• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

pertanyaan tentang agama hindu

sweekeng

IndoForum Newbie F
No. Urut
61646
Sejak
15 Jan 2009
Pesan
2
Nilai reaksi
0
Poin
1
:xbelakangan ini, saya ada satu projet
tentang agama hindu yang melarang mengambil nyawa orang lain
atas apa-apa sebab tertentu
saya hendak menanya sesiapa yang beragama hindu,
bolehkah bagi apa-apa perkataan yang dalam kitab-kitab agama hindu
ataupun apa-apa yang boleh menghuraikan bahawa agama hindu tidak setuju
dalam pengambilan nyawa orang lain atas apa-apa sebab jua
 
Dilarang mengambil nyawa orang lain atas dasar alasan apapun dalam konsep Hidup, ada beberapa nilai ajaran yang relevan diantaranya adalah ajaran : Ahimsa, Tat Twan Asi dan Karmaphala.

Ahimsa (Non-Violence) adalah salah satu dari sekian banyak ajaran kebijaksanaan yang bersifat universal yaitu perjuangan hidup, non-kekerasan (ahimsa).

Sederhananya HAM harus dilandasi dengan ahimsa. Gandhi menerapkan dalam hidup sehari-hari serta menyebarluaskannya.

Tattwam Asi adalah merupakan ajaran sosial tanpa batas. “Saya adalah kamu dan kamu adalah saya, dan segala makhluk adalah sama sehingga menolong orang lain berarti menolong diri sendiri dan menyakiti orang lain berarti juga menyakiti diri sendiri”
Antara saya dan kamu sesungguhnya bersaudara, hakikat atman yang menjadiknya hidup diantara saya dan kamu berasal dari satu umber yaitu Tuhan, Atman yang menghidupkan tubuh makhluk hidup merupakan percikan terkecil dari Tuhan.

Dalam Upanisad dikatakan ‘Brahman atma aikhyam“ yang artinya Brahman (Tuhan) dan atman adalah sama / tunggal.

Jadi sesungguhnya filsafat tatwam asi ini mengandung makna yang sangat dalam. Tatwam asi mengajarkan agar kita senntiasa mengasihi orang lain atau menyayangi makhluk lain bila diri kita sendiri tidak merasa senang disakiti apa bedanya dengan orang lain, maka dari itu janganlah sekali kali menyakiti hati orang lain, bila dihayati dan diamalkan dengan baik, maka akan terwujud suatu keharmonisan hidup (kerukunan hidup).

Karmaphala : http://indoforum.org/showthread.php?t=37330
 
terima kasih atas bantuan tersebut
kalau katakan
isteri seseorang sakit tenat, dan tak mungkin pulih,
pada masa itu
suaminya ada pilihan untuk menamatkan nyawa isteri dia,
dan katakan langkah untuk menamatkan nyawa isteri dia adalah sah daripada undang-undang negara tersebut

patutkah dia membuat keputusan tersebut?
adakah ajaran agama hindu tersebut boleh digunakan juga?
seperti
Ahimsa, Tat Twan Asi dan Karmaphala
 
terima kasih atas bantuan tersebut
kalau katakan
isteri seseorang sakit tenat, dan tak mungkin pulih,
pada masa itu
suaminya ada pilihan untuk menamatkan nyawa isteri dia,
dan katakan langkah untuk menamatkan nyawa isteri dia adalah sah daripada undang-undang negara tersebut

patutkah dia membuat keputusan tersebut?
adakah ajaran agama hindu tersebut boleh digunakan juga?
seperti
Ahimsa, Tat Twan Asi dan Karmaphala

Patutkah dia membuat keputusan tersebut?
Perbuatan yang melawan Ahimsa disebut “Himsa karma” seperti membunuh, meyakiti, dan menyiksa tanpa alasan yang dibenarkan kitab-kitab suci.

Bila semata-mata demi kepuasan pribadi dan tampa perasaan, apalagi itu dilakukan secara berencana dan penuh kesadaran dalam artian lebih sempit untuk mengakhiri penderitaan seseorang tetap adalah "Himsa Karma" tetap sebagai menghilangkan nyawa/jiwatma.


Adakah ajaran agama hindu tersebut boleh digunakan juga?
Pertanyaan ini implikasi & pengertiannya sangat luas dan harus dilihat kasus per kasus.

Dalam kasus sempit di atas sudah jelas dilarang.

Tapi tindakan membunuh dimaksudkan untuk menyelamatkan kehidupan yang lebih luas, tentu menjadi perkecualian.

Tindakan yang dikecualikan dari "himsa karma" tentu karena bukan merupakan bentuk kekerasan, misalnya untuk menghindari suatu wabah penyakit, harus diisolasi atau dimusnahkan, serta mereka yang berhadapan pada medan peperangan.
 
sekalian mau tanya jg nih,

bgmn jika kasusnya jika membunuh untuk menyelamatkan?
sederhana misal: menyemprot nyamuk demam bedarah

apakah dlm hindu ada tradisi/ajaran ttg kurban dsj?
 
sekalian mau tanya jg nih,

bgmn jika kasusnya jika membunuh untuk menyelamatkan?
sederhana misal: menyemprot nyamuk demam bedarah

apakah dlm hindu ada tradisi/ajaran ttg kurban dsj?

bgmn jika kasusnya jika membunuh untuk menyelamatkan?

tentu menjadi perkecualian sperti jawaban sebelumnya..
Tindakan yang dikecualikan dari "himsa karma" tentu karena bukan merupakan bentuk kekerasan, misalnya untuk menghindari suatu wabah penyakit, harus diisolasi atau dimusnahkan, serta mereka yang berhadapan pada medan peperangan.

apakah dlm Hindu ada tradisi/ajaran ttg kurban dsj?
Kurban suci dalam Hindu dikenal dengan Yadnya, dan yang menggunakan korban binatang adalah pada proses Bhuta Yadnya.
Kurban suci Bhuta Yadnya tentu dibenarkan kitab-kitab suci.
 
Hindu memperbolehkan membunuh demi kebenaran,
misalnya kayak membunuh penjajah Belanda saat perang demi membela tanah air,
membunuh perampok yg mencoba menghabisi kita, dll..
 
apakah dlm Hindu ada tradisi/ajaran ttg kurban dsj?
Kurban suci dalam Hindu dikenal dengan Yadnya, dan yang menggunakan korban binatang adalah pada proses Bhuta Yadnya.
Kurban suci Bhuta Yadnya tentu dibenarkan kitab-kitab suci.

apa maksudnya proses Bhuta Yadnya?
maksudnya kurban tsb sudah didoakan dsj? biasanya hewannya apa dan tujuannya apa?

oya, trims jg ats jwbn dr bro jacaloco :)>-
 
apa maksudnya proses Bhuta Yadnya?
maksudnya kurban tsb sudah didoakan dsj? biasanya hewannya apa dan tujuannya apa?

oya, trims jg ats jwbn dr bro jacaloco :)>-

apa maksudnya proses Bhuta Yadnya?

yang dimaksud adalah rangkaian penyelesaian upacara Bhuta Yadnya/Caru. Dan Pandita yang memuput upacara inipun disesuaikan dengan tingkatannya upacara Bhuta Yadnya.

Upacara Bhuta Yadnya sangat terkait dengan Panca Bhuta, yaitu
Lima macam makhluk halus ciptaan Tuhan yang bisa mengganggu ketentraman hidup manusia, tetapi jika dilakukan Bhuta Yadnya, mereka akan melindungi. Kelima Bhuta itu ialah:
1. Sang Kursika berwarna putih, kemudian menjadi Bhuta Dengen berwujud Yaksa bertempat di Timur;
2. Sang Garga berwarna merah, kemudian menjadi Bhuta Abang berwujud Mong, bertempat di Selatan;
3. Sang Metri berwarna kuning, menjadi Bhuta Kuning berwujud Ular, bertempat di Barat;
4. Sang Kursya berwarna Hitam, menjadi Bhuta Hireng, berwujud Buaya bertempat di Utara;
5. Sang Pretanjala berwarna brumbun (Wiswa Warna) berwujud Bhuta disebut Durga Dewi, bertempat di Tengah bersama Betari Uma.

Adapun upacara Bhuta Yadnya:

1. Eka Dasa Rudra, merupakan upacara "Bhuta Yadnya" yang paling besar yang ditujukan kepada kesebelas "Rudra" dilaksanakan setiap seratus tahun sekali di Pura Besakih.

2. Panca Wali Krama, yang merupakah salah satu jenis Caru / Bhuta Yadnya. Pecaruan ini dilaksanakan bila telah 5 kali berturut-turut melakukan salah satu dari pecaruan, seperti:
a. Panca Kelud;
b. Panca Sanak;
c. Panca Sata;
d. Resi Gana;
e. Tawur Agung.
Hewan yang dipergunakan sama dengan waktu Resi Gana ditambah 5 ekor kerbau, yang warna bulunya: Merah, Putih, Kuning, Hitam dan yang seekor lagi warnanya lain dari yang keempat ekor tadi.
Upacara ini dipuput oleh 5 orang Pendeta dan seorang Sengguhu dan memakai bangunan Sanggar Tawang 5 buah.

3. Eka Sata dimaksudkan adalah upacara "Bhuta Yadnya" yang menggunakan seekor ayam, misalnya:
- Caru Pengruak memakai ayam brumbun;
- Caru Dengen, memakai ayam putih mulus;
- Caru Prete, memakai ayam wiring (merah);
- Caru Ananta Suksma, mempergunakan ayam putih siyungan;
- Caru Bicaruk, mempergunakan ayam hitam.

Dan yang sering kita juga dengar atau saksikan adalah prosesi 'Tabuh Rah" yang merupakan Bhuta Yadnya berupa "penyambleh", disertai Upakara Yadnya. Dan disajikan dalam bentuk "perang sata" / adu ayam dan dalam pelaksanaannya sering dilakukan hanya dengan penyambleh".

Tentu saja prosesi upacara Bhuta Yadnya yang boleh disertai "perang sata" adalah :
1. Caru Panca Kelud (Pancasanak madurgha).
2. Caru Rsi Ghana.
3. Caru Balik Sumpah.
4. Tawur Agung.
5. Tawur Labuh Gentuh.
6. Tawur Pancawalikrama.
7. Tawur Eka Dasa Rudra.
2. Pelaksanaannya dilakukan di tempat upacara pada saat mengakhiri upacara itu.
3. Diiringi dengan adu tingkih, adu pangi, adu taluh, adu kelapa, andel- andel serta upakaranya.
4. Pelaksanaannya adalah sang Yajamana dengan berpakaian upacara.
5. Perang sata maksimum dilakukan "tiga parahatan" (3 sehet) tidak disertai taruhan apapun.
4. Selain dari yang tersebut dalam butir, l, 2, 3, di atas adalah merupakan suatu penyimpangan.


4. Dan upacara Bhuta Yadnya yang sering ditunggu-tunggu karena ada iringan OGOH2 ngiterin desa/kota. Upacara Tawur Kesanga merupakan salah satu rangkaian prosesi menyambut Nyepi. Pelaksanaanya dilaksanakan di perempatan jalan di pusat kota propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa. Tawur Kesanga merupakan upacara sehari sebelum menjelang hari suci Nyepi.

Pada umumnya dipropinsi, kabupaten, dan kecamatan upacara ini dilaksanakan pada siang hari jam 12:00, sedangkan di desa-desa dilaksanakan sore hari jam 5 atau 6 yang mengambil tempat di perempatan desa.

Tawur yang lebih kecil disebut caru.

Tingkat caru ini dilaksanakan di desa-desa dan di kecamatan.

Tujuan tawur atau caru ini dimaksudkan untuk mengembalikan keseimbangan bhuwana agung dan bhuwana alit.

Yang disebut bhuana agung adalah alam sekitarnya (alam semesta), sedangkan bhuwana alit adalah manusia itu sendiri (umat manusia).

Selama setahun, dari sejak Nyepi yang lampau manusia terlalu banyak mengambil isi dunia berupa air, minyak, gas bumi, bahan makanan, bahan pakaian, perlengkapan, dan sebagainya, maka terjadilah ketidakseimbangan / tidak harmoni lagi.

Isi dunia terlalu banyak yang terambil dari yang terkembalikan. Lebih-lebih jika pengambilan didasarkan atas keserakahan, maka pincanglah geraknya alam, tidak harmoni lagi.

Tawur yang berarti mengembalikan, mengandung pengertian agar kita mengembalikan apa yang terlalu banyak kita ambil dan nikmati di dunia dengan jalan mengorbankan harta milik serta kesenangan berwujud sarana upacara yadnya agar pikiran kita tidak karatan oleh harta benda duniawi.

Upacara Tawur Kesanga merupakan perlambang keikhlasan berkorban agar hidup kita seimbang, maka keesokan pada hari suci Nyepi melaksanakan empat berata (Catur Berata), yakni amati geni (berpantang menyalakan api), amati karya (berpantang melakukan aktivitas kerja), amati lelanguan (berpantang menghibur diri dan tidak menikmati kesenangan), dan amati lelungan (berpantang bepergian).

... demikian semoga saudara lain dapat melengkapinya!
 
@imhereyahum

kalo memandang dari segi fisik, memang upacara kurban terlihat kejam..
tapi kali dilihat dr sudut pandang roh maka upacara ini sangat utama..
binatang dan tumbuhan yg dikorbankan akan naik derajat rohnya dari yg sebelumnya,..
hingga akhirnya mempunyai kesempatan menjadi manusia dan mencapai moksa..
karena hanya manusia yg bisa moksa
 
Om swastiastu
Saya sendiri berpendapat bahwa mengorbankan hewan asal tidak didasari nafsu (ingin makan enak dll) tapi didasari utk upacara atau cuma utk menghilangkan rasa lapar (berbeda dgn ingin makan enak) maka itu tdk bertentangan dg ahimsa, tapi......
ada sebuah pertanyaan yg selalu melekat di benak saya, apakah boleh kita hidup sebagai hindu tanpa membunuh hewan tuk korban? Karena saya ga tega liat ayam digorok, jadi saya tidak bs melihatnya apalagi yg melakukannya
 
^adit38

wow iya sama bro, g malah ngeri liat sesuatu yg "digorok". rasanya spt sy ndiri yg kena..b-(


Om swastiastu
Saya sendiri berpendapat bahwa mengorbankan hewan asal tidak didasari nafsu (ingin makan enak dll) tapi didasari utk upacara atau cuma utk menghilangkan rasa lapar (berbeda dgn ingin makan enak) maka itu tdk bertentangan dg ahimsa,

di tibet jg tak ada tumbuh2an. semua biksu disana makan daging.. mereka melakukan upacara/metode khusus penyeberangan arwah hewan tsb dgn pelimpahan jasa yg setimpal ato sjenisnya..agar kelak, mereka dpt terlahir dialam manusia/alam yg lbh baik utk melatih diri. Krn jasa mereka dihitung membantu umat terhindar dari kelaparan.
 
Hindu memperbolehkan membunuh demi kebenaran,
misalnya kayak membunuh penjajah Belanda saat perang demi membela tanah air,
membunuh perampok yg mencoba menghabisi kita, dll..

iya ane jadi inget kisah I gusti ngurah rai dari bali...perang puputan margarana:D
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.