• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

"Kebakaran, Dulu Cari Harta, Sekarang Cari Selang"

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
9NEH.jpg
Wilayah Tambora di Jakarta Barat punya pengalaman mengenai urusan kebakaran dengan frekuensi yang cukup tinggi. Namun, seiring berkembangnya waktu, kawasan tersebut mulai jinak dari ancaman kebakaran.

Upaya untuk menghapus anggapan Tambora sebagai daerah rawan kebakaran dimulai dengan memberikan pelatihan dan penyuluhan bagi masyarakat di sana. Isu penangan kebakaran selalu terselip dalam kegiatan kemasyarakatan bersama pejabat daerah.

"Bukan hanya penyuluhan, sosialisasi kebakaran itu juga kami anggarkan untuk jadi kegiatan. Dan ini hampir di setiap kelurahan," kata Camat Tambora Yunus Burhan, kepadaKompas.com, di kantornya, Rabu (17/9/2014).

Yunus melanjutkan, dalam sosialisasi, biasanya ada praktik penanganan dini terhadap kebakaran. Masyarakat diberikan pemahaman mengenai bagaimana tindakan awal bila si jago merah mengamuk.

"Kalau dulu ada api cari harta benda, sekarang masyarakat cari selang," ujar Yunus.

Penyuluhan juga mendapat bantuan dari sebuah perusahaan rokok melalui dana corporate social responsibility. Maka dibentuklah satuan tugas (satgas) yang dilatih mengenal penanganan terhadap kebakaran.

Satgas ini terdapat di 19 RW dari total 96 RW yang ada di Tambora. 19 RW itu termasuk dalam lokasi rawan kebakaran. Tiap satu RW terdapat 150 orang anggota satgas yang dilatih. Mereka dibekali dengan alat pemdam api ringan (apar).

"Jadi satu satgas itu diberikan alat pemadam cukup besar, lumayan buat pemadaman awal," ujar Yunus. Kerja sama juga dijalin dengan PLN, dan Satpol PP. Setiap Rabu tim berskala kecil melakukan sweeping terhadap warga pelaku pencurian arus.

Warga ini yang kerap membuat sambungan kabel dengan tidak tepat. Selain itu, sweeping juga dilakukan di tempat-tempat konveksi yang banyak terdapat di wilayah Tambora. Tempat konveksi juga menjadi penyumbang kebakaran karena salah dalam penggunaan kabel.

Langkah lainnya, lanjut Yunus, yakni pembangunan hydran kering. "Jadi hydran itu berguna saat terjadi kebakaran, dia bisa mengambil air dari kali terdekat," ujarnya.

Angka menurun

Wilayah padat di Tambora menjadi lokasi paling rawan dilanda kebakaran. Wilayah itu meliputi Kali Anyer, Jembatan Besi, Duri Utara, dan Angke. Yunus mengatakan, kebakaran mudah menjalar karena permukiman di sana padat dan tidak tertata rapih.

Meski demikian, berkat pelatihan dan penyuluhan, kini kebakaran di sana mulai menurun. Bahkan, klaimnya, sebelum petugas pemadam sampai warga sudah dapat melakukan upaya pemadam dini.

Data kebakaran tahun 2012, menunjukkan 43 kejadian, dengan rincian 36 kasus ditangani pemadam sementara sisnya tujuh kasus dipadamkan warga. Tahun 2013, pemadaman yang dilakukan oleh masyarakat mulai meningkat.

"Dari 42 kejadian, yang dipadamkan pemadam cuma 12 kalau tidak salah," ujar dia. Sementara tahun ini, dari jumlah 23 kejadian, sembilan kebakaran dipadamkan pemadam sementara sisanya 14 kebakaran dapat ditangani warga.

"Jadi perubahan perilaku masyarakat cukup mencolok," ujar Yunus. Namun, kebakaran, kata dia, tetap merupakan musibah yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Ia berharap, dengan pelatihan, penyuluhan, dan kegiatan sweeping bisa mencegah banyaknya kejadian.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.