• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

apakah itu artinya moral menurut agama islam ?

Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.

akiong

IndoForum Junior A
No. Urut
41745
Sejak
25 Apr 2008
Pesan
2.971
Nilai reaksi
47
Poin
48
apakah ini hoax atao ada penjelasan dari kaum muslimin ? ini bukan debat kusir , hanya mencari penjelasan yg lebih resmi dari kaum muslimin.

Nilai Moral Nabi Yg Meniduri Gadis 9 Th


Postby NoMind » Thu Sep 15, 2005 10:14 pm
Kalangan umat muslim sendiri terpecah dua dalam hal perkawinan Muhammad (54 th) dengan Aisha (6 th).

Satu kalangan dengan gagah mengatakan bahwa memang benar Muhammad mengawini Aisha pada umur 6 th menidurinya pada umur 9 th karena memang tercatat demikian dalam beberapa hadist Sahih (Bukhari dan Muslim) dan berupaya membela habis-habisan alasan Muhammad meniduri Aisha pada usia 9 th dengan mengesampingkan seluruh nilai moral dan hati nurani yang ada, misalnya umur 9 th sudah matang secara fisik atau sudah mens yang artinya sudah siap utk ditiduri tanpa memperhatikan sisi psikologisnya sama sekali.

Kalangan lain, mungkin karena lebih memperhatikan nilai2 moral dan hati nurani, berupaya mati-matian menyanggah bahwa Muhammad menikahi Aisha pada usia 6 th dengan mengajukan hipotesa2 bahwa Aisha waktu itu sudah berumur paling tidak 16 th, dan dengan sendirinya menyanggah kesahihan hadist yang sudah dinyatakan sahih.

Kedua pendapat tersebut di atas sama2 merupakan upaya untuk membersihkan "cacat" yang ada, tetapi upaya kedua kalangan tsb tidak menolong.

Jika memang benar Muhammad mendiuri anak 9 th yang masih bermain dengan bonekanya, maka nilai moral yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad sangat "menjijikan" dan tidak bisa diterima oleh siapa saja yang masih bermoral dan berhati nurani. Seorang Nabi selayaknya memberikan standard nila moral yang tinggi dan bukan terbawa arus pada saat itu.

Jika ternyata Muhammad mengawini Aisha bukan pada umur 6 th spt yang tercatat dalam hadist2 sahih, maka bagaimana kesahihan hadist2 tsb dapat dipertanggunjawabkan. Dengan sendirinya Al Quran juga layak dipertanyakan kesahihan, keaslian, dan keabsahannya.

Tetapi untuk topik ini, kita akan mempertanyakan nilai2 moral apa yang hendak diajarkan oleh Nabi Besar kepada umat muslim dengan:

1. Mencontohkan mengawini anak ingusan berusia 6 th dan menidurinya pada usia 9 th.

Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 065.

Narrated By 'Aisha:
That the Prophet married her when she was six years old and he consummated his marriage when she was nine years old. Hisham said: I have been informed that 'Aisha remained with the Prophet for nine years (i.e. till his death)."

Sahih Muslim. Book 8. Marriage. Hadith 3310.
'Aisha (Allah be pleased with her) reported: Allah's Apostle (may peace be upon him) married me when I was six years old, and I was admitted to his house when I was nine years old.
2. Menyatakan bahwa "legitnya" Aisha yang berumur 9 th secara fisik, seperti tharid (hidangan roti dan daging), tidak ada bandingannya.

Sahih Bukhari. Volume 4, Book 55, Number 623:

Narrated Abu Musa:
Allah's Apostle said, "Many amongst men reached (the level of) perfection but none amongst the women reached this level except Asia, Pharaoh's wife, and Mary, the daughter of 'Imran. And no doubt, the superiority of 'Aisha to other women is like the superiority of Tharid (i.e. a meat and bread dish) to other meals."
3. Menganjurkan untuk mengawini anak2 gadis perawan yang masih ingusan sehingga bisa meraba2 mereka dan bermain2 dengan mereka.

Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 017.

Narrated By Jabir bin 'Abdullah :
When I got married, Allah's Apostle said to me, "What type of lady have you married?" I replied, "I have married a matron' He said, "Why, don't you have a liking for the virgins and for fondling them?" Jabir also said: Allah's Apostle said, "Why didn't you marry a young girl so that you might play with her and she with you?'



With Best Regards,
NoMind

User avatar
NoMind
Translator

Posts: 451
Joined: Tue Sep 13, 2005 11:25 pm

Top

Postby Briansantoso » Sat Oct 08, 2005 7:53 pm
Seperti pada bagian2 yang lain, begitu ada pertanyaan yang menyudutkan kehidupan Muhammad, selalu saja dijawab dengan berputar2 dan kembali menuduh yang tidak2.

NoMind menulis dan menanyakan demikian:

Tetapi untuk topik ini, kita akan mempertanyakan nilai2 moral apa yang hendak diajarkan oleh Nabi Besar kepada umat muslim dengan:


1. Mencontohkan mengawini anak ingusan berusia 6 th dan menidurinya pada usia 9 th.

Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 065.

Narrated By 'Aisha:
That the Prophet married her when she was six years old and he consummated his marriage when she was nine years old. Hisham said: I have been informed that 'Aisha remained with the Prophet for nine years (i.e. till his death)."

Sahih Muslim. Book 8. Marriage. Hadith 3310.
'Aisha (Allah be pleased with her) reported: Allah's Apostle (may peace be upon him) married me when I was six years old, and I was admitted to his house when I was nine years old.

2. Menyatakan bahwa "legitnya" Aisha yang berumur 9 th secara fisik, seperti tharid (hidangan roti dan daging), tidak ada bandingannya.

Sahih Bukhari. Volume 4, Book 55, Number 623:

Narrated Abu Musa:
Allah's Apostle said, "Many amongst men reached (the level of) perfection but none amongst the women reached this level except Asia, Pharaoh's wife, and Mary, the daughter of 'Imran. And no doubt, the superiority of 'Aisha to other women is like the superiority of Tharid (i.e. a meat and bread dish) to other meals."

3. Menganjurkan untuk mengawini anak2 gadis perawan yang masih ingusan sehingga bisa meraba2 mereka dan bermain2 dengan mereka.

Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 017.

Narrated By Jabir bin 'Abdullah :
When I got married, Allah's Apostle said to me, "What type of lady have you married?" I replied, "I have married a matron' He said, "Why, don't you have a liking for the virgins and for fondling them?" Jabir also said: Allah's Apostle said, "Why didn't you marry a young girl so that you might play with her and she with you?'


Sekali lagi pertanyaannya disini adalah:
nilai2 moral apa yg hendak diajarkan dari kasus 1,2, dan 3 diatas?


Tolong, jangan menghindar dari pertanyaan. Berilah jawaban yang benar, yang dapat membuat orang melihat islam itu benar. Jangan melihat pertanyaan itu sebagai celaan yang harus dibalas dengan celaan. Jadikan pertanyaan2 seperti ini sebagai bahan Introspeksi diri untuk mengetahui kualitas pemahaman kalian dan kualitas kebenaran ajaran Quran.

Briansantoso
Pandangan Pertama
Pandangan Pertama

Posts: 61
Joined: Tue Oct 04, 2005 12:28 am
Location: Jakarta

Top

Postby Dimas » Mon Oct 10, 2005 12:59 am
Aisyah berkata : "Saya seorang jariyah (gadis muda) ketika Surah Al-Qamar diturunkan"(Sahih Bukhari, kitabu'l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa'l-sa`atu adha' wa amarr).

QS 54 diturunkan pada tahun kedelapan sebelum hijriyah (The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), ini menunjukkan bahwa surat tsb diturunkan pada tahun 614 M.

Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda (jariyah).

Menurut Ibn Kathir: "Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya (Aisyah)" (Al-Bidayah wa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).

Menurut Ibn Kathir: "Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut riwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun" (Al-Bidayah wa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)

Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 ketika hijrah (622M) dan umur Aisyah 17 tahun.

Tahun 614 M ayat Al Qamar turun, dan umur Aisyah adalah <> 9 tahun
Tahun 620 M Aisyah dipinang oleh Rasulullah saw. dan umur Aisyah kala itu <> 15 tahun.

Kalau dibandingkan ame jaman sekarang apalagi dikota2 Metropolitan, tunangan saat umur 15 tahun emang diketawain dan dicela. Tapi lihat jaman dahulu, minimal jaman kakek-nenek kita kira2 umur berapa tuh beliau pade nikah

Most of the narratives printed in the books of hadith are reported only by Hisham ibn `Urwah, who was reporting on the authority of his father. First of all, more people than just one, two or three should logically have reported. It is strange that no one from Medina, where Hisham ibn `Urwah lived the first 71 years of his life narrated the event, despite the fact that his Medinan pupils included the well-respected
Malik ibn Anas. The origins of the report of the narratives of this event are people from Iraq, where Hisham is reported to have shifted after living in Medina for most of his life.

Tehzibu'l-Tehzib, one of the most well known books on the life and reliability of the narrators of the traditions of the Prophet, reports that according to Yaqub ibn Shaibah: 'He [Hisham] is highly reliable, his narratives are acceptable, except what he narrated after moving over to Iraq' (Tehzi'bu'l-tehzi'b, Ibn Hajar Al-'asqala'ni, Dar Ihya al-turath al- Islami, 15th century. Vol 11, p. 50).

It further states that Malik ibn Anas objected on those narratives of Hisham which were reported through people in Iraq: 'I have been told that Malik objected on those narratives of Hisham which were reported through people of Iraq? (Tehzi'b u'l-tehzi'b'b, Ibn Hajar Al-`asqala'ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).

Mizanu'l-ai`tidal, another book on the life sketches of the narrators of the traditions of the Prophet reports: 'When he was old, Hisham's memory suffered quite badly' (Mizanu'l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu'l- athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).

CONCLUSION: Based on these references, Hisham's memory was failing and his narratives while in Iraq were unreliable. So, his narrative of Ayesha's marriage and age are unreliable.
 
wah parah nih,...

sekarang trendnya gini ya????
nyampah dirumah orang????
 
jangan bilang nyampah... ga baik menyembunyikan sesuatu yg abu2. tolong diberi pencerahan. biar kita tambah hormat ama agama islam loh. jadi bukan nyampah atau FA.

inikan forum islam , boleh donkz kita mo ilangi keraguan kita.
 
;;) ... Intinya pernikahan ... Nabi Muhammad SAW menikahi Aisyah ra. bukan berzina ... ;;)

Kedua hadist yang TS geber di atas memiliki dasar dan pengakuan yang kuat, sampe sekarang masih jadi bahan diskusi para ulama, wallahualam kita tunggu aja. Yang terpenting bukan dengan siapa Rasullullah menikah, tapi tuntunan untuk MENIKAHnya yang kita ambil, bukankah kedua hadist di atas tidak ada yang mengatakan bahwa Rasulullah berzina dengan Aisyah ? ... ;;)
 
apakah ini hoax atao ada penjelasan dari kaum muslimin ? ini bukan debat kusir , hanya mencari penjelasan yg lebih resmi dari kaum muslimin.

Nilai Moral Nabi Yg Meniduri Gadis 9 Th


Postby NoMind » Thu Sep 15, 2005 10:14 pm
Kalangan umat muslim sendiri terpecah dua dalam hal perkawinan Muhammad (54 th) dengan Aisha (6 th).

Satu kalangan dengan gagah mengatakan bahwa memang benar Muhammad mengawini Aisha pada umur 6 th menidurinya pada umur 9 th karena memang tercatat demikian dalam beberapa hadist Sahih (Bukhari dan Muslim) dan berupaya membela habis-habisan alasan Muhammad meniduri Aisha pada usia 9 th dengan mengesampingkan seluruh nilai moral dan hati nurani yang ada, misalnya umur 9 th sudah matang secara fisik atau sudah mens yang artinya sudah siap utk ditiduri tanpa memperhatikan sisi psikologisnya sama sekali.

Kalangan lain, mungkin karena lebih memperhatikan nilai2 moral dan hati nurani, berupaya mati-matian menyanggah bahwa Muhammad menikahi Aisha pada usia 6 th dengan mengajukan hipotesa2 bahwa Aisha waktu itu sudah berumur paling tidak 16 th, dan dengan sendirinya menyanggah kesahihan hadist yang sudah dinyatakan sahih.

Kedua pendapat tersebut di atas sama2 merupakan upaya untuk membersihkan "cacat" yang ada, tetapi upaya kedua kalangan tsb tidak menolong.

Jika memang benar Muhammad mendiuri anak 9 th yang masih bermain dengan bonekanya, maka nilai moral yang disunnahkan oleh Nabi Muhammad sangat "menjijikan" dan tidak bisa diterima oleh siapa saja yang masih bermoral dan berhati nurani. Seorang Nabi selayaknya memberikan standard nila moral yang tinggi dan bukan terbawa arus pada saat itu.

Jika ternyata Muhammad mengawini Aisha bukan pada umur 6 th spt yang tercatat dalam hadist2 sahih, maka bagaimana kesahihan hadist2 tsb dapat dipertanggunjawabkan. Dengan sendirinya Al Quran juga layak dipertanyakan kesahihan, keaslian, dan keabsahannya.

Tetapi untuk topik ini, kita akan mempertanyakan nilai2 moral apa yang hendak diajarkan oleh Nabi Besar kepada umat muslim dengan:

1. Mencontohkan mengawini anak ingusan berusia 6 th dan menidurinya pada usia 9 th.

Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 065.

Narrated By 'Aisha:
That the Prophet married her when she was six years old and he consummated his marriage when she was nine years old. Hisham said: I have been informed that 'Aisha remained with the Prophet for nine years (i.e. till his death)."

Sahih Muslim. Book 8. Marriage. Hadith 3310.
'Aisha (Allah be pleased with her) reported: Allah's Apostle (may peace be upon him) married me when I was six years old, and I was admitted to his house when I was nine years old.
2. Menyatakan bahwa "legitnya" Aisha yang berumur 9 th secara fisik, seperti tharid (hidangan roti dan daging), tidak ada bandingannya.

Sahih Bukhari. Volume 4, Book 55, Number 623:

Narrated Abu Musa:
Allah's Apostle said, "Many amongst men reached (the level of) perfection but none amongst the women reached this level except Asia, Pharaoh's wife, and Mary, the daughter of 'Imran. And no doubt, the superiority of 'Aisha to other women is like the superiority of Tharid (i.e. a meat and bread dish) to other meals."
3. Menganjurkan untuk mengawini anak2 gadis perawan yang masih ingusan sehingga bisa meraba2 mereka dan bermain2 dengan mereka.

Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 017.

Narrated By Jabir bin 'Abdullah :
When I got married, Allah's Apostle said to me, "What type of lady have you married?" I replied, "I have married a matron' He said, "Why, don't you have a liking for the virgins and for fondling them?" Jabir also said: Allah's Apostle said, "Why didn't you marry a young girl so that you might play with her and she with you?'



With Best Regards,
NoMind

User avatar
NoMind
Translator

Posts: 451
Joined: Tue Sep 13, 2005 11:25 pm

Top

Postby Briansantoso » Sat Oct 08, 2005 7:53 pm
Seperti pada bagian2 yang lain, begitu ada pertanyaan yang menyudutkan kehidupan Muhammad, selalu saja dijawab dengan berputar2 dan kembali menuduh yang tidak2.

NoMind menulis dan menanyakan demikian:

Tetapi untuk topik ini, kita akan mempertanyakan nilai2 moral apa yang hendak diajarkan oleh Nabi Besar kepada umat muslim dengan:


1. Mencontohkan mengawini anak ingusan berusia 6 th dan menidurinya pada usia 9 th.

Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 065.

Narrated By 'Aisha:
That the Prophet married her when she was six years old and he consummated his marriage when she was nine years old. Hisham said: I have been informed that 'Aisha remained with the Prophet for nine years (i.e. till his death)."

Sahih Muslim. Book 8. Marriage. Hadith 3310.
'Aisha (Allah be pleased with her) reported: Allah's Apostle (may peace be upon him) married me when I was six years old, and I was admitted to his house when I was nine years old.

2. Menyatakan bahwa "legitnya" Aisha yang berumur 9 th secara fisik, seperti tharid (hidangan roti dan daging), tidak ada bandingannya.

Sahih Bukhari. Volume 4, Book 55, Number 623:

Narrated Abu Musa:
Allah's Apostle said, "Many amongst men reached (the level of) perfection but none amongst the women reached this level except Asia, Pharaoh's wife, and Mary, the daughter of 'Imran. And no doubt, the superiority of 'Aisha to other women is like the superiority of Tharid (i.e. a meat and bread dish) to other meals."

3. Menganjurkan untuk mengawini anak2 gadis perawan yang masih ingusan sehingga bisa meraba2 mereka dan bermain2 dengan mereka.

Sahih Bukhari. Vol 7, Book 62. Wedlock, Marriage (Nikaah). Hadith 017.

Narrated By Jabir bin 'Abdullah :
When I got married, Allah's Apostle said to me, "What type of lady have you married?" I replied, "I have married a matron' He said, "Why, don't you have a liking for the virgins and for fondling them?" Jabir also said: Allah's Apostle said, "Why didn't you marry a young girl so that you might play with her and she with you?'


Sekali lagi pertanyaannya disini adalah:
nilai2 moral apa yg hendak diajarkan dari kasus 1,2, dan 3 diatas?


Tolong, jangan menghindar dari pertanyaan. Berilah jawaban yang benar, yang dapat membuat orang melihat islam itu benar. Jangan melihat pertanyaan itu sebagai celaan yang harus dibalas dengan celaan. Jadikan pertanyaan2 seperti ini sebagai bahan Introspeksi diri untuk mengetahui kualitas pemahaman kalian dan kualitas kebenaran ajaran Quran.

Briansantoso
Pandangan Pertama
Pandangan Pertama

Posts: 61
Joined: Tue Oct 04, 2005 12:28 am
Location: Jakarta

Top

Postby Dimas » Mon Oct 10, 2005 12:59 am
Aisyah berkata : "Saya seorang jariyah (gadis muda) ketika Surah Al-Qamar diturunkan"(Sahih Bukhari, kitabu'l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa'l-sa`atu adha' wa amarr).

QS 54 diturunkan pada tahun kedelapan sebelum hijriyah (The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), ini menunjukkan bahwa surat tsb diturunkan pada tahun 614 M.

Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda (jariyah).

Menurut Ibn Kathir: "Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya (Aisyah)" (Al-Bidayah wa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).

Menurut Ibn Kathir: "Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut riwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun" (Al-Bidayah wa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)

Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 ketika hijrah (622M) dan umur Aisyah 17 tahun.

Tahun 614 M ayat Al Qamar turun, dan umur Aisyah adalah <> 9 tahun
Tahun 620 M Aisyah dipinang oleh Rasulullah saw. dan umur Aisyah kala itu <> 15 tahun.

Kalau dibandingkan ame jaman sekarang apalagi dikota2 Metropolitan, tunangan saat umur 15 tahun emang diketawain dan dicela. Tapi lihat jaman dahulu, minimal jaman kakek-nenek kita kira2 umur berapa tuh beliau pade nikah

Most of the narratives printed in the books of hadith are reported only by Hisham ibn `Urwah, who was reporting on the authority of his father. First of all, more people than just one, two or three should logically have reported. It is strange that no one from Medina, where Hisham ibn `Urwah lived the first 71 years of his life narrated the event, despite the fact that his Medinan pupils included the well-respected
Malik ibn Anas. The origins of the report of the narratives of this event are people from Iraq, where Hisham is reported to have shifted after living in Medina for most of his life.

Tehzibu'l-Tehzib, one of the most well known books on the life and reliability of the narrators of the traditions of the Prophet, reports that according to Yaqub ibn Shaibah: 'He [Hisham] is highly reliable, his narratives are acceptable, except what he narrated after moving over to Iraq' (Tehzi'bu'l-tehzi'b, Ibn Hajar Al-'asqala'ni, Dar Ihya al-turath al- Islami, 15th century. Vol 11, p. 50).

It further states that Malik ibn Anas objected on those narratives of Hisham which were reported through people in Iraq: 'I have been told that Malik objected on those narratives of Hisham which were reported through people of Iraq? (Tehzi'b u'l-tehzi'b'b, Ibn Hajar Al-`asqala'ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).

Mizanu'l-ai`tidal, another book on the life sketches of the narrators of the traditions of the Prophet reports: 'When he was old, Hisham's memory suffered quite badly' (Mizanu'l-ai`tidal, Al-Zahbi, Al-Maktabatu'l- athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).

CONCLUSION: Based on these references, Hisham's memory was failing and his narratives while in Iraq were unreliable. So, his narrative of Ayesha's marriage and age are unreliable.


waktu zaman dahulu nenek lo juga nikah muda ga ada yang ngelarang...

PINDAH ke FA kalo mau.. di FA orang2 islam menjawab dengan benar tapi orang2 kristen OOT. out of Topic karena ga bisa menjawab.

PATUHI ATURAN DI IF.
 
lho yang ini napa harus pindah....
Mari kita bahas secara nalar dan analogi yang sehat.....
Trus...kalo di FA ..bole mencaci maki ????Kalo memang benar-benar Memiliki batin yang tegar...saya rasa dimana pun persoalan seperti ini dapat di bahas dgn baik....walaupun terdapat banyak pertentangan........
Kenapa harus di move ke FA...???AGAR lebih leluasa gitu yaa...!!!!:D:D:D

BTW....kami bukan Kri????en ..brada.........

Bos..Akiong.....ngutip yaa dari FORUM Tetangga yg jancok itu yaaa...FFI..........
 
Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.