DOA
BUKAN SEKADAR RUTINITAS
Teladan Rasul Paulus Dalam Doa
1. Rasul Paulus adalah seorang Pendoa
RASUL Paulus selalu menyelipkan kata doa dalam surat-suratnya. Kata doa terdapat dalam surat Roma, Korintus, Efesus, Filipi, Kolose, Tesalonika, Timoutius, Filemon. Doa merupakan bagian hidup Rasul Paulus. Rasul Paulsu adalah orang Yahudi. Bagi orang Yahudi, doa harus dipanjatkan setiap hari. Dalam Alkitab, tercatat bahwa orang Yahudi melakukan doa sebanyak lima kali dalam sehari
- . 1 Subuh. Doa dilaksanakan pagi ahri sebelum matahari terbit. Pemazmur mengatakan "Pada waktu pagi doaku datang ke hadapanMu" (Mzm, 88:14). Daud, datang kepada Tuhan untuk bersyukur, memuji Tuhan, dan berdoa pada waktu sebelum fajar. Alkitab menyatakan Daud "Membangunkan fajar" (Mzm. 108:3). Yesus juga berdoa pada waktu subuh. Injil MArkus menyatakan, "Pagi-pagi benar waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi keluar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa disana" (Mrk. 1:35).
.
- . 2.Pagi Pukul 09.00 Tercatat 120 murid berhimpun di satu ruangan sebuah rumah di Yerusalem. Tujuan mereka adalaah untuk berdoa (Kis 1:14-15). Tepat pada hari Pentakosta, sekitar pukul 09.00 Roh Kudus dicurahkan (Kis. 2:13). Namun Petrus segera menjawab bahwa waktu itu "baru pukul sembilan pagi" (Kis 2:15).
- . 3 Siang hari pukul 12.00.Sebagai orang Yahudi, Petrus mempuyai kebiasaan berdoa. Salah satu jam doa orang Yahudi adalah pukul 12.00 siang. Alkitab menyatakan "Kira-kira pukul dua belas tengah hari naiklah Petrus keatas rumah untuk berdoa" (Kis. 10:9). Yesus juga menggunakan waktu siang hari untuk berdoa (Luk. 4:42). Yesus memilih tempat yang sunyi untuk berdoa. Umumnya pada pukul 12.00 siang hari, udara cukup panas. Saat tersebut dipergunakan untuk istirahat sejenak (Yoh. 4:6). Waktu istirahat tersebut juga dipakai untuk ebrdoa. Daud menuliskan dalam mazmurnya, "Di waktu petang, dan tengah hari aku cemas dan menangis, dan Ia mendengar suaraku" (Mzm. 55:18). Ini menunjukkan Daud juga berdoa pada tengah hari (Pukul 12.00)
- . 4 Sore hari pukul 15.00 Kornelius, seorang yangs aleh dan takut pada Allah berdoa pada pukul tiga petang/sore (Kis. 10:3). Dalam bahasa Inggris, pukul tiga di terjemahkan, "at three in the afternoon
" Kornelius adalah seorang seorang perwira Romawi, namun mengikuti dan menaati hukum-hukum agama Yahudi. Jam-jam doa orang Yahudi ia ikuti. Orang seperti Kornelius ini disebut "God-fearing man". Penulis Kisah Para Rasul mencatat pukul tiga petang sebagai jam sembhayang orang Yahudi. Dikatakan, "Pada suatu hari menjelang waktu sembhayang yaitu pukul tiga petang naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah" (Kis. 3:1).
- .5. Petang hari menjelang matahari terbenam. Istilah menjelang matahari terbenam disebut juga waktu senja. Pada waktu senja, mezbah ukupan atau mezbah dupa harus dibakar. Mezbah ukupan dibakar pada waktu pagi dan pada waktu senja (Kel. 30:7-8). Mezbah itu berisi wangi-wangian yang dikenal sebagai kemenyan melambangkan Dalam Kitab Wahyu, kemenyan melambangkan doa orang-orang Kudus (Why. 5:8). Mezbah ukupan merupakan doa umat-Nya. Berarti doa dipanjatkan pada pagi hari dan senja. Pemazmur menulis, "Diwaktu petang, pagi, dan tengah hari aku cemas dan menangis"- Atau dalam bahasa Inggris, "Evening and Morning and at Noon will I pray (Mzm. 55:17). Berarti Daud berdoa pada senja atau petang hari. Daniel juga berdoa tiga kali sehari (Dan. 6:11). Daniel berdoa pada pagi hari, tengah hari (siang), dan senja (Petang hari ). Dalam Kitab Maleakhi dikatakan, "Sebab dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya matahari, namaKu besar diantara bangsa-bangsa dan di setiap temapt dibakar dan dipersembahkan korban bagi nama-Ku dan juga korban sajian yang tahir sebab nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, Firman Tuhan semesta alam " (Maleakhi 1:11). Doa dipanjatkan sebagai kurban yang dipersembahkan kepada Tuhan, dari terbit sampai terbenamnya matahari.
Demikianlah kebiasaan berdoa orang Yahudi. Paling tidak mereka berdoa lima kali sehari atau tiga kali sehari ( Seperti Daniel dan Daud). Mungkin, orang semacam Kornelius yang dikenal sebagai orang saleh dan takut pada Tuhan (
"God-fearing man") juga mengambil waktu doa sebanyak lima kali sehari. Sementara orang-orang Yahudi seperti kaum Farisi kemungkinan juga menerapkan lima waktu berdoa. Yesus sendiri dalam catatan Injil mengambil tiga kali waktu doa: "pagi-pagi benar waktu hari masih gelap" (Mrk. 1:35), Siang hari (Luk. 4:42), dan malam hari bahkan semalam-malaman (Luk. 6:12). Rasul Paulus pun berdoa pada tengah malam (Kis. 16:25)
Berdasarkan penelusuran waktu-waktu doa tersebut, bagaimanakah sikap kita sebagai orang-orang percaya? Apakah kita wajib berdoa lima waktu atau tiga waktu atau bahkan semalam-malaman? Ternyata Rasul Paulus menegaskan bahwa maslahnya bukan pada lima atau tiga waktu, yang lebih utama adalah doa harus dilakukan setiap hari. Rasul Paulus berkata, "Tetaplah berdoa" (1 Tes 5:17). Dengan kata lain, doa perlu dipanjatkan terus menerus/tiada henti (Kol. 1:9). Begitu juga kita sebagai orang-orang percaya wajib senantiasa berdoa (2 Tes. 1:11). "berdoa setiap waktu di dalam Roh" atau berdoa dengan permohonan yang tak putus-putusnya " ( Ef. 6:18 ). Sebagaimana kita bernafas tanpa putus dan tanpa henti, demikianlah doa kita wajib dilaksanakan tanpa henti. Ini berarti doa dapat dilakukan setiap saat, dirumah, dipekerjaan, di mobil, di sepeeda motor, dikereta api, di stasiun, di bandara, di toko, saat sedang berjalan,d an setiap saat dimana saja kita berada. Doa kini tidak lagi dibatasi oleh waktu-waktu doa. Sebagaimana Roh tidak dibatasi oleh apa pun baik ruang maupun waktu. Doa menjadi napas rohani/napas iman setiap orang Kristen. Itus ebabnya Rasul Paulus menyelipkan kata doa dalam hampir semua surat-suratnya. Bagi Paulus, doa adalah bagian yang tidak terpisahkan dari hidupnya sehari-hari.
Tentunya sikap doa bukan berarti duduk, memejamkan mata, lalu berdoa dengan suara keras. Berdoa dapat dilaksanakan setiap waktu di dalam hati dan dalam konsentrasi pikiran. Doa melalui hati nurani dapat dilakukan setiap saat. Sikap " senantiasa berdoa melalui hati nurani" dapat juga dikategorikan sebagai "berjaga-jaga" seperti yang tertulis dalam Efesus 6:18, "Berjaga-jagalah di dalam doamu". Umat Kristen perlu melatih diri untuk berdoa melalui hati nurani. Tidak bersuara, tidak berkata-kata namun hati nuraninya yang berdoa. Dengan berdoa melalui hati nurani, roh kita juga berdoa. Saat kita berdoa, kita ebrsekutu dengan Tuhan. Saat bersekutu dengan Tuhan berarti Roh kita bersekutu dengan Roh Tuhan. Persekutuan roh kita dengan Roh Tuhan dalam doa disebut berdoa di dalam Roh, sama seperti yang diperintahkan Rasul Paulus, " Berdoalah setiap waktu di dalam Roh " (Ef. 6:18)
2. Berdoa di tengah Kesibukan
Rasul Paulus adalah orang yang selalu mengisis waktunya dengan keisa-siaan. Waktu yang ada tidak diisi dengan santai atau pun tanpa berkarya apa-apa melainkan diisi dengan kesibukkan Prinsip Rasul Paulus yang berkaitan dengan waktu adalah "Pergunakanlah waktu yang ada" atau
"to redeem the time " (Ef. 5:16). Mengapa? Karena "hari-hari ini adalah jahat". Hal-hal yang jahat menguasai hari dan waktu. Apabila waktu tidak kita isis dengan hal-hal yang jahat. Itu sebabnya Rasul Paulus berusaha keras untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya.
Istilah
"to redeem the time" juga berarti
"to rescue the loss" atau " menyelamatkan yang terbuang". Waktu yang terhilang wajib di selamatkan. Artinya jangan ada waktu yang tebuang. Waktu yang diberikan harus didisi dengan hal-hal berguna. Khususnya diisi dengan pelayanan untuk menyelaatkan jiwa-jiwa yang terhilang. Rasul Paulus merasa celaka apabila "tidak memberitakan injil" (Kor. 9:16). Setiap kesempatan yang ada dipergunakan Rasul Paulus dengan sebaik-baiknya. Tidak ada kesempatan yang tidak ia pakai tanpa ebrbuat sesuatu. Misalnya saat ia melakukan perjalanan mengarungi lautan dengan kapal yangs inggah dis ejumlah pulau atau kota. Rasul paulus selalu menggunakan kesempatan itu untuk mengunjungi saudara-saudara seiman atau persekutuan orang Kristen ditempat-tempat di mana kapal itu singgah. Tujuannya ialah untuk membina hubungan yang baik dan membangun iman umat Tuhan dan hamba-hamba-Nya.
Waktu selama diperjalanan juga dipergunakan Rasul Paulus untuk berdoa. Bahkan mungkin untuk menulis surat atau risalah-risalah ajarannya. Selain itu juga untuk ikut memikirkan perjalanan yang sedang ia tempuh serta memberikan masukan pada kapten kapal tentang hal-hal yang barangkali dapat membahayakan perjalanan. Pendek kata, bagi Rasul Paulus tidak ada istilah "menganggur" atau "santai". Seperti terlihat dalam versi terjemahan Alkitab
New International Versioan, kata-kata
"to redeem the time" Diterjemahkan
"Making the most of every oppurtunity" Atau kesempatan yang ada dipergunakan sebaik-baiknya". Kesempatan dipergunakan untuk diisi dengan hal-hal yang abik dan hal-hal yang dikehendaki serta berkenan di hadapan Tuhan.
Ketika mencermati kesibukan Rasul Paulus, tidak ada satu pun waktunya yang terbuang sia-sia. Mari kita perhatikan kesibukan Rasul Paulus sebagaimana dapat diikuti dari catatan-catatan dalam kisahnya Para Rasul sampai surat-suratnya yang lain.
Kesibukan-kesibukan yang dilakukan Rasul Paulus meliputi:
a. Memberitakan Injil
b. Mengajar
c. Memberikan Konseling
d. Membaca dan menulis susart-surat.
e. Mengunjungi jemaat-jemaat dan teman-teman sepelayanan
f. Membuka atau merintis berdirinya jemaat-jemaat yang baru ditempat-tempat dimana pemberitaan Injil belum pernah didengar
g. Merekrut dan melatih/membina kader-kader pemimpin
h. Membina tim pekabaran Injil
i. Bekerja membuat atau menjual tenda untuk menopang biaya hidupnya sehari-hari serta biaya-biaya perjalanan dalam mengabarkan Injil
j. Melayani dan menyampaikan Firman Tuhan di banyak Kota/ wilayah
Tentunya daftar kesibukan-kesibukan diatas masih dapat ditambah. Rasul Paulus memang beanr-benar sibuk. Waktu yang tersedia benar-benar dipakai untuk mengahsilkan karya besar bagi kemuliaan Tuhan. Kesibukannya tidaks ekadar untuk "mengisi waktu luang" atau dalam istilah bahasa Inggris "Just killing the time" ( Sekadar membunuh waktu). Artinya waktu-waktu yang tersedia bukan tidak diisi dengan macam-macam kesibukan yang tanpa target atau goal serta hasil-hasil besar yang dapat dicapai. Mengisi waktu denagn
" just killing the time" adalah sama dengan pernyataan Rasul Paulus yakni " sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna" ( 2. Tes. 3:11). Dengan kata lain, seseorang mungkin tampak sibuk mengisi waktu dan kesempatan yang ada, tapi kesibukkannya hanya untuk hal-hal yang tidak ada gunanya sama sekali. Kesibukannya hanya untuk hal-hal yang sama sekali tidak memberikan hasil-hasil yang berarti atau yang tidak memiliki pengaruh luas untuk melakukan hal-hal yang baik dan berguna bagi perkembangan suatu proyek pekerjaan .
Di tengah kesibukan yang menuntut banyak tenaga dan pikiran, Rasul Paulus tetap berdoa setiap hari. Baginya, doa merupakan bagian yang menyatu dengan kehidupannya sehari-hari dan sudah menajdi
"way of life" dari Rasul Paulus.
"True prayer is a way of life, not just a case of emergency" atau " doa yang benar merupakan satu pola hidup bukan sekadar tindakan darurat". Semua doa yang terdapat dalam surat-surat Rasul Paulus menunjukkan bahwa ia adalah seorang pendoa yang konsisten.
Di masa kini, banyak orang Kristen termasuk hamba-hamba-Nya (yang disebut Pendeta/ Gembala, Penginjil, Pengajar, Penatua, Diaken) yang meminimalisir doa. Artinya, waktu untuk berdoa menajdi minim karena berbagai kesibukan menyita waktu. Waktu untuk bersaat teduh dan berdoa setiap hari sudah tidak lagi dimiliki. Hidup sehari-hari hanya diisi berbagai ragam jadwal kegiatan. Ditambah lagi waktu-waktu yang terbuang untuk perjalanan. Waktu yang seharusnya dipersembahkan untuk bersungguh-sungguh dalam doa pun ebrlalu ditealn kesibukan. Kita perlu mengerti bahwa tanpa doa kuasa Tuhan tidak akan kita alami. Kata-kata bijak bahasa Inggris menyatakan
"Prayerless brings powerless"atau tanpa doa tak ada kuasa".
Banyak juga doa yang hanya menjadi bagian suatu liturgi atau tata lasana ibadah. Doa yang dipanjatkan dalams uatu liturgi memang sunguh indah. Namun dengan demikian, doa pun tidak menjadi bagian yang integral dalam kehidupan sehari-hari. Doa tidak menjadi pola hidup atau
"way of life". Kadang ada doa yang diucapkan panjang lebar dalam suatu liturgi ibadah minggu. Doa pun menjadi menjemukan. Ada juga orang yang sering memanjatkan doa yang panjang dalam ibadah minggu, namun ternyata orang tersebut amat miskin dalam doa pribadi sehari-hari. Artinya meski nampak fasih berdoa namun orang tersebut hanya mengisi kehidupannya sehari-hari dengan doa yang amat minim. Dengan kata lain, doa yang dinaikkan di ibadah jemaat hari minggu tidak sebanding dengan doa yang dipanjatkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Doa berkaitan dengan vision of mission
Setelah Rasul Paulus dan
team segera melintasi daerah-daerah Frigia, Galatia,d an Misia, tibalah mereka di Troas. Kemungkinan mereka tiba di Troas sudah agak petang hari. Malamnya Paulus berdoa. Agaknya sudah menjadi kebiasaan Paulus untuk berdoa pada malam hari. Malam itu Paulus menerima penglihatan. Tampak jelas seorang Makedonia berkata, "Menyebranglah kemari dan tolonglah kami" (Kis. 16:9)
Paulus dan
team segera mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia. Kata-kata
" to redeem the time " atau
"making the most of every opportunity" diaplikasikan oleh Paulus dengan sungguh-sungguh. Penglihatan tersebut tidak didiskusikan atau diargumenkan oleh Paulus. Kata-kata bijak menyatakan "
arguments never settle things but Prayer changes things" atau " Perdebatan tidak pernah menyelesaikan masalah tapi doa mengubah banyak perkara". Doa Paulus berkaitan erat dengan visi yang ebrhubungan dengan misis Tuhan. Misi ke Makedonia adalah satu panggilan Tuhan untuk memberitakan Injil kepada Orang-orang di Makedonia. Melalui doa penglihatan serta visi untuk misi yang ditindak lanjuti, Makedonia diubah. Dari wilayah yang tidak mengenal Tuhan berubah menajdi wilayah yang bagaikan tanah subur siap ditaburi benih hidup yaitu Injil Kristus.
Doa yang berkaitan dengan visi bagi pekerjaan misi menghasilkan perubahan. Sekitar tahun tujuh puluhan banyak misionaris di "dunia ketiga" termasuk di indonesia yang diusir oleh pemerintah setempat. Mereka tidak diijinkan tinggal- tidak diberikan perpanjangan visa. Banyak diantara mereka yang pulang kembali ke negara asala mereka. timbul kekosongan pelayan-pelayan Tuhan. Dissi lain, ladang menguning telah siap dituai. Apa yang harus diperbuat? Doa mulai dipanjatkan. sebagaimana Yesus bersabda, "Tuaian memang abnyak tetapi pekrja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian supaya Ia mengirim pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (Mat. 9:37-38). Tuan yang memiliki tuaian adalah Tuhan sendiri. Memintalah kepada Tuan pemilik tuaian berarti kita wajib memohon kepada Tuhan atau kita wajib berdoa memohon dikirimkan pekerja-pekerja untuk menuai panen-Nya.
Itu sebabnya sekitar tahun tujuh puluhan tampak adanya peningkatan doa. Banyak umat Tuhan yang ebrdoa untuk pekabaran Injil dan tersedianya para utusan Injil. Melalui doa-doa yangd ipanjatkan itu, pkerja
"Indigeous" atau pekerja-pekerja "Pribumi" atau " dari dalam negeri sendiri" dihasilkan. Tuhan yang memilki tuaian mengerakkan dan mengutus pkerja-pekerja dari dalam negeri sendiri" dihasilkan. Tuhan yang memiliki tuaian menggerakkan dan mengutus pekerja-pekerja dari dalam negeri. Ladang menguning di dalam negeri itu dilayani oleh pekrja-pekrja dari dalam negeri sendiri. tenaga hamba Tuhan yang dihasilkan melalui pendidikan teologi, pusat-pusat pelatihan, dan pusat-pusat pengkaderan meningkat. Paradigma pelayanan missi berubah. Ladang misi tidak lagi dilayani oleh para misionaris asing tapi oleh para hamba Tuhan lokal. Para Misionaris asing datang hanya dalam batas waktu tertentu dengan tujuan melatih di pusat-pusat pelatihan. Melalui permohonan doa dari
indigenous, Tuhan juga menyediakan sumber dana lokal yang melayani wilayah-wilayah dalam negeri berasal dari dana gereja lokal atau wadah-wadah Kristen dalam negeri. Tuhan yang memilki tuaian lah yang akan melengkapi semua kebutuhan hamba-hamba-Nya.
