• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Mongol Hanya Gagal Saat Mau Menundukkan Nusantara

roughtorer

IndoForum Senior A
No. Urut
44416
Sejak
24 Mei 2008
Pesan
6.755
Nilai reaksi
174
Poin
63
Kertanegara

Adalah Kertanegara, raja agung dari Singosari yang berjasa besar menglalau kekuatan asing untuk bercokol di bumi nusantara. Adalah sebuah nasionalisme yang sudah semakin pupus, dengan disintegerasi ide tentang pendirian negara lain, selain NKRI yang semakin merongrong negri kaya raya ini ke jurang kemelaratan, terpecah belah dan tidak genah mau kemana.

Radikalisme merongrong Indonesia. Kebebasan yang diagung agungkan reformasi 1997 justru dipakai sebagai tameng bagi kelompok kelompok yang radikal untuk berusaha mengganti NKRI dengan dasar dasar yang sekuler. Menghianati plurasisme Indonesia itu sendiri. Memojokkan bangsa pada permasalahan yang itu itu saja.

------------------------------------

Berdasarkan prasasti Mula Malurung, sebelum menjadi raja Singhasari, Kertanagara lebih dulu diangkat sebagai yuwaraja di Kadiri tahun 1254. Nama gelar abhiseka yang ia pakai ialah Sri Maharaja Sri Lokawijaya Purusottama Wira Asta Basudewadhipa Aniwariwiryanindita Parakrama Murddhaja Namottunggadewa.

Kertanagara naik takhta Singhasari tahun 1268 menggantikan ayahnya, Wisnuwardhana. Menurut Pararaton ia adalah satu-satunya raja Singhasari yang naik takