• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berita Wantimpres: Hentikan Impor Pangan, Lama-lama Mafia Mati

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Sidarto Danusubroto, menegaskan, pemerintah harus menghentikan kebijakan impor pangan jika ingin Indonesia mencapai kedaulatan pangan.

"Semangat impor (pangan) harus dihentikan," kata Sidarto dalam pembukaan Gerakan Penerapan Revolusi Mental Anti-Korupsi (Permak) lingkup Kementerian Pertanian di Yogyakarta, Selasa (26/5/2015), seperti dikutip Antara.

Menurut mantan Ketua MPR itu, kebijakan impor pangan hanya akan memberikan keuntungan bagi para mafia pangan karena mereka turut "bermain" dalam kegiatan impor bahan kebutuhan pokok tersebut.

"Tolak impor gula, beras, daging, kedelai, dan lainnya, lama-lama mafia pangan akan mati. Kalau mafia tidak dihabisi, kapan Indonesia akan mandiri," ujarnya.

Menurut dia, tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak mampu mencapai swasembada pangan karena sumber daya alam melimpah.

Dia menyatakan, kelompok mafia ini akan berteriak kalau bisnis mereka terganggu karena mereka selalu menikmati keuntungan dari impor pangan.

"Dengan masuknya beras impor, harga (beras) di petani akan jatuh, dan ini sangat merugikan petani," ucap politisi senior PDI Perjuangan itu.

Sementara itu, Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian R Azis Hidajat menyatakan, Gerakan Permak tersebut dimaksudkan untuk memberikan pembinaan mental terhadap aparatur negara, khususnya di lingkup Kementerian Pertanian untuk mendukung terwujudnya swasembada pangan.

Menurut dia, Kementerian Pertanian mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo untuk mencapai swasembada pangan, yakni padi, jagung, dan kedelai, serta peningkatan produksi cabai, bawang merah, daging, dan gula.

"Setelah mengikuti kegiatan ini, semua peserta diharapkan berkomitmen penuh menyukseskan swasembada pangan seraya mencegah terjadinya praktik-praktik koruptif dalam semua tahapan pelaksanaan kegiatan pencapaian target swasembada tersebut," tuturnya.

Azis mengatakan, kegiatan Gerakan Permak yang kedua ini diikuti 350 peserta. Sebagian besar dari SKPD lingkup pertanian di wilayah tengah dan timur Indonesia.

Sejak Desember 2014, Gerakan Permak telah melibatkan 680 peserta, terdiri dari pejabat eselon I dan II pusat; kepala UPT se-Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi; direksi BUMN terkait; pejabat ULP; pengadaan; serta auditor.

Sementara itu, Sidarto Danusubroto mengingatkan agar Gerakan Permak tidak hanya menjadi sebuah retorika dan seremonial belaka, tetapi mampu mengikis habis kejahatan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian.

Selain itu, tambahnya, gerakan ini mampu memberikan kontribusi nyata terhadap upaya pembudayaan tekad antikorupsi, serta pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.