• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Berita Raja Jogja Mendadak Keluarkan Sabdatama

wirapedia

IndoForum Beginner D
No. Urut
282669
Sejak
25 Feb 2014
Pesan
604
Nilai reaksi
11
Poin
18
phsx.jpg
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengkubuwono X di Bangsal Kencana, Jumat (6/3/2015) mengeluarkan sabdatama. Keluarnya Titah (Perintah) Raja Kraton Ngayogyakarta ini terbilang mendadak, sebab baru pagi tadi Kerabat Keraton diberitahu soal acara itu.

Sekitar pukul 09.30 Wib, secara bergantian hadir di Bangsal Kencana Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Pakualam IX bersama kerabat, Sentono Dalem (kerabat Kraton), Abdi dalem Keprajan (pejabat pemerintahan).

"Rauss... Rauss!!" teriak Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menyambut kedatangan mereka.

Dengan mengunakan surjan bermotif kembang, Sri Sultan berjalan menuju Bangsal Kencana. Setelah duduk, naskah sabdatama diserahkan oleh GBPH Prabu Kusuma kepada Sri Sultan.

Selanjutnya, Sri Sultan membacakan sabdatama di hadapan Sri Pakualam IX bersama kerabat, Sentono Dalem (kerabat Kraton), Abdi Dalem Keprajan (pejabat pemerintahan) dan Abdi Dalem Kraton.

Sabdatama tersebut berisikan delapan butir perintah, dan berbunyi:

Mangertiya, ingsun uga netepi pranatan, paugeran lan janjiku marang Gusti Allah, Gusti Agung kang kuasa lan cipta uga marang leluhur kabeh. Mulo ingsun paring dhawuh yaiku :
(Mengertilah, aku juga mematuhi aturan, tata krama, dan janji terhadap Tuhan yang Maha Kuasa, serta menghormati para leluhur. Oleh karenanya, aku memberi perintah):
  1. Ora isa sopo wae, ngungkuli utowo ndhuwuri mungguhing kraton. (Tidak seorang pun bisa mendahului wewenang keraton (Raja).
  2. Ora isa sopo wae mutusake utawa rembugan babagan Mataram, luwih-luwih kalenggahan tatanan Mataram. Kalebu gandheng cenenge karo tatanan pamerintahan. Kang bisa mutusne Raja. (Tidak seorangpun bisa memutuskan atau membicarakan mengenai Mataram. Terlebih aturan mengenai Raja, termasuk aturan pemerintahannya. Yang bisa memutuskan hanya Raja.
  3. Marang sopo wae kang kaparingan kalenggahan, manut karo Raja sing maringi kalenggahan. (Barang siapa yang sudah diberikan jabatan, harus mengikuti perintah Raja yang memberikan jabatan).
  4. Sing gelem lan ngrumangsani bagian saka alam lan gelem nyawiji karo alam, kuwi sing pantes diparingi lan diparengake ngleksanaake dhawuh lan isa diugemi yaiku: - pangucape isa diugemi -ngrumangsani sopo to sejatine -ngugemi asal usule. - kang gumelar iki wis ono kang noto. Dumadi onolir gumanti ora kepareng dirusuhi. (Siapa saja yang merasa bagian dari alam, dan mau menjadi satu dengan alam, dialah yang layak diberi dan diperbolehkan melaksanakan perintah dan bisa dipercaya. Ucapannya harus bisa dipercaya -tahu siapa jatidirinya, -menghayati asal usulnya. Bagian ini sudah ada yang mengatur. Bila ada pergantian, tidak boleh diganggu).
  5. Sing disebut tedak turun kraton, sopo wae lanang utowo wedok, durung mesti diparengake ngleksanaake dhawuh kalenggahan. Kang kadhawuhake wis tinitik. Dadi yen ono kang omong babagan kalenggahan Nata Nagari Mataram, sopo wae, luwih-luwih pengageng pangembating projo ora diparengake, lir e kleru utowo luput. (Siapa saja yang menjadi keturunan keraton, laki atau perempuan, belum tentu diperbolehkan melaksanakan wewenang kerajaan. Yang diberi wewenang sudah ditunjuk. Jadi tidak ada yang diperbolehkan membahas atau membicarakan soal tahta Mataram, terlebih-lebih para pejabat istana, khawatir terjadi kekeliruan).
  6. Anane sabdatama, kanggo ancer-ancer parembagan opo wae, uga paugeran kraton, semana uga negara, gunakake undang-undang. (Sabdatama ini dimunculkan sebagai patokan untuk membahas apa saja, termasuk tata cara keraton dan negara).
  7. Sabdatama kang kapungkur kawedarake jumbuh anane undang-undang keistimewaan, jumbuh anane perdais dan danais. Sabdatama yang lalu, terkait perda istimewa dan dana istimewa.
  8. Yen butuh mbenerake undang-undang keistimewaan, sabdo tomo lan ngowahi undang-undange. Kuwi kabeh dhawuh kang perlu dimangerteni lan diugemi. (Jika membutuhkan untuk memperbaiki Undang-undang Keistimewaan, dasarnya sabdatama. Itulah perintah yang harus dimengerti dan dilaksanakan).

Mendadak
Penyampaian sabdatama yang mendadak ini diamini oleh GBPH Prabu Kusuma, adik Sri Sultan HB X saat ditemui di Bangsa Kencana. "Iya mendadak, saya baru diberitahu pagi tadi sekitar jam delapan," ujar dia.

Ketika dikonfirmasi alasan Sri Sultan mengeluarkan sabdatama secara mendadak, GBPH Prabu Kusuma enggan berkomentar. Dia berdalih, siapa pun termasuk kerabat keraton tidak boleh mengomentari. "Tidak boleh dikomentari. Silakan tanya ke Ngarso Dalem. Kalau saya hanya didhawuhi (diperintah) untuk menyiapkan saja," kata dia.

Menurut dia, di dalam tradisi Jawa, khususnya Kraton Ngayogyakarta Hadiningat, sabdatama merupakan perintah langsung dari raja yang harus didengar dan dihayati serta dilaksanakan. "Masyarakat silakan bagaimana menanggapinya," kata dia.

Pembacaan sabdatama berlangsung sekitar 15 menit. Usai membacakan sabdatama Sri Sultan langsung meninggalkan Bangsal Kencana.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.