• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Senyum Kecut Wakil Ketua DPRD DKI Dengar Sindiran Ahok

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
Selama memberi pengarahan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) Jakarta Selatan, Selasa (31/3/2015) kemarin, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kerap membicarakan kebiasaan anggota DPRD DKI untuk menyelipkan pokok pikiran (pokir) seusai paripurna pengesahan APBD. Anggota DPRD yang hadir di dalam musrenbang itu pun terlihat serius memperhatikan kata per kata yang diucapkan Basuki.

Tak terkecuali oleh Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana. Anggota fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu hanya tersenyum simpul dan terlihat masam ketika Basuki mulai melemparkan sindiran-sindirannya.

Berbeda dengan Sani, peserta musrenbang yang sebagian besar terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) Pemkot Jakarta Selatan justru selalu tertawa terbahak-bahak saat Basuki menyindir anggota DPRD.

Sejak awal memasuki lokasi pelaksanaan musrenbang, di Ruang Pola Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Sani terlihat tidak banyak mengeluarkan senyumnya. Ia juga lebih banyak berbincang dengan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah yang duduk di sisi kirinya. Sesekali ia juga terlihat mengobrol dengan Basuki yang duduk di sisi kanannya. Saat Basuki memulai pengarahannya, dia sudah menyinggung permasalahan pokir.

"Saya senang rekan-rekan DPRD ikut hadir. Saya kira pembahaman kami tentang pokir itu ya di sini sebenarnya, bukan setelah paripurna. Kami mulai di sini," kata Basuki yang disambut tepuk tangan peserta musrenbang. Sementara Sani terlihat serius mendengarkan arahan Basuki.

Permasalahan pokir inilah yang membuat Basuki geram dan berseteru dengan DPRD. Saat ini, pokir lebih banyak diselipkan seusai paripurna pengesahan APBD oleh DPRD. Perpanjangan aspirasi inilah yang kerap dianggap anggaran "siluman" oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Bahkan, tahun ini, Basuki menemukan usulan anggaran "siluman" berbentuk pokir mencapai Rp 12,1 triliun. Basuki juga memutuskan untuk tidak lagi menerima pokir dalam RAPBD. Pokir itu sah jika dibahas bersama dalam musrenbang.

Selain Sani, anggota DPRD lain yang hadir juga terlihat serius mengamati pengarahan Basuki. Seperti misalnya anggota fraksi Partai Demokrat-PAN Achmad Nawawi, anggota fraksi Partai Golkar Ashraf Ali, dan anggota fraksi PDI-P Gembong Warsono.

Dalam kesempatan itu, Basuki juga meminta pejabat suku dinas (sudin) untuk tidak kongkalikong dengan anggota DPRD karena seringkali usulan masyarakat tidak sesuai dengan realisasi yang ada.

"Saya berharap Sudin-Sudin jangan ada lagi yang jadi oknum mengajar-ngajari masyarakat yang tidak benar. Saya dari kecil hidup di Jakarta, saya masih ingat RW saya sampai kewalahan terima meja pingpong banyak karena ia merasa tidak mengusulkan di RAPBD. Anggota DPRD yang terhormat juga tolong diawasi, jangan usulkan anggaran tidak perlu," kata Basuki.

Lagi-lagi, Sani hanya tersenyum simpul mendengar pernyataan Basuki itu. Kemudian, Basuki kembali menyindir anggota DPRD ketika ia bercerita tentang Polres Jakarta Selatan yang memohon padanya untuk disediakan sebuah mobil operasional. Mobil operasional ini dipergunakan untuk mempermudah polisi menuju tempat kejadian perkara (TKP). Namun, Pemprov DKI akhirnya memberi 30 motor kepada Polres Jaksel.

"Kalau misalnya anggaran dari Polri tidak cukup, masih kurang, tinggal ajuin ke kami anggarannya, mobil DPRD kan juga masih ada. Ha-ha-ha," kata Basuki tertawa sambil menepuk pundak Sani.

Tak berhenti sampai di situ, ia juga menyinggung gaji anggota dewan yang tak kunjung cair sebagai dampak keterlambatan pengesahan APBD 2015. Namun, Basuki berpendapat anggota DPRD yang sebagian besar pengusaha itu tidak mengkhawatirkan perihal gaji mereka yang belum juga dibayarkan.

"Kerja anggota dewan kan menyampaikan aspirasi publik. Sebagai wakil rakyat. Gaji nomor dua, tujuan utamanya menyampaikan aspirasi publik," kata Basuki yang disambut gelak tawa peserta musrenbang.

Lagi-lagi, Sani yang berada di sisinya hanya tersenyum simpul mendengar berbagai celoteh Basuki itu.

Candaan Basuki kepada Sani berlanjut hingga mereka berdua akan meninggalkan kantor Wali Kota Jakarta Selatan dan melayani permintaan wawancara oleh wartawan. Keduanya berdiri berdampingan.

"Cocok enggak pasangan ini?" tanya Basuki.

Wartawan pun berceletuk, "Wah ini calon Gubernur sama Wakil Gubernur ya, Pak," tanya wartawan.

Basuki tertawa mendengarnya. Namun, Sani kembali hanya tersenyum simpul terlihat kecut mendengar candaan-candaan itu.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.