Di era globalisasi saat ini, doa yang berkaitan dengan visi untuk pekerjaan misi perlu ditingkatkan. Masih banyak wilayah-wilayah terabaikan yang belum dijangkau oleh Injil. Masih banyak jiwa yang membutuhkan Injil. Demikianlah pula dibutuhkan banyak pekerja serta dana yang tidak sedikit. Itu sebabnya doa yang memiliki visis pelayanan misi perlu ditingkatkan, dikembangkan, dan digiatkan.
4. Doa berkaitan dengan pekerjaan iman
Rasul Paulus selalu meyebut warga jemaat Tesalonika di dalam doa (1Tes. 1:2). Salahs atu kebiasaan Paulus dalam doa adalah mendoakan warga jemaat. Nama-nama warga jemaat didoakannya. hal ini tentunya mebutuhkan waktu yang tidak sebentar. Saat berdoa bagi warga jemaat Tesalonika, Paulus mengingat pekrjaan iman, usaha kasih, dan ketekunan pengharapan mereka. Artinya, doa Paulus berkaitan dengan pekerjaan iman.
Istilah "pekerjaan iman" menunjukkan bahwa iman perlu disertai dengan bekerja. Memang seseorang perlu beriman kepada Tuhan. Doa pun dipanjatkan atas dasar iman. Namun iman dan doa wajib direlisasikan dengan bekerja. Kata-kata bijak dalam bahasa Inggris berbunyi sebagai berikut,
"Prayer with out work is beggary; work without prayer is slavery" Atau "berdoa tanpa bekerja adalah mengemis, sedangkan bekerja tanpa berdoa adalah perbudakan ". Doa perlu disertai dengan bekerja.
Sebagian warga jemaat Tesalonika salah dalam menafsirkan kedatangan Yesus yang kedua kali. Mereka berfikir kedatangan Yesus sudah sangat dekat sehingga mereka merasa tidak perlu lagi bekrja. Sebab itu Rasul Paulus perlu mengkoreksi penafsiran mereka. Rasul Paulus berkata, " Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu saudara-saudara supaya kamu jangan lekas binggung dan gelisah baik oleh ilham roh maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami seolah-olah hari Tuhan telah tiba (2 Tes. 2:1-2). Melalui koreksi Paulus, diharapkan warga jemaat Tesalonika tidak keliru menafsirkan kedatangan Yesus kembali.
Selanjutnya Rasul Paulus memohon agar setiap warga jemaat bekerja sebaik-baiknya Rasul paulus sendiri juga bekerja keras untuk menopang kebutuhan hidupnya (2. Tes. 3:6-9). Bahkan Paulus memberi peringatan keras yakni "Jika seseorang tidak mau bekerja janganlah ia makan" (2. Tes. 3:10). Di satu sisi warga jemaat Tesalonika beriman pada Tuhan Yesus Kristus termasuk kedatangan-Nya yang kedua kali. Namun, di sisi lain warga jemaat Tesalonika tetap wajib bekerja untuk Men-support kebutuhan hidup mereka.
