dengan obat yang lain yang diberikan pada waktu yang bersamaan yang dapat bersifat sinergistik, adisi, potensiasi atau inhibisi (antagonis).

Jalur pemberian obat
Obat-obatan dapat diberikan melalui beberapa jalur yaitu:
  • Per-oral, sebagian besar obat diberikan melalui oral, ada beberapa bentuk sediaan obat antara lain pil, sirup, puyer, dll.
  • Sublingual, obat diberikan dengan menaruh dibawah lidah, absorbsi melalui pembuluh darah kapiler di bawah lidah.
  • Per-rektal, berguna pada orang yang tidak sadar, muntah atau anak-anak, absorbsinya kurang dapat diperhitungkan
  • Inhalasi, absorbsi melalui jalur ini pada umumnya cepat.
  • Topikal, untuk pemberian obat di tempat tertentu, seperti kulit, mata, hidung, dll.
  • Transdermal, bentuknya biasanya seperti plester yang ditempelkan ke kulit, obat akan melewati kulit dan masuk ke jaringan kapiler.
  • Jalur parenteral, diberikan secara intravena, intra muskuler dan subkutan, pemberian obat iv memiliki onset kerja yang cepat, berguna pada kasus-kasus emergensi atau tidak sadar.
Penggolongan obat-obatan berdasar kegunaannnya
Dalam modul ini hanya dibicarakan golongan obat-obatan yang dapat ditemukan dalam kotak P3K.
  1. Analgesik, anti-inflamasi dan anti-piretik
    Obat-obatan yang masuk dalam golongan ini berguna sebagai penghilang rasa sakit atau nyeri, penurun panas dan menghilangkan inflamasi. Ketiga golongan obat ini dijadikan satu karena kebanyakan obat-obatan yang memiliki efek anti-inflamasi juga memiliki efek analgesik dan anti-piretik, demikian pula sebaliknya. Contoh obat-obatan yang bias masuk dalam golongan ini adalah:
    • Parasetamol (Asetaminofen) memiliki efek sebagai anti-piretik tetapi juga memiliki efek analgesik dan efek anti-inflamasinya kurang bermakna. Parasetamol relatif lebih aman dibanding obat-obat lainnya yang terdapat dalam golongan ini. Tidak merangsang asam lambung sehingga dapat diminum saat perut kosong. Efek sampingnya sangat jarang terjadi (anemia hemolitik, methemoglobinemia) dan baru muncul pada dosis yang sangat besar (> 10 g sehari). Kematian karena parasetamol disebabkan oleh kerusakan hati akibat memakan parasetamol dalam dosis yang sangat besar sekaligus. Hati-hati pemberiannya kepada penderita kelainan hati. Contoh sediaan di pasaran adalah biogesic, tempra, bodrexin, bodrex, sanmol, pamol, dll.
    • Antalgin (Dipiron) memiliki efek analgesik-anti-piretik dan efek anti-inflamasinya lemah. Penggunaannya dibatasi pada nyeri akut pasca operasi, nyeri karena tumor, nyeri hebat karena penyakit akut dan kronis yang tidak dapat diatasi oleh analgesik non opiat lainnya. Pembatasan ini dilakukan karena efek sampingnya yang dapat menimbulkan agranulositosis, anemia aplastika dan trombositopenia. Pemakaian jangka panjang dipiron harus memperhatikan adanya kejadian diskrasia darah tersebut. Contoh sediaan dipasaran adalah neuralgin.
    • Asetosal (Asetil-salisilat) memiliki efek analgesik dan anti-piretik yang bagus selain itu juga memiliki efek anti-inflamasi. Obat ini banyak ditemukan di pasaran sebagai obat bebas. Selain digunakan sebagai penghilang rasa nyeri, penurun panas dan anti inflamasi, asetosal juga digunakan sebagai pencegah timbulnya thrombus pada orang-orang dengan PJK. Asam salisilat dalam bentuk bubuk juga digunakan sebagai keratolitik serta counter irritant. Efek samping asetosal antara lain nyeri ulu hati, ulkus dan perdarahan saluran cerna, hepatotoksik terkait dosis, perpanjangan masa perdarahan dan sindrom Reye. Contoh sediaan dipasaran adalah aspirin.
    • Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik, efek anti-inflamasinya lebih kecil disbanding asetosal. Sering timbul efek samping di saluran cerna seperti dyspepsia. Contoh sediaan dipasaran adalah mefinal.
  2. Antasida
    Antasida berguna untuk menetralisir asam lambung. Antasida yang banyak beredar dipasaran mengandung kombinasi aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Indikasinya adalah hiperasiditas karena gastritis, tukak lambung, refluks esofagitis dan hernia hiatus diafragma. Efek sampingnya adalah diare, flatus, dan konstipasi. Contoh sediaan dipasaran adalah promag.
  3. Antihistamin
    Obat-obatan ini bekerja sebagai antagonis kompetitif, dimana senyawa antihistamin menempati reseptor-reseptor histamin dan mencegah ikatan histamin kereseptornya. Antihistamin dapat digunakan untuk melawan atau mencegah alergi dan hiperasiditas lambung yang dimediatori oleh histamin. Antihistamin H-1 sering digunakan sebagai anti-alergi seperti rinitis alergika, urtikaria, pruritus, dan angioedema. Antihistamin H-2 lebih sering digunakan untuk ulkus duodenum atau gaster dan hipersekresi asam lambung. Contoh sediaan dipasaran adalah CTM, benadril, dan interhistin.
  4. Anti-asma
    Obat-obatan yang masuk dalam kategori ini adalah obat-obatan yang dapat meredakan gejala asma atau sesak nafas karena asma. Aminofilin adalah salah satu obat yang banyak ditemukan sebagai anti-asma. Mekanisme mendilatasi bronkhiolus dari obat ini tetap belum diketahui. Efek samping dari obat ini terkait dengan dosis. Efek samping lain yang bias muncul adalah mual, muntah, sakit kepala, pusing, takikardi, iritabilitas neuromuscular dan kejang. Contoh sediaan dipasaran adalah asthmasoho, napasin. Selain aminofilin terdapat banyak golongan lainnya antara lain teofilin, beklometason, flusonid, salbutamol, dll. Jika pasien telah memiliki dan membawa obat asmanya sendiri lebih baik diberikan obat asma yang telah dibawanya sendiri dan digunakan sesuai petunjuk pada label yang tertera.
 
wuiiih luuuuuuengggggggkaaaaaaaap bgt.:)
thanks inponya,berguna bgt niiiiiiih.!!!!!!!
keep post new usefull info ya!!!!!!!!!:)
 
menarik juga, sekilas tapi cukup mendalam......
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.