• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Peninggalan Majapahit Tak Bisa Seluruhnya Selamat

roughtorer

IndoForum Senior A
No. Urut
44416
Sejak
24 Mei 2008
Pesan
6.755
Nilai reaksi
174
Poin
63
231548p.jpg


Senin, 3 November 2008 | 19:06 WIB

TROWULAN, SENIN - Pemerintah Indonesia tidak bisa menyelamatkan seluruh peninggalan Kerajaan Majapahit di Situs Trowulan, Mojokerto yang berada dalam luasan sekitar 11 x 9 kilometer persegi. Hal itu dikemukakan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, di sela-sela peletakan batu pertama pembangunan Taman Majapahit di lahan Pusat Informasi Majapahit, Trowulan, Mojokerto, Senin (3/11).

"Karena kalau kita bebaskan semua (lahannya) tidak ada uangnya," ujar Jero.

Untuk itulah Pusat Informasi Majaphit akan dikembangkan dengan pembangunan Taman Majapahit pada tahap pertama. Diharapkan pembangunan yang akan selesai seutuhnya pada 2009 itu mencapai tujuan jangka pendek diantaranya penyusunan master plan pemanfaatan Taman Majapahit dan menentukan batas batas kawasan.

Sementara rencana jangka menengah hingga 2010 adalah penyusunan skema pendanaan kemitraan dan proposal investasi serta penataan dan pengembangan kawasan perajin di Trowulan. Direktur Peninggalan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Suroso, menyebutkan untuk tahap pertama pembangunan itu akan dikucurkan dana Rp 3 miliar.



Jero Wacik: Presiden Restui Pembangunan Taman Majapahit

165911p.jpg


Senin, 3 November 2008 | 17:01 WIB

TROWULAN, SENIN - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengungkapkan kegembiraannya, karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merestui pembangunan Taman Majapahit, di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. "Ketika pamit ke Trowulan untuk meletakkan batu pertama pembangunan Taman Majapahit, Presiden menyatakan senang dan memberikan doa restu. Mudah-mudahan selesai dalam satu tahun, sehingga Presiden bisa meresmikannya pada saatnya nanti," kata Jero Wacik, menjelang menandatangani prasasti dan peletakan batu pertama pembangunan Taman Majapahit, Senin (3/11), di halaman Museum Majapahit di Trowulan.

Jero Wacik menegaskan, walaupun saat ini terjadi krisis finansial di sejumlah negara, terutama Amerika, pembangunan sektor riil di Indonesia tak akan terpengaruh, akan tetap jalan. "Hal ini jangan sampai menggagalkan keinginan kita untuk mengembangkan kebudayaan," katanya.

Menurut Jero Wacik, Majapahit dan Sriwijaya merupakan dua kerajaan besar yang mengantarkan Indonesia pada zaman keemasan. Kenapa ini bisa terjadi? Karena pada zaman kedua kerajaan itu terjadi toleransi yang cukup kuat dan diciptakannya harmonisasi untuk bangsa. "Kenyataan ini membuat bangsa lain memberi penghormatan. Tanpa toleransi dan harmoni, sulit bangsa ini maju. Tak ada maksud untuk menghidupan kembali zaman Majapahit dan Sriwijaya itu. Pembangunan Taman Majapahit untuk pembelajaran, bagaimana terjadinya toleransi antaragama, suku, ras, sehingga bisa hidup dengan lebih baik dan saling harmoni," paparnya.

Banyaknya tinggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan, jangan hanya dilihat sebagai benda pusaka yang tak ada maknanya. Di balik itu semua ada semangat dan filosofi yang bisa dipetik, bahwa dalam hidup berbangsa, jika ingin maju harus menumbuhkembangkan sikap toleransi dan harmoni.


Kota Majapahit Dibangun dengan Sistem Jaringan Air

Senin, 3 November 2008 | 15:38 WIB

TROWULAN, SENIN - Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Hari Untoro Dradjat mengatakan, bahwa keberadaan Trowulan dan dihubungkan dengan Kerajaan Majapahit sudah lama jadi subyek penelitian.

Bahkan, awal abad 19 seorang Belanda bernama Wardenaar diutus Gubernur Jenderal Stamford Raffles untuk mencatat potensi kepurbakalaan. Pada tahun 1985 penelitian yang lebih intensif tentang Trowulan dilakukan dengan metoda penginderaan jarak jauh dan hasilnya menakjubkan dengan interpretasi bahwa kota Majapahit dibangun dengan sistem jaringan air yang saling berhubungan.

"Sistem jaringan air ini dalam kajian arkeologi adalah merupakan model pertahanan yang lazim digunakan oleh kerajaan-kerajaan kuno di Asia Tenggara, seperti Sukothai dan Kamboja. Dengan penelitian ini terbukti bahwa Trowulan adalah bekas Kota Majapahit adalah sangat kuat dan sudah memiliki hubungan erat dengan berbagai negara," kata Hari Untoro Dradjat, Senin (3/11).

Menurut Hari, temuan di Trowulan terdiri atas candi, kanal, kolam segaran, keramik, logam, mata uang dan lain-lainnya tersebar sangat luas dalam kota Kerajaan Majapahit yang berukuran 9 x 11 km persegi. Melihat pentingnya situs Kota Majapahit ini maka Pemerintah telah membuat master plan sebagai dasar pelestarian dan pemanfaatannya. Sejumlah situs sudah dilakukan pemugaran, seperti Candi Tikus, Candi Bajangratu, Candi Brahu, Candi Gentong, dan Candi Wringin Lawang, serta Kolam Segaran.

Trowulan sebagai bekas Kota Majapahit, jelas Dirjen Sejarah dan Purbakala itu, dalam pengembangan dan pemanfaatannya ke depan perlu didukung dengan adanya Taman Majapahit, yang berfungsi sebagai sentral yang menghubungkan jaringan situs-situs yang ada di trowulan. Di samping itu juga berfungsi sebagai laboratorium untuk kepentingan penelitian kebudayaan Majapahit.

Pembangunan Taman Majapahit yang peletakan batu pertamanya oleh Menbudpar Jero Wacik, Senin (3/11) diharapkan dapat memberikan penjelasan secara lengkap dan memuaskan kepada masyarakat mengenai arti penting dari peninggalan Majapahit.

"Dalam pengembangan ke depan kita perlu dukungan dari berbagai pihak, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, CSR dan masyarakat luas," jelasnya.
 
Mahasiswa UGM Unjuk Rasa Protes Kerusakan Situs Trowulan

Yogyakarta - Puluhan mahasiswa dan dosen Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu berunjuk rasa di Yogyakarta, mendesak pemerintah agar melindungi situs purbakala di kawasan Museum Trowulan yang rusak akibat pembangunan proyek Majapahit Park atau Pusat Informasi Majapahit di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

"Aksi ini bertujuan mendesak pemerintah untuk menghentikan dan tidak melanjutkan pembangunan Pusat Informasi Majapahit di Trowulan, Mojokerto," kata Ketua Jurusan Arkeologi UGM Inajati Andrisijanti Romli.

Menurut dia, pemerintah telah melakukan kesalahan dalam konsep pembangunan proyek itu, karena sebelumnya pemerintah tidak melakukan penelitian secara cermat dengan melibatkan para ahli.

Ia mengatakan aksi ini juga merupakan seruan kepada masyarakat untuk bersama-
sama menjaga situs purbakala di Trowulan, serta mendesak pemerintah agar menutup total Pusat Informasi Majapahit yang peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan pada 3 November 2008.

Sementara itu, salah seorang peserta unjukrasa, Diana mahasiswa Jurusan Arkeologi UGM mengatakan pemerintah harus meninjau ulang kebijakan pembangunan Pusat Informasi Majapahit tersebut.

"Seharusnya pemerintah Indonesia melestarikan situs purbakala di Trowulan sebagai salah satu identitas bangsa, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai sejarah dengan melestarikan benda-benda purbakala peninggalan sejarah," katanya.

Aksi para mahasiswa itu dimulai dari simpang empat Tugu, dengan berjalan kaki menuju depan Benteng Vredeburg di Jalan Ahmad Yani, Kota Yogyakarta.

Unjukrasa tersebut diakhiri dengan orasi serta pernyataan sikap yang disampaikan mahasiswa dan dosen secara bergantian.



Seruan Forum Jogja

Sementara itu, Forum Pelestarian Lingkungan Budaya Jogja (Forum Jogja) bersama delapan organisasi atau lembaga yang peduli terhadap pelestarian pusaka budaya di Yogyakarta, Jumat (9/1) mengeluarkan seruan kepada pemerintah untuk segera mengembalikan seperti semula atau merehabilitasi kondisi sejumlah situs purbakala di kawasan Museum Trowulan yang rusak akibat pembangunan proyek Majapahit Park atau Pusat Informasi Majapahit.

"Disamping itu, pemerintah harus segera menjelaskan secara terbuka dan terinci tentang proyek Majapahit Park kepada publik," kata Sekretaris Forum Jogja, Anggi Minarni.

Menurut dia, rusaknya situs Trowulan di Mojokerto sangat merugikan bangsa Indonesia dari segi kebudayaan dan jati diri.

"Oleh karena itu, Forum Jogja bersama delapan organisasi atau lembaga yang peduli terhadap pelestarian peninggalan budaya menyerukan kepada pemerintah Indonesia agar menghentikan dan tidak melanjutkan pembangunan Majapahit Park demi pelestarian situs purbakala yang ada di Trowulan," katanya.

Ia mengatakan situs Trowulan merupakan situs yang sangat penting bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta sejarah bangsa Indonesia. "Oleh karena itu, situs Trowulan harus dilestarikan melalui cara-cara yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian," katanya.

Terkait dengan keberadaan situs purbakala, kata dia, segala bentuk perusakan tidak dibenarkan, baik yang dilakukan individu atau perorangan maupun lembaga, apalagi pemerintah, sebagaimana disebutkan dalam Undang Undang RI Nomor 5 Tahun 1992 tentang benda cagar budaya, dan peraturan perundang-undangan yang mengikutinya.

"Sehubungan dengan hal itu, maka setiap pengembangan serta pengelolaan benda cagar budaya dan kawasan cagar budaya harus melibatkan sebanyak mungkin pemangku kepentingan serta masyarakat sekitar," kata Anggi Minarni.(*AN)
 
semoga situs itu dilindungi dan dijadikan tempat untuk wisata,siapa yang nggak tahu Majapahit ??,itu kan bagian dari sejarah negara kita,mestinya di jaga,dilindungi.. :) :)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.