Doa yang berdasarkan iman tidak boleh membuat orang Kristen menjadi malas. Sebaliknya dengan berdoa, pekrjaan sehari-hari akan semakin ditingkatkan. doa tidak membuat umat-Nya cukup berpangku tangan dan semua berkat otomati datang sendiri. Umat-Nya tidak sekadar berharap dalam doa saja tanpa bekerja. Memang doa menimbulkan harapan tapi bekerja mmeberi hasil yang nyata. esensi dari doa Paulus adalah menyebut nama-nama warga jemaat dan mengingat pekerjaan mereka. Denagn mnegingat pekerjaan waega jemaat Tesalonika dalam doanya, Rasul Paulus tentu memohon kepada Tuhan agar warga jemaat Tesalonika semakin giat bekerja keras.
Jika dibandingkan dengan orang KRISTEN masa kini, banyak diantara mereka yang masih keliru menafsirkan doa. Banyak orang Kristen memiliki persepsi bahwa dengan berdoa, Tuhan yang akan bekerja untuknya sehingga semua tugas akan menjadi beres. Memang betul Tuhan turut bekerja bekerja dalam hidup orang Kristen untuk mendatangkan kebaikan. Namun tidak betul jika orang Kristen hanya berpeluk tangan dan mempersilahkan Tuhan yang bekerja. Makna doa bukanlah untuk menyuruh/memrintahkan Tuhan agar bekerja bagi kita. Memang doa memohonkan pertolongan dan penyertaan Tuhan namun orang Kristen sendiri tetap harus bekerja keras. Melalui kerja keras, Tuhan akan membuka jalan. Dengan bekerja keras Tuhan yang akan melimpahkan berkat. Sebaliknya sekalipun doa dilakukan berjam-jam, namun tanpa kerja keras, makanan tetap tidak akan tersedia. Sebagaimana Alkitab berkata "Kalau tidak bekerja janganlah makan".
Semakin giat kita berdoa semakin giat pula kita bekerja. Melalui doa pelayanan semakin ditingkatkan. Melalui doa, pekerjaan dapat diseleaikans ebaik-baiknya. Melalui doa pendidikan semakin ditingkatkan hasilnya. Melalui doa, hubungan keluarga semakin harmonis. Melalui doa, hidup semakin rajin. Denagn kata lain, orang berdoa bukan karena ia malas. Orang berdoa bukan karena ia orang yang santai. Orang yang berdoa bukanlah orang yang
"mediocre, yaitu orang yang biasa-biasa saja, atau orang yang tidak mau maju dan ber-kembang. Orang yang berdoa bukan orang yang pasif dan pesimis. Namun orang yang berdoa adalah orang yang mau dan rela bekerja keras, orang yangs elalu meningkatkan diri untuk mencapai yang terbaik, orang yang aktif dan optimis, dan memiliki kekuatan serta kemampuan untuk meraih perkara-perkara yang besar. Orang yang ebrdoa adalah orang yang memiliki kesempatan untuk hari ini yang lebih baik dari ahri kmaren dan atas hari depan yang akan jauh lebih baik daripada hari ini.
Teladan kehidupan doa Rasul Paulus yang telah diuraikan perlu diaplikasikan dalam ekhidupan orang Kristen setiap hari. Teladan tersebut akan mendorong bahkan memotivasi kita untuk:
a.
Menjadi Pendoa. Artinya setiap hari kita berdoa dengan Tekun.
b.
Tetap berdoa di tengah kesibukan apapun. Kita wajib memiliki jam doa atau waktu tertentu untuk berdoa setiap harinya. Kesibukan sehari-hari tidak boleh meminimalkan waktu doa kita. segala bentuk kesibukan sehari-hari tidak boleh menghapus kegiatan doa.
c.
Mempertajam visi untuk misi kita. Kita perlu melaksanakan visi untuk misi
yang diberikan Tuhan kepada Kita denagn sebaik-baiknya.
d.
Semakin meningkatkan kerja keras kita Segala macam bentuk kemalasan harus kita tinggalkan. Setiap hari wajib diisi denagn kerja keras untuk menghasilkan karya besar yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya.