• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

>>> NEGERI seribu BENCANA

sibin

IndoForum Newbie A
No. Urut
29651
Sejak
3 Jan 2008
Pesan
268
Nilai reaksi
4
Poin
18
Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran? (QS. At-Taubah, 9: 126)​

Melanjutkan thread lama
di >>> Negeri Seribu BENCANA

Muhasabah Bencana (MP3) 1,8mb
http://www.mediafire.com/file/mqhgjmtnzo0/Indonesiaku.mp3

Kalau dalam versi ceramahnya KH Zainuddin MZ sore tadi di TVOne yaitu NEGERI 1001 BENCANA

VIDEO STREAMING
di MetroTV
Metro Highlights / Sabtu, 30 Oktober 2010 19:58 WIB
Negeri 1001 Bencana>:D<
http://www.metrotvnews.com/metromain/newsprograms/2010/10/30/7340/Negeri-1001-Bencana

VIDEO STREAMING
Memaklumi Bencana
Metro Highlights / Sabtu, 6 November 2010 19:41 WIB
http://www.metrotvnews.com/metromain/newsprograms/2010/11/06/7391/91/Memaklumi-Bencana


----------------------------------------------------------------------------------------------------------
>:D<

INDONESIA LADANG BENCANA ,
berikut peta wilayah rawan gempa di indonesia
http://sorot.vivanews.com/news/read/187142-infografik--indonesia-ladang-bencana


Gempa yang Mengintai Jakarta
Dikepung sesar aktif di Selat Sunda dan patahan lain di Jawa Barat, Jakarta rawan gempa.
http://sorot.vivanews.com/news/read/189630-gempa-yang-mengintai-
jakarta

--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bencana di Hadapan Kita
Dari gempa, tsunami dan gunung berapi, kita tampaknya harus siap hidup bersama bencana.
Jum'at, 5 November 2010, 21:32 WIB​


VIVAnews -- Suasana mencekam tatkala tim relawan memasuki Desa Argomulyo, Cangkringan, Yogyakarta, Jumat pagi, 5 November 2010. Bau belerang merambati udara. Asap masih mengepul dari rumah-rumah yang terbakar.

Suasana senyap. Tak ada kehidupan di sana. Di jalan desa berselimut abu, teronggok sepeda motor. Rusak parah. Di sebelahnya, sesosok jenazah terkapar. Pada sebuah rumah berselimut abu, tiga jasad lain ditemukan tergolek di tempat tidur: ayah, ibu, dan anaknya.

Tak semua dusun bisa ditembus saat itu. Hawa panas jadi penghalang. “Pohon dan rumah-rumah semipermanen terbakar di pinggir Kali Gendol,” kata Komandan Tim SAR Merapi, Suseno.

Tim pun berpacu dengan wedhus gembel, awan panas yang menyembur dari kawah Merapi. Siang itu tadi pencarian terpaksa dihentikan. Ada kabar awan panas meluncur lagi. “Terpaksa korban ditinggalkan, kami merapat ke pos, dan kembali lagi saat kondisi aman.”

Prioritas tim evakuasi tak hanya menemukan jasad tak bernyawa. Prioritas utama menyelamatkan warga yang belum sempat dievakuasi atau ngeyel tak mau mengungsi.

Di Dusun Kiara, Cangkringan, misalnya, ada seorang ibu mengunci diri di dalam kamar. Dia menolak diungsikan. "Akhirnya kami pakai cara paksa," kata Iman Surahman, relawan Dompet Dhuafa, kepada VIVAnews.

Meski jaraknya lumayan jauh dari puncak, 18 kilometer, Argomulyo termasuk desa yang terparah. Letaknya di tepi Sungai Gendol jadi sumber malapetaka. Sebab, ke sana lah awan panas mengalir.

"Wedhus gembel datang tiba-tiba," cerita Joko Supriyanto, warga Wonokerso, Argomulyo, Cangkringan, Sleman.

Pemuda 20 tahun itu masih ingat, perintah mengungsi datang pada pukul 23.00 WIB. Dia lalu mengantar anggota keluarganya ke lokasi pengungsian, sekaligus mencari mobil evakuasi untuk kakeknya yang menderita stroke.
Beberapa saat kemudian, dia kembali ke kampung.

Tapi sekitar pukul 00.30 WIB, awan panas menghadang. Kata Joko, bentuk awan itu putih pekat. Di gumpalan awan, ada bercak-bercak berpijar merah.
Mengikuti nalurinya untuk hidup, Joko meninggalkan motornya dan terjun ke got. Ia bersembunyi di kolong buk --jembatan kecil di kampung. Motornya hangus. Tapi dia selamat.

Ketika pulang ke rumah neneknya, Joko menemukan sang nenek tergeletak tewas di depan rumah. Tubuh perempuan tua itu hangus. Beruntyung kakeknya selamat, meski mengalami luka bakar.

Letusan yang tak biasa

Sejak awal, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mewanti-wanti, letusan Merapi bisa bersifat eksplosif. Letusan dahsyat semalam membuktikan, prediksi ini benar.

"Ini adalah skenario ketiga yang tidak saya sukai. Ini dapat membuat eksplosif menjadi besar karena yang mendorong sekarang adalah magma paling dalam," kata Kepala PVMBG, Dr Surono, Jumat 5 November 2010 dini hari.

Itu sebabnya, Pusat Vulkanologi itu mengeluarkan imbauan agar pengungsi mundur dari titik maksimum batas bahaya 20 kilometer.

Soal magma yang menggelegak di dasar Merapi itu dibenarkan oleh para geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Earth Observatory of Singapore (EOS).

Dalam sebuah diskusi, mereka menyimpulkan, letusan Merapi saat ini berbeda dengan letusan sebelumnya sejak 1870-an. Dulu, dia berasal dari magma dangkal, dengan kedalaman sekitar 2 kilometer. "Sekarang tipe eksplosif karena kelihatannya berasal dari magma yang sangat dalam, 6 sampai 10 kilometer," demikian informasi yang diperoleh VIVAnews, Jumat, 5 November 2010.

Situasi Merapi kian sulit diterka. Soalnya, peralatan yang masih bekerja hanya seismometer. Sementara, alat monitoring deformasi (EDM dan tilt meter), pencatat gas, dan alat monitoring visual, rusak. Akibatnya, tak ada data cukup untuk menjawab apakah letusan Merapi bakal lebih besar atau tidak.

Para geolog pun was-was. Mereka tak bisa mengira berapa besar kantung magma-dalam, dan berapa besar feeding dari bawah, atau mantel Merapi. Meski begitu, ada cara lain yang bisa membantu memprediksi letusan selanjutnya. Para ahli akan melihat komposisi kimia dari bahan-bahan yang dimuntahkan.

Sejak awal, Merapi memang tak biasa. Proses menuju erupsi terhitung sangat cepat. Data PVMBG mencatat, perubahan status dari Normal menjadi Waspada terjadi pada 20 September 2010. Sebulan kemudian, pada 21 Oktober 2010, ia meningkat menjadi menjadi Siaga. Lalu menjadi Awas – level tertinggi?empat hari kemudian pada 25 Oktober 2010, hanya sehari sebelum Merapi muntab.

Letusan yang menular?

Merapi bukan yang pertama. Dua bulan sebelumnya, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Barat, meletus pada Minggu 29 Agustus 2010. Mengagetkan, karena sudah lebih dari 400 tahun gunung itu tidur panjang.

Kini, di saat Merapi bergolak, sejumlah gunung berapi malah ikut menggeliat. Dua gunung berstatus Siaga, Gunung Ibu dan Karangetang. Sementara 21 lainnya dinyatakan waspada, dua di antaranya – adalah Anak Krakatau dan Semeru.

Anak Krakatau penting diperhatikan, karena letaknya tak jauh dari Jakarta. Pada 1883, letusan Krakatau menciptakan getaran yang menghancurkan sebagian Batavia. Saat ini memang aktivitas Anak Krakatau sedang tinggi-tingginya. Sudah tiga pekan ini, Anak Krakatau terus menyemburkan magma dan abu.

Sementara, Semeru sudah menyemburkan awan panas. Ini pertama sejak 2008 silam. Tapi geliat Semeru belum begitu berbahaya. Pemukiman warga jauhnya sekitar 11 kilometer dari puncak Semeru.

Sempat beredar spekulasi, letusan Merapi memicu reaksi berantasi erupsi di gunung api lainnya. Dalil itu terbantahkan. Ed Venzke dari Smithsonian Institution's Global Volcanism Program di Washington mengatakan, meski jarak satu sama lain dekat, sistem vulkanik secara umum saling terisolasi satu-sama lain.

"Tak ada bukti sahih yang menyatakan aktivitas Merapi pada gunung lainnya," kata dia, seperti dimuat LiveScience, 2 November 2010.

Salah satu pembanding, ketika gunung berapi Eyjafjallajokull di Islandia meletus, gunung itu tidak memicu letusan Krafla, gunung berapi tetangga yang lebih besar. Padahal di masa lalu, keduanya pernah berdentum bareng.

Sementara, Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG Agus Budianto mengatakan naiknya aktivitas vulkanik sejumlah gunung berapi ini bisa dijelaskan sederhana. “Itu hal wajar. Posisi Indonesia sangat dinamis sekali, tempat pertemuan tiga lempeng besar dunia. Itulah bumi kita,” kata dia.

Tiap tahun, memang biasa ada kejadian letusan. “Gunung Batutara di utara Lembata itu meletus terus, tapi itu normal. Itu memang kelakuan dia, letusan kecil-kecil tapi intensitasnya rendah,” kata dia. Sejumlah gunung juga rajin ‘batuk’. Misalnya, Gunung Bukono di Halmahera Utara, Karangetang di Sulawesi Utara. “Seperti juga yang terjadi pada Anak Krakatau,” Agus menambahkan.

Mirip dengan Merapi, erupsi Krakatau juga bersifat eksplosif alias meletus. “Tapi, Krakatau intensitasnya lebih rendah,” tambah dia.

Sementara, kaitan gempa dengan letusan gunung berapi dijelaskan geolog LIPI, Dr Danny Hilman. Kata dia, gelombang gempa bisa menaikkan magma gunung. Namun, itupun tergantung tingkat kematangan magma.
“ Kalau magma gunung itu kosong mau digoyang gempa ratusan kali juga dia tidak aktif. Tapi karena kebetulan dia sudah matang, kantung magmanya sudah penuh, ditembak sama gempa. Ya dia bisa keluar,” kata Danny kepada VIVAnews.

Rentannya nusantara

Bumi Indonesia sejatinya rentan. Letaknya taknya berpijak di fondasi tak kokoh –di antara Lempeng Eurasia, Australia, India, Lempeng Sunda dan Lempeng Pasifik saling menumbuk.

Nusantara rawan bencana letusan gunung berapi dan gempa, serta tsunami. Gempa kolosal terjadi pada 2004 lalu, pecahnya megathrust Sunda telah memicu gempa di Aceh dengan kekuatan 9,1 skala Richter, disusul tsunami menewaskan 230.000 orang di sejumlah negara.

Indonesia juga rumah bagi lebih dari 130 gunung berapi aktif. Kelud dan Merapi adalah teraktif. Sejumlah letusan gunung api kolosal pernah terjadi di nusantara. Pada 1883 saat Krakatau meletus, energinya 13.000 kali kekuatan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki. Suaranya menggelegar, terdengar seperdelapan penduduk Bumi, sampai ke pulau-pulau kecil di Laut Afrika Timur.

Guncangannya memicu tsunami di wilayah perairan Selat Sunda. Lebih dari 36.000 jiwa tewas saat itu. ??Sementara, Tambora yang meletus pada 1815 adalah terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah.

Panasnya menyembur melubangi atmosfer, dan mengubah iklim dunia. Tak ada musim panas pada 1816 di Eropa dan Amerika Utara -- 'the year without summer'. Tambora turun ke dalam tanah beberapa ribu kaki, meninggalkan kawah besar di puncaknya.

Dan, jangan lupakan letusan dahsyat Gunung Toba di Sumatera, 74.000 ribu tahun silam. Letusan itu menyemburkan debu sekitar 800 kilometer kubik abu ke atmosfer. Dunia gelap saat itu – diduga kuat sebagian mahluk hidup mati karena tak mendapat sinar matahari.

Abu letusannya menyebar di di India, Samudera Hindia, Teluk Bengala, dan Laut Cina Selatan bahkan terjebak di lapisan es Greenland, Kutub Utara. Letusan itu meninggalkan kawah sepanjang 100 kilometer, dan lebar 35 kilometer.

Kita mengenalnya sebagai Danau Toba, danau vulkanik terbesar di dunia.
• VIVAnews

http://sorot.vivanews.com/news/read/187141-bencana-di-hadapan-kita

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jalur Bandul Maut Tsunami
Ancaman gempa besar Mentawai mengintai. Energinya 30 kali lipat gempa Padang 2009.​

VIVAnews - Boleh jadi ini adalah ulang tahun yang paling berkesan bagi James Hutchison. Ia patut bersyukur, karena masih bisa menikmati usianya yang baru saja genap 30 tahun. Pria asal Sisters Beach Waratah – Wynyard Tasmania Australia itu, lolos dari sergapan maut tsunami saat berlibur di Macaroni's Resort, yang terletak di sebelah barat daya Pulau Pagai Utara, Mentawai.

Walaupun tempat itu berada pada lokasi yang berjarak lebih 80 km dari pusat gempa Mentawai, yang mengguncang 25 Oktober lalu, namun resor ini tak bisa menghindar dari terjangan tsunami yang menyertai gempa tersebut.

Ketika goyangan gempa sekuat 7,2 Skala Richter dirasakan pada sekitar pukul 21:42:20 WIB, saat itu Hutchison dan dua rekannya yang juga berasal dari Sisters Beach, Brad Peters dan Tom Fraser, tengah duduk-duduk di bar restoran yang terletak di lantai 1 bangunan utama resor yang berlantai tiga.

“Bagaimana bila akan terjadi tsunami? Sepertinya kita musti lari ke lantai paling atas gedung ini,” kata Hutchison, seperti diceritakan ibunya, Lynn, kepada ABC.

Benar saja. Selang lima menit, gelombang bergemuruh datang. Tanpa ampun, tsunami sejangkung 3 meter memporak-porandakan bungalow-bungalow di tubir pantai.

Listrik mati. Bersama staf resor dan turis-turis lain dari AS dan Eropa, Hutchison cs. cuma bisa menonton peristiwa mengerikan itu dari lantai 3 bangunan utama. Walaupun kebanyakan wisatawan adalah peselancar, namun kali ini mereka tak yakin benar apakah bisa selamat dari ombak maut.

Di kegelapan, mereka melihat bagaimana ombak memuntahkan segala sesuatu yang menghalanginya. Ada tubuh-tubuh yang terlempar ke wilayah hutan. Beberapa di antaranya menyangkut di dahan pohon kelapa. Ada pula perahu motor yang terempas hingga terbakar.

Untung saja bangunan utama resor tak tumbang digedor ‘beton air’ yang datang bertubi-tubi. Sejak peristiwa gempa dan tsunami besar Aceh 2004, oleh si empunya resor, Mark Loughran, bangunan itu memang dibuat untuk tahan tsunami. Pondasi-pondasinya menggunakan pohon kelapa, sehingga lentur saat diterjang tsunami.

Tak hanya Macaroni’s Resort, malam itu, daerah yang sepanjang musim surfing dipadati sekitar 5000 penggiat olahraga ekstrim itu, kini benar-benar ditimpa musibah yang ekstrim. Seantero pantai barat daya Bumi Sekkerai dihunjam ombak gergasi. Bahkan menurut keterangan saksi mata, ada daerah-daerah yang diterjang tsunami setinggi sekitar 15 meter atau setinggi pohon kelapa.

Mirisnya, bencana ini tak langsung mendapat perhatian publik, karena sulitnya akses informasi dari daerah bencana. Jaringan komunikasi putus, dan daerah di Pulau Pagai belum tersentuh listrik. Sampai Selasa, 26 Oktober pagi, Koordinator Pusat Pengendalian Operasional Penanggulangan Bencana Provinsi Sumatera Barat Ade Edward kepada VIVAnews, masih menyatakan bahwa tidak ada korban jiwa akibat gempa itu.

Hal senada diungkapkan kepala pusat data dan humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Priyadi Kardono. Berita ini pun sempat tertutup oleh bencana letusan Merapi, yang terjadi sehari setelah gempa.

Padahal, efek gempa dan tsunami Mentawai itu lebih besar daripada letusan Merapi saat itu. Rumah-rumah terlihat rata dengan tanah, setidaknya 427 orang meninggal, 75 lenyap, 170 luka berat, 324 luka ringan, dan 15.097 warga di empat kecamatan; Sipora Selatan, Sipora, Pagai Utara, Sikakap, dan Pagai Selatan, mengungsi.

Gempa besar berikut

Menurut ahli paleotsunami Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawidjaya, gempa Senin malam lalu yang berpusat di 78 km barat daya Pagai Selatan itu merupakan rentetan dari gempa di wilayah itu yang terjadi pada 2007. Lokasinya pun berada di bagian utara dari pusat 2007 dan di sebelah selatan lokasi potensi gempa besar, yang sejak jauh-jauh hari, telah diperkirakan para peneliti.

Dari pola gempa-gempa besar di wilayah itu, siklus gempa besar di zona subduksi Mentawai selalu berulang mengikuti siklus 200 tahunan. Gempa terakhir terjadi pada tahun 1797 dan 1833. Karena itulah Danny memperkirakan tak lama lagi bakal ada gempa besar di segmen Mentawai yang meliputi wilayah Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, hingga pertengahan Pulau Pagai Selatan.

Dari hasil kalkulasi Danny, gempa bermagnitudo 8,4 pada tahun 2007 di wilayah itu, hanya melepaskan tidak lebih dari 1/3 jumlah energi tekanan tektonik yang terakumulasi. Artinya, masih ada sekitar 2/3 energi lagi yang tersimpan, yang bisa memicu gempa bermagnitudo 8,8 hingga 8,9. Danny memperkirakan potensi gempa di segmen Mentawai itu memiliki energi 30 kali lipat daripada gempa Padang 7,9 SR pada 30 September 2009, yang menewaskan lebih dari 1.100 orang dan meluluh-lantakkan 135.000 rumah penduduk.

Gempa besar Mentawai bisa saja terjadi saat ini, atau terjadi pada 30 tahun mendatang. Masalahnya, gempa di Pagai Selatan pekan lalu sama sekali tak mengurangi potensi gempa 8,8 itu, dan boleh jadi justru akan mempercepatnya.

Menurut pakar gempa dari Earth Observatory of Singapore, Profesor Kerry Edward Sieh, yang juga mitra Danny Hilman, dari data gempa di wilayah itu antara 1797 dan 1833, sebagian besar dari megathrust antara Pagai Selatan dan Pulau Batu belum pernah patah sejak 1797 atau bahkan seratus tahun sebelumnya. Ini menyebabkan slip antara 8 hingga 12 meter bisa terjadi pada bagian megathrust itu.

"Data GPS juga mengimplikasikan bahwa patahan dari megathrust bisa terjadi di sisi bagian samudera, bawah, maupun sisi dalam kepulauan itu. Dan bila itu terjadi dalam satu waktu, maka besarnya gempa akan memiliki magnitudo sekitar 8,8," kata Sieh kepada VIVAnews lewat surat elektronik.

Sieh menambahkan, gempa 1797 di wilayah itu juga diikuti oleh sebuah gelombang tsunami yang diperkirakan mencapai setidaknya 5 meter di Muara di Padang.



Sayangnya, ancaman yang sudah di depan mata itu, sepertinya tidak diikuti persiapan yang cukup untuk mengantisipasinya. Saat gempa di Pagai Selatan terjadi, tidak ada alat pendeteksi tsunami (buoy) yang berfungsi di daerah ini. Alat terdekat yang sedianya dipasang di sebelah timur Mentawai pun, ternyata rusak dan belum sempat diperbaiki.

Menurut Direktur Jendral Daerah Pesisir dan Lautan Departemen Kelautan dan Perikanan yang juga pakar pemodelan tsunami, Subandono Diposaptono, alat-alat pendeteksi yang ditempatkan di daerah lain pun mengalami nasib yang kurang lebih sama, dirusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, atau rusak akibat ditempeli trintip (hewan laut seperti kerang) yang mengurangi sensitivitas sensor tersebut.

Deputi Kepala Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Rizal Djamaluddin mengakui, dari 23 buoy sensor pendeteksi tsunami di seluruh Indonesia, hanya dua yang beroperasi dengan baik, yakni yang kini berada di perairan Simeulue dan perairan Banda. Sensor buoy baru di sekitar perairan Mentawai, baru akan segera dipasang di bagian barat Pulau Siberut.

Sumatera Barat juga baru berencana membangun gedung tahan gempa senilai Rp46 miliar yang akan difungsikan sebagai tempat evakuasi tsunami. Gedung yang menerapkan konsep seismic base isolator itu nantinya akan berlokasi di area Kantor Gubernur Sumatera Barat, Jalan Jenderal Sudirman, Padang. Tapi entah kapan gedung itu benar-benar bisa diselesaikan.

Tak hanya itu, kesiapan pemerintah dalam mengkoordinir masa tanggap darurat juga masih perlu ditingkatkan. Banyak pihak yang mengeluhkan koordinasi penanganan bencana Pagai lalu. Akibatnya, bantuan sempat menumpuk di daerah Sikakap dan sempat terhambat untuk didistribusikan. Selain itu, berbagai pihak yang turun tangan ke daerah lokasi kerap jalan sendiri-sendiri tanpa koordinasi.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Padahal, Indonesia yang seringkali disebut sebagai ‘negara supermarket bencana’, tengah mengalami peningkatan potensi bencana. Rizal mengatakan dinamika kebumian di Indonesia baik gempa, gunung api, tsunami, dikendalikan oleh tiga lempeng tektonik di Indonesia.

Walaupun gempa Mentawai dan letusan gunung Merapi memang belum bisa dikatakan berhubungan langsung. Namun, sumber energi awalnya sama, yakni akibat dorongan-dorongan lempeng tektonik yang ada (lempeng Indo-Australia, Eurasia). "Ada yang keluar sebagai gempa akibat tekanannya melampaui daya tahan batuan, ada juga yang ekspresinya berupa letusan gunung berapi," kata Rizal.

Kemungkinan saling mempengaruhi antara aktivitas tektonik dengan aktivitas vulkanik, kurang lebih juga diungkapkan oleh Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Hery Harjono. Menurut Hery, seperti orang yang duduk bersebelah-sebelahan, ketika salah satunya duduknya bergeser, maka secara berantai perubahan itu akan menggeser posisi orang-orang di sebelahnya.

Hery memiliki pengalaman empiris, saat terjadi gempa Liwa pada Februari 1994. Saat itu ia mendirikan 13 stasiun seismograf bersama Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono, dan mencatat adanya peningkatan aktivitas geothermal-vulkanik pada gunung berapi Suoh di Lampung, akibat gempa tektonik sebesar 6,5 SR itu. Kasus yang sama, juga terjadi pada saat terjadi gempa hebat di Chile tahun 1960.

Setelah gempa dan tsunami di Pagai Selatan Mentawai pekan lalu, kini gunung Merapi terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang tinggi. 22 status gunung berapi lainnya pun meningkat, dan gempa besar Mentawai lainnya juga terus mengintai.

Menurut Subandono, tak cuma gempa tektonik, meletusnya gunung berapi pun ternyata bisa menyebabkan timbulnya tsunami. Contohnya yakni saat Gunung Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883. "Saat itu ketinggian run-up tsunami mencapai 44 meter dan menghempas terumbu karang seberat 100 ton ke atas daratan."

Tsunami raksasa itu menyapu bersih Anyer dan Merak sehingga tak ada lagi bangunan yang tersisa. Total 36 ribu nyawa melayang tersapu tsunami. Efek tsunami juga terasa hingga ke Srilanka, Bombay India, bahkan tercatat oleh tide gauge di Teluk Biscay, dan Pelabuhan Le Havre Perancis yang berjarak lebih 16 ribu km dari lokasi.

Sebulan setelah bencana, mayat-mayat masih terlihat bergelimpangan di pantai-pantai Pulau Jawa dan Selat Sunda. Sampai setahun kemudian pun, tengkorak dan kerangka korban ditemukan hingga di Pantai Zanzibar.

Subandono menambahkan, gugusan gunung berapi dan zona subduksi di Indonesia yang menjadi daerah rawan bencana letusan vulkanik, gempa dan tsunami, mirip seperti jalur pendulum yang siap ‘meledak’ sewaktu-waktu. Sejak dahulu, gempa-gempa besar di sekitar samudra Hindia yang berimbas tsunami, berayun-ayun dari satu titik ke titik lain di jalur bandul maut itu.

(Laporan Eri Naldi - Padang | kd)
• VIVAnews

http://sorot.vivanews.com/news/read/187143-bandul-maut-tsunami

di MetroTV
Metro Highlights / Sabtu, 30 Oktober 2010 19:58 WIB
Negeri 1001 Bencana:beer:
http://www.metrotvnews.com/metromain/newsprograms/2010/10/30/7340/Negeri-1001-Bencana


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Memaklumi Bencana
Metro Highlights / Sabtu, 6 November 2010 19:41 WIB
http://www.metrotvnews.com/metromain/newsprograms/2010/11/06/7391/91/Memaklumi-Bencana

KOMINFO SEGERA LUNCURKAN FILM SISTEM PERINGATAN DINI GEMPA

Yogyakarta, 20/11/2010 (KominfoNewsroom) Indonesia merupakan wilayah rawan bencana, terutama gempa. Guna memberikan pemahamankepada masyarakat mengenai bencana, Kementerian Komunikasi danInformatika (Kemkominfo) segera meluncurkan film early warningsystem (EWS).

Kami hampir merampungkan film early warning system tentang gempa. Jadi kita ada cerita Indonesia rawan gempa dan apa itu gempaserta apa yang terjadi kalau gempa menimpa salah satu kawasan, ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring kepada wartawan saat berkunjung ke Media Center Tanggap Darurat BencanaMerapi di Jalan Kenari No 14a Yogyakarta, Sabtu (20/11).

Film tentang bencana alam ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya yang ditimbulkan akibat gempa.Film ini nantinya akan diputar di seluruh wilayah di Indonesia,

http://www.depkominfo.go.id/berita/...-luncurkan-film-sistem-peringatan-dini-gempa/

Gempa 5,2 SR Hentak Ujung Kulon, Tak Berpotensi Tsunami

Jakarta - Gempa berkekuatan 5,2 Skala Richter (SR) terjadi di Ujung Kulon, Banten. Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Minggu (21/11/2010), gempa itu menghentak wilayah itu sekitar pukul 01.42 WIB.

Titik pusat gempa berada di 7.47 LS-106.04 BT atau 96 Km arah tenggara Ujung Kulon. Gempa terjadi di kedalaman 19 Km.

Menurut BMKG, gempa lewat tengah malam ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

Hingga kini, belum diketahui dampak akibat terjadinya peristiwa alam tersebut. (irw/irw)

http://www.detiknews.com/read/2010/...ujung-kulon-tak-berpotensi-tsunami?n991102605
 
Halah, semua melihat Indonesia sebagai negeri bencana /swt. Kalian itu jadi orang optimis amat ya, melihat segala hal selalu dari sisi negatifnya...

Bisa gak ya, semua berhenti komplain dan meratapi nasib?. Lebih baik Qt mulai berusaha memperbaiki apa yang sudah terjadi, semua hal yang terjadi itu sudah garisan dari yang di atas...
 
Aktivitas Anak Gunung Krakatau Meningkat
Senin, 22 November 2010 12:08 WIB

29102010_gunung_anak_krakatau.jpg

Letusan yang dikeluarkan oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terus mengalami peningkatan dari 207 (Sabtu, 20/11) menjadi 210 kali (Minggu, 21/11).

"Untuk jumlah letusannya mengalami peningkatan dari hari sebelumnya, 207 kali menjadi 210," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten Agung S Pambudi, Senin.

Meski jumlah letusannya bertambah, akan tetapi masih menurut Anton, untuk jumlah total kegempaannya menurun, dari 741 kali pada Hari Sabtu, turun menjadi 732 pada hari berikutnya. "Secara keseluruhan, dari Sabtu ke Minggu kemarin, total kegempaannya data yang ada pada perekem pos pemantau turun," katanya menambahkan.

Dan secara rinci, dari total kegempaan pada Minggu (21/11) sebanyak 732 kali, untuk vulkanik dalam (VA) 7 kali, vulkanik dangkal (VB) 77 kali, letusan 210 kali, tremor harmonik 2 kali, hembusan 241 kali, dan tektonik jauh 1 kali.

"Untuk statusnya sendiri masih sama, Level II atau `waspada`. Dan kami masih merekomendasikan warga agar tidak mendekat pada radius dua kilometer dari lokasi," katanya menambahkan.

Sementara untuk Hari Sabtu (20/11) dari total kegempaan 741 kali, rinciannya VA 2 kali, VB 77 kali, letusan 207, tremor letusan 223 kali, tremor harmonik 3 kali, 229 kali untuk hembusan. "Jumlah kegempaannya masih fluktuatif, kadang naik, dan turun," kata Anton menambahkan. (Ant)

http://nusantara.tvone.co.id/berita/view/45825/2010/11/22/aktivitas_anak_gunung_krakatau_meningkat/
 
jangan klaim begitulah.... media yg mengangkat issue ini. kenapa harus hanyut sama opini busuk mereka? yg notabene hanya utk rating mereka...
 
Belajar di Tengah Bencana
http://www.metrotvnews.com/metromain/newsprograms/2010/11/22/7516/27/Belajar-di-Tengah-Bencana


Konvergensi Teknologi Bencana
http://www.metrotvnews.com/metromain/newsprograms/2010/11/21/7505/212/Konvergensi-Teknologi-Bencana

Gagap Menanggulangi Bencana
http://www.metrotvnews.com/metromain/newsprograms/2010/11/01/7357/Gagap-Menanggulangi-Bencana

Bencana kata bang one
http://video.tvone.co.id/arsip/view/45909/2010/11/25/bencana/



indonesia rawan disemua bencana....dari atas langit sampai bawah bumi mengeluarkan bencana,
dari aceh sampai wasior dihajar air, jari jakarta yg katanya gak mungkin tsunami/airbah.....bencana situ gintung meledakkan airnya, sidoarjo memuntahkan tsunami dari dalam tanah.....siapa yg menyangka....tiba2 bencana dihadapan kita...
dari yang tidak terpikirkan menjadi ada....segala sesuatu... tidak ada yg tidak mungkin ditangan sang pencipta....para ilmuwan tergagap dari mana munculnya gempa dahsyat di hawaii yg belakangan baru diketahui ada lempengan



baiknya sebuah benda belum tentu baik bagi kita jika tidak mengenal baik benda yg kita pegangi

kenali baik kendaraan yg kita kendarai agar selamat, kenali baik alam yang kita tempati....

kenali baik Sang Pencipta yang menciptakan alam ini....
 
Republika OnLine » Breaking News » Lingkungan
Karakter Bromo: Letusan Bisa Terjadi Tiba-tiba Walau Terlihat Normal

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Karakter Bromo ini beda dengan gunung Merapi lainnya. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Bromo meletus justru saat secara visual terlihat normal sebagaimana tahun 1966, 2000 dan 2004. "Karenanya meski secara visual terlihat ada kecenderungan penurunan, status awas belum bisa diketahui sampai kapan dicabut," Ketua Tim Tanggap Darurat Bromo, Gede Suantika.

Berdasarkan pengamatan tim dari Pusat Badan Vulkanologi dan Metigasi Bencana Geologi, aktivitas Bromo masih tinggi. Hal itu tercermin dari gempa tremor yang masih terus terjadi dengan amplitudo 1,5-5 mm. Begitu juga kejadian gempa vulkanik.

Menurut dia, gempa vulkanik itu terjadi sebanyak 69 kali dengan amplitodo 51 mili meter. ‘’Jadi, meski gempa tremornya lebih kecil, tapi gempa vulkaniknya tinggi. Ini yang bahaya dan harus diwaspadai,’’ tegas Gede Suantika.

Makanya, terang dia, status awas masih belum bisa diprediksi sampai kapan. Persiapan menghadapi letusan Bromo itu kata dia, tetap harus dilakukan secara matang karena karakter Bromo ini beda dengan gunung api lainnya.

http://www.republika.co.id/berita/b...terjadi-tibatiba-walau-visual-terlihat-normal
 
attitude semacam ini yg akan bawa bencana..
melihat segala hal dari sisi negatifnya..

seolah langit selalu akan runtuh.. /gg
 
indonesia terletak di ring of fire..
dmana di kelilingi gunung merapi..
dan juga ada bounsnya yaitu patahan2 bumi yg berada didasar laut..

andaikan smua anggota dpr kita studi banding ke daerah yg gunung vulkaniknya blom mledak..
tetapi sayang..mereka lebih memilih nonton tari perut daripada liat perut rakyat kelaparan..:D
 
Sebagai catatan perjalanan NEGERI SERIBU SATU BENCANA
Banjir dan longsor terjadi dimana2, sudah cukuplah untuk dicatat lagi

Bencana lain dari sesudah bencara merapi yg harus diantisipasi yaitu banjir lahar dingin
Bagaimana dahsyatnya banjir tersebut

Arsip VIDEO Headline News MetroTV



Banjir Lahar Dingin Besar Kembali Menerjang
Headline News / Nusantara / Minggu, 5 Desember 2010 17:05 WIB

Metrotvnews.com, Sleman: Banjir lahar dingin kembali meluncur dari puncak Merapi, Magelang, Jawa Tengah, Ahad (5/12). Banjir ini cukup besar dan membawa material vulkanik merapi hampir semua sungai yang berhulu di lereng Merapi. Seperti, seperti Kali Lamat, Bebeng, Mbatang, Putih, Mbelan, Senowo dan Tsiling.

Lahar dingin meluncur deras sekitar pukul 12.30 WIB. Ketinggiannya mencapai lebih dari dua meter. Sebelum banjir terjadi, cuaca di kawasan puncak Merapi hujan lebat. Bahkan sesaat terjadi luncuran lahar dingin, kawasan ini mendung dan gelap. (**)
http://www.metrotvnews.com/read/new...2/Banjir-Lahar-Dingin-Besar-Kembali-Menerjang




Banjir Lahar Dingin Hantam Muntilan
Headline News / Nusantara / Minggu, 5 Desember 2010 16:08 WIB

Metrotvnews.com, Magelang: Jalur Yogyakarta-Magelang terputus akibat banjir lahar dingin Merapi, yang menerjang Kali Putih dan Kali Senowo.

Warga sempat panik saat banjir lahar dingin, mulai menyerang Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Banjir menerjang sekitar pukul 14.00 WIB, setinggi lebih dari dua meter.

Banjir lahar dingin kali ini sempat meluap ke jalan raya Yogyakarta-Magelang, di Desa Blongkeng, Muntilan.

Akibatnya jembatan Blongkeng tertutup lahar dingin, sehingga arus lalu lintas di jalur Yogyakarta-Magelang terputus. Serpihan kayu dan bebatuan berserakan di jalan yang tergenang banjir lahar dingin.(RIE)
http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2010/12/05/118210/Banjir-Lahar-Dingin-Hantam-Muntilan


Disamping dipusingkan bencana alam, bencana politik juga ikut meramaikan..
http://www.metrotvnews.com/metromain/newsprograms/2010/12/04/7618/91/Melucuti-Raja-Jogja
juga
http://myquran.com/forum/showthread.php/20820-Negeri-1001-Bencana
 
Hujan di Sebagian Besar Wilayah Indonesia
JAKARTA, SELASA - Hujan mendominasi laporan prakiraan cuaca di Indonesia Selasa (3/2)

Kode:
No	K o t a		Cuaca		Suhu Udara (oC)			Kelembapan (%)	
1	Banda Aceh	Berawan			22	31		59	95
2	Medan		Hujan Ringan		23	31		62	93
3	Pekanbaru	Berawan			22	30		65	94
4	Batam		Berawan			25	31		64	92
5	Padang		Hujan Ringan		22	31		60	95
6	Jambi		Hujan Ringan		23	30		72	98
7	Palembang	Hujan Sedang		22	30		68	98
8	Pangkal Pinang	Hujan Sedang		22	31		67	96
9	Bengkulu	Hujan Sedang		24	31		66	98
10	ÊBandar Lampung	Hujan Lebat		24	31		69	98
11	Pontianak	Hujan Ringan		23	31		62	96
12	Samarinda	Hujan Ringan		23	31		65	97
13	Palangkaraya	Hujan Sedang		23	31		58	97
14	Banjarmasin	Hujan Sedang		23	31		68	97
15	Manado		Hujan Ringan		23	31		60	95
16	Gorontalo	Hujan Ringan		23	32		60	97
17	P a l u		Berawan			23	32		55	92
18	Kendari		Hujan Ringan		23	33		57	93
19	Makasar		Hujan Sedang		24	30		69	96
20	Majene		Hujan Ringan		24	31		59	95
21	Ternate		Hujan Ringan		25	31		65	95
22	Ambon		Hujan Ringan		24	32		66	95
23	Jayapura	Hujan Sedang		25	31		65	93
24	Sorong		Hujan Ringan		24	32		66	96
25	B i a k		Hujan Sedang		24	30		74	96
26	Manokwari	Hujan Ringan		24	30		67	96
27	Merauke		Hujan Ringan		23	32		60	94
28	Kupang		Hujan Sedang		23	32		65	98
29	Sumbawa Besar	Hujan Lebat		24	30		64	97
30	Mataram		Hujan Sedang		24	31		65	98
31	Denpasar	Hujan Sedang		24	31		69	97
32	Jakarta		Hujan Sedang		24	30		72	98
33	Serang		Hujan Sedang		24	30		65	96
34	Bandung		Hujan Sedang		19	29		68	98
35	Semarang	Hujan Sedang		23	30		69	95
36	Yogyakarta	Hujan Sedang		23	30		69	97
37	Surabaya	Hujan Sedang		24	31		67	95
http://bmg.go.id/cuaca-indo1.bmkg?Jenis=URL&IDS=3356283939755564582

---------- Post added at 09:19 ---------- Previous post was at 08:10 ----------

Fakta Statistik Gempa Sumatera dan Kemungkinannya
grafik-gempa-besar-sumatra.JPG


tabel1.JPG


tabel-sumatra1.JPG


info dari:
http://sigapbencana-bansos.info/

---------- Post added at 09:21 ---------- Previous post was at 09:19 ----------



Paparan Gempa sumatera oleh Ir Didik (ahli statistik gempa)
YouTube - Paparan Gempa sumatera oleh Ir Didik (ahli statistik gempa)


PART 1- PAPARAN (II) DR. Danny Hilman, PENJELASAN ILMIAH Potensi Gempa di Mentawai, Sumatra)
YouTube - PART 1- PAPARAN (II) DR. Danny Hilman, PENJELASAN ILMIAH Potensi Gempa di Mentawai, Sumatra)


PART 2 - PAPARAN ( II) DR. Danny Hilman
YouTube - PART 2 - PAPARAN ( II) DR. Danny Hilman, PENJELASAN ILMIAH Potensi Gempa di Mentawai, Sumatra )


 
Asap Krakatau Membumbung Hingga 1.000 Meter
Minggu, 12 Desember 2010 15:42 WIB

Cinangka, Serang, (tvOne)

Ketinggian asap Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda kembali mendekati 1. 000 meter, sementara jumlah kegempaannya pada Sabtu (11/12) mencapai 691 kali. "Dari pantauan di Pasauran, Cinangka, ketinggian asap Gunung Anak Krakatau (GAK) mencapai 850 meter, lebih tinggi dari hari-hari sebelumnya," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Minggu (12/12).

Dia menjelaskan, faktor yang mempengaruhi ketinggian asap, di antaranya jumlah kegempaaan. "Yah di antaranya jumlah kegempaan, dan hembusan yang dikeluarkan dari perut gunung tersebut," katanya menjelaskan.

Secara rinci katanya, dari jumlah total kegempaan sebanyak 691 kali, untuk vulkanik dalam (VA) 17 kali, vulkanik dangkal (VB) 187 kali, letusan 61 kali, tremor letusan 31 kali, tremor harmonik tujuh kali, dan hembusan 388 kali. "Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan level II atau waspada," katanya menjelaskan.

PVMBG juga masih melarang siapapun untuk mendekat pada radius dua kilometer karena material yang dikeluarkan masih berbahaya. "Material seperti batu dan kerikil yang dikeluarkan oleh gunung tersebut bisa melepuhkan kulit, dan menebus tubuh, karenanya pada radius itu kami melarang warga, turis dan nelayan mendekat," ujarnya. (Ant)

http://nusantara.tvone.co.id/berita...2/asap_krakatau_membumbung_hingga_1000_meter/



Debu Gunung Anak Krakatau Kembali Sampai Cilegon
Minggu, 12 Desember 2010 21:27 WIB

Debu Gunung Anak Krakatau Kembali Sampai Cilegon
Cilegon (ANTARA News) - Material vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda sampai dipemukiman masyarakat Kota Cilegon, Banten dan sejumlah warga mengaku debu berwarna hitam tebal itu terlihat sore hari pukul 17:00 WIB.

"Saya yakin sekali kalau debu ini bukan debu jalan, karena warnanya lain dari debu biasanya," kata salah seorang warga Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Cilegon, Fitri, Minggu.

Dia menjelaskan, keyakinan dirinya bahwa debu dengan warna hitam pekat dan sedikit kasar tersebut, setelah dia melihat kondisi rumah tetangga di sekitarnya.

"Bukan rumah saya saja yang ada debu hitam itu, tapi juga rumah tetangga juga sama," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Wati, warga Lingkungan Pengambuan, Kelurahan Gunung Sugih, Ciwandan. Dia mengatakan, debu yang berada di teras dan atap rumahnya diyakini adalah material vulkanik Gunung Anak Krakatau.

"Kalau debu yang biasa ada di teras rumah saya warnanya tidak seperti ini, dan debu warna hitam itu bukan saja ada di teras rumah tapi juga di atap dan teras lantai dua rumah saya," katanya.

Menurut catatan dan data visual yang ada di pos pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, ketinggian asap GAK pada Sabtu (11/12) mencapai 850 meter.

Sementara itu menurut Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, akibat angin musom barat kecepatan angin di Selat Sunda mencapai 20 knot.

"Angin kencang dengan kecepatan 15-20 knot akan menerjang sesuatu termasuk debu dan angin ini sampai dipenghujung tahun bulan ini," kata pengamat BMKG, Eko Widianto.

Sebelumnya, warga Kota Cilegon dan Serang pada minggu kedua Bulan Oktober 2010, pernah dikejutkan dengan debu hitam yang berada di teras dan atap rumah, debu tersebut berasal dari muntahan GAK dan terbawa oleh angin.(*)
(ANT-152/S019/R009)

http://www.antaranews.com/berita/1292164029/debu-gunung-anak-krakatau-kembali-sampai-cilegon
 
iya bro, coz menurut geologis kita kan berada di antara 2 benua dan 2 samudra /no1
 
Saya juga menerima kabar kalau di regional Kalbar untuk sebagian tempat sudah kena banjir dan di rumah gw juga kena. :(
Ditambah sering hujan dan angin kenceng.
 
nggak bagus juga melabeli seperti itu, sudah memberikan perspektif buruk pada dunia
memang sih itu terjadi dalam bencana. tapi tetap berusaha untuk bangkin dan memperbaiki secara struktural.
 
nice artikel
dan seharusnya kita sadar
/hmm
 
Hiii... Serem...
Indonesia kok ga bisa jauh-jauh dari bencana yah...
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.