Eve
IndoForum Beginner B
- No. Urut
- 9
- Sejak
- 22 Mar 2006
- Pesan
- 907
- Nilai reaksi
- 6
- Poin
- 18
Sekali Ini, Rokok Bermanfaat.. !
Wisnu, seorang karyawan di sebuah kantor swasta, berusia 34 tahun, suatu
siang ketika tengah beristirahat dari pekerjaan rutinnya,
merasa kaget ketika mendadak tangan kanannya gemetar. Ia bertanya-tanya
dalam hati, "Apa sih ini?".
Namun seperti kebanyakan orang Indonesia- ia mendiamkan saja kejadian
aneh itu.
Dengan berjalannya waktu, masalah-masalah yang lebih "aneh" muncul
secara beruntun: Ia tidak dapat melangkah secepat biasanya,
dan ia bahkan mulai merasa sedikit canggung. Jari jemarinya tidak dapat
menjangkau uang logam di dompet,
Wisnu juga sulit sekali menggosok giginya, dan tulisan tangannya menjadi
semakin kecil dan sulit dibaca. Dan ia pun mulai panik.
Melalui serangkaian pengujian medis, diketahui Wisnu menderita: Penyakit
Parkinson. Sayang sekali, ia terlalu muda untuk menderita penyakit ini.
Tapi bukan hal luar biasa, sebab setiap tahun 50.000 orang Amerika
memperoleh diagnosis yang sama. Dan apabila Anda seorang laki-laki,
risiko Anda lebih tinggi untuk menderita penyakit tersebut.
Berawal di satu sisi
Simtom-simtom Parkinson, biasanya menyerang secara perlahan dan menimpa
satu sisi tubuh Anda terlebih dahulu.
Pada stadium awal, Parkinson memang bisa disangka penyakit rematik
biasa. Namun gejala yang paling kentara adalah gemetarnya tangan-tangan,
kaki dan kepala. Kekakuan merupakan gejala lain yang menonjol.
Kalau Anda menderita penyakit ini, lambat laun Anda akan kehilangan
kemampuan menggerakkan otot-otot.
Otot-otot itu menjadi semakin kaku dan kaku.., dan gerakan-gerakannya
melambat. Nah ketika otot-otot ini semakin kaku ,
wajah Anda dapat kehilangan ekspresi, tubuh Anda mulai membungkuk,
tangan dan kaki bengkok.
Selanjutnya, terjadi hal-hal dimana penderita mengalami kesulitan
berdiri dari posisi duduk. Kedip mata yang biasanya sekitar 20 kali per
menit
menurun menjadi sekitar 5-10 kedip per menit. Sedangkan tangan terus
menerus gemetar (tremor) dengan frekuensi 3-5 kali per detik.
Tremor ini juga bisa terjadi pada kaki, rahang, bibir, mata, atau lidah.
Penderita Parkinson, biasanya sulit sekali berjalan, membalikkan
tubuhnya di tempat tidur, mandi, berpakaian dan berbicara.
Sering kehilangan keseimbangan dan jatuh. Yang paling mengerikan, ketika
si penderita tidak dapat mengontrol lagi air liurnya
dan mengeluarkannya di setiap kesempatan. Ya, mereka mengalami gangguan
sialore (pengeluaran ludah berlebihan).
Namun, anehnya tidak ada rasa nyeri yang ditimbulkan dan penyakit
Parkinson ini tidak mengancam nyawa Anda.
Pikiran Anda tetap awas dan giat , tapi terkungkung di dalam tubuh yang
tidak mau bekerjasama.
Rokok Bisa Membantu
Kalau biasanya kita membahas rokok dengan penuh "kekejaman", seperti:
"Jangan merokok!" "Kurangi dosis merokok Anda!"
"Seperlima orang di dunia meninggal setiap tahun karena penyakit yang
berhubungan dengan merokok!" dan bla-bla-bla, masih
banyak lagi hal mengerikan lainnya.
Ok, kali ini dengan pembahasannya agak berbeda. Dan tentu saja,
berdasarkan penelitian terbaru, didapati hubungan yang unik
antara merokok dengan menurunnya risiko seseorang terserang penyakit
Parkinson.
Para perokok tentu saja boleh bergembira., tapi ini bukan semacam
rekomendasi dan pembenaran bahwa Anda lantas boleh merokok
sesuka hati sebagai cara tepat mencegah penyakit Parkinson. Alih-alih
mencegah Parkinson, malah terserang kanker paru-paru.
Para peneliti dalam hal ini hanya menunjukkan sebuah hubungan sebab
akibat dan tentu saja selanjutnya hubungan ini akan terus dipahami dan
diidentifikasi lebih jauh, misalnya hal-hal positif apa dari rokok yang
dapat dikembangkan untuk menyusun penanganan-penangan an,
menemukan penyembuhan dan mencegah Parkinson, tanpa menyuruh Anda terus
menerus merokok.
Sekali pun penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, tapi
penyebab dari gejala-gejalanya dapat dikenali dengan baik sekali.
Dalam Disease Free, Matthew Hoffman dan William LeGro, menjelaskan
begini: Di wilayah otak Anda, pada bagian yang mengendalikan gerakan,
Anda memiliki sekitar 500.000 sel-sel otak yang membuat dopamin. Suatu
bahan kimia neurotransmiter, yang meneruskan pesan-pesan Anda diantara
sel-sel.
Agar berfungsi, dopamin harus senantiasa berada dalam keseimbangan
dengan asetilkolin, sebuah neurotransmiter lain.
Karena alasan tertentu, pada penderita Parkinson, sel-sel yang membuat
dopamin dan memberikannya kepada otak itu mulai mati.
Namun, baru setelah sekurang-kurangnya 30 persen sel-sel itu mati, Anda
barulah merasakan gejala-gejala pertama penyakit Parkinson tadi.
Terlampau sedikit dopamin, berarti terlalu banyak asetilkolon. Sehingga
membuat Anda kehilangan kendali atas gerakan-gerakan Anda.
Apa yang membunuh sel-sel dopamin itu? Belum ada yang secara pasti
mengetahuinya. Tapi sejumlah peneliti percaya bahwa kombinasi antara
faktor-faktor lingkungan, genetik dan usia (penuaan) turut berperan.
Beberapa tahun belakangan ini, dilakukan berbagai macam studi mengaitkan
kebiasaan merokok dengan menurunnya risiko terkena Parkinson.
Tetapi penjelasan ilmiah mengenai hubungan ini, masih sulit dipahami.
Dan sejumlah peneliti menduga, kebiasaan merokok,
bukanlah faktor utama yang dapat melindungi seseorang dari Parkinson.
Karakteristik genetik seseorang juga ikut mendasari.
Dr. Harvey Checkoway dan rekan-rekannya di University of Washinton,
Seattle, yang baru saja melakukan riset mengenai Parkinson
menemukan bahwa perokok memiliki risiko 50 persen lebih kecil terserang
Parkinson. Dan para perokok aktif (yang masih merokok
hingga saat penelitian) memiliki risiko 70 persen lebih kecil
dibandingkan ex-smokers atau mantan perokok.
Para peneliti mencatat, bahwa nikotin yang terkandung dalam rokok
menghambat rusaknya sel-sel hitam di substansia nigra otak.
Rusaknya sel-sel hitam inilah yang menyebabkan timbulnya penyakit
Parkinson.
Pada orang sehat, jumlah sel-sel hitam yang ada di otak sebanyak
425.000-550. 000 sel. Bila jumlah ini berkurang hingga 30 persen,
dan warna sel-sel ini berubah menjadi kelabu, maka sel-sel hitam itu
dikatakan rusak. Dan menyebabkan gejala-gejala seperti tremor,
kekakuan otot, dan menurunnya kemampuan seseorang untuk bergerak.
Begitulah kesimpulannya friends, ya setidaknya kali ini Anda bisa
merokok dengan lega.
Tetapi kalau Anda lantas tertarik untuk merokok setelah terkena
Parkinson, hal itu tidak menolong karena sel-sel hitamnya sudah telanjur
rusak
Catatan: Agaknya perlu diingatkan, perokok aktif maupun pasif berisiko
tinggi terkena penyakit jantung koroner, stroke,
dan kanker paru yang lebih mematikan daripada penyakit
Parkinson.(Reuters Health/zrp)
dr milis d yahoo... /heh
Wisnu, seorang karyawan di sebuah kantor swasta, berusia 34 tahun, suatu
siang ketika tengah beristirahat dari pekerjaan rutinnya,
merasa kaget ketika mendadak tangan kanannya gemetar. Ia bertanya-tanya
dalam hati, "Apa sih ini?".
Namun seperti kebanyakan orang Indonesia- ia mendiamkan saja kejadian
aneh itu.
Dengan berjalannya waktu, masalah-masalah yang lebih "aneh" muncul
secara beruntun: Ia tidak dapat melangkah secepat biasanya,
dan ia bahkan mulai merasa sedikit canggung. Jari jemarinya tidak dapat
menjangkau uang logam di dompet,
Wisnu juga sulit sekali menggosok giginya, dan tulisan tangannya menjadi
semakin kecil dan sulit dibaca. Dan ia pun mulai panik.
Melalui serangkaian pengujian medis, diketahui Wisnu menderita: Penyakit
Parkinson. Sayang sekali, ia terlalu muda untuk menderita penyakit ini.
Tapi bukan hal luar biasa, sebab setiap tahun 50.000 orang Amerika
memperoleh diagnosis yang sama. Dan apabila Anda seorang laki-laki,
risiko Anda lebih tinggi untuk menderita penyakit tersebut.
Berawal di satu sisi
Simtom-simtom Parkinson, biasanya menyerang secara perlahan dan menimpa
satu sisi tubuh Anda terlebih dahulu.
Pada stadium awal, Parkinson memang bisa disangka penyakit rematik
biasa. Namun gejala yang paling kentara adalah gemetarnya tangan-tangan,
kaki dan kepala. Kekakuan merupakan gejala lain yang menonjol.
Kalau Anda menderita penyakit ini, lambat laun Anda akan kehilangan
kemampuan menggerakkan otot-otot.
Otot-otot itu menjadi semakin kaku dan kaku.., dan gerakan-gerakannya
melambat. Nah ketika otot-otot ini semakin kaku ,
wajah Anda dapat kehilangan ekspresi, tubuh Anda mulai membungkuk,
tangan dan kaki bengkok.
Selanjutnya, terjadi hal-hal dimana penderita mengalami kesulitan
berdiri dari posisi duduk. Kedip mata yang biasanya sekitar 20 kali per
menit
menurun menjadi sekitar 5-10 kedip per menit. Sedangkan tangan terus
menerus gemetar (tremor) dengan frekuensi 3-5 kali per detik.
Tremor ini juga bisa terjadi pada kaki, rahang, bibir, mata, atau lidah.
Penderita Parkinson, biasanya sulit sekali berjalan, membalikkan
tubuhnya di tempat tidur, mandi, berpakaian dan berbicara.
Sering kehilangan keseimbangan dan jatuh. Yang paling mengerikan, ketika
si penderita tidak dapat mengontrol lagi air liurnya
dan mengeluarkannya di setiap kesempatan. Ya, mereka mengalami gangguan
sialore (pengeluaran ludah berlebihan).
Namun, anehnya tidak ada rasa nyeri yang ditimbulkan dan penyakit
Parkinson ini tidak mengancam nyawa Anda.
Pikiran Anda tetap awas dan giat , tapi terkungkung di dalam tubuh yang
tidak mau bekerjasama.
Rokok Bisa Membantu
Kalau biasanya kita membahas rokok dengan penuh "kekejaman", seperti:
"Jangan merokok!" "Kurangi dosis merokok Anda!"
"Seperlima orang di dunia meninggal setiap tahun karena penyakit yang
berhubungan dengan merokok!" dan bla-bla-bla, masih
banyak lagi hal mengerikan lainnya.
Ok, kali ini dengan pembahasannya agak berbeda. Dan tentu saja,
berdasarkan penelitian terbaru, didapati hubungan yang unik
antara merokok dengan menurunnya risiko seseorang terserang penyakit
Parkinson.
Para perokok tentu saja boleh bergembira., tapi ini bukan semacam
rekomendasi dan pembenaran bahwa Anda lantas boleh merokok
sesuka hati sebagai cara tepat mencegah penyakit Parkinson. Alih-alih
mencegah Parkinson, malah terserang kanker paru-paru.
Para peneliti dalam hal ini hanya menunjukkan sebuah hubungan sebab
akibat dan tentu saja selanjutnya hubungan ini akan terus dipahami dan
diidentifikasi lebih jauh, misalnya hal-hal positif apa dari rokok yang
dapat dikembangkan untuk menyusun penanganan-penangan an,
menemukan penyembuhan dan mencegah Parkinson, tanpa menyuruh Anda terus
menerus merokok.
Sekali pun penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, tapi
penyebab dari gejala-gejalanya dapat dikenali dengan baik sekali.
Dalam Disease Free, Matthew Hoffman dan William LeGro, menjelaskan
begini: Di wilayah otak Anda, pada bagian yang mengendalikan gerakan,
Anda memiliki sekitar 500.000 sel-sel otak yang membuat dopamin. Suatu
bahan kimia neurotransmiter, yang meneruskan pesan-pesan Anda diantara
sel-sel.
Agar berfungsi, dopamin harus senantiasa berada dalam keseimbangan
dengan asetilkolin, sebuah neurotransmiter lain.
Karena alasan tertentu, pada penderita Parkinson, sel-sel yang membuat
dopamin dan memberikannya kepada otak itu mulai mati.
Namun, baru setelah sekurang-kurangnya 30 persen sel-sel itu mati, Anda
barulah merasakan gejala-gejala pertama penyakit Parkinson tadi.
Terlampau sedikit dopamin, berarti terlalu banyak asetilkolon. Sehingga
membuat Anda kehilangan kendali atas gerakan-gerakan Anda.
Apa yang membunuh sel-sel dopamin itu? Belum ada yang secara pasti
mengetahuinya. Tapi sejumlah peneliti percaya bahwa kombinasi antara
faktor-faktor lingkungan, genetik dan usia (penuaan) turut berperan.
Beberapa tahun belakangan ini, dilakukan berbagai macam studi mengaitkan
kebiasaan merokok dengan menurunnya risiko terkena Parkinson.
Tetapi penjelasan ilmiah mengenai hubungan ini, masih sulit dipahami.
Dan sejumlah peneliti menduga, kebiasaan merokok,
bukanlah faktor utama yang dapat melindungi seseorang dari Parkinson.
Karakteristik genetik seseorang juga ikut mendasari.
Dr. Harvey Checkoway dan rekan-rekannya di University of Washinton,
Seattle, yang baru saja melakukan riset mengenai Parkinson
menemukan bahwa perokok memiliki risiko 50 persen lebih kecil terserang
Parkinson. Dan para perokok aktif (yang masih merokok
hingga saat penelitian) memiliki risiko 70 persen lebih kecil
dibandingkan ex-smokers atau mantan perokok.
Para peneliti mencatat, bahwa nikotin yang terkandung dalam rokok
menghambat rusaknya sel-sel hitam di substansia nigra otak.
Rusaknya sel-sel hitam inilah yang menyebabkan timbulnya penyakit
Parkinson.
Pada orang sehat, jumlah sel-sel hitam yang ada di otak sebanyak
425.000-550. 000 sel. Bila jumlah ini berkurang hingga 30 persen,
dan warna sel-sel ini berubah menjadi kelabu, maka sel-sel hitam itu
dikatakan rusak. Dan menyebabkan gejala-gejala seperti tremor,
kekakuan otot, dan menurunnya kemampuan seseorang untuk bergerak.
Begitulah kesimpulannya friends, ya setidaknya kali ini Anda bisa
merokok dengan lega.
Tetapi kalau Anda lantas tertarik untuk merokok setelah terkena
Parkinson, hal itu tidak menolong karena sel-sel hitamnya sudah telanjur
rusak
Catatan: Agaknya perlu diingatkan, perokok aktif maupun pasif berisiko
tinggi terkena penyakit jantung koroner, stroke,
dan kanker paru yang lebih mematikan daripada penyakit
Parkinson.(Reuters Health/zrp)
dr milis d yahoo... /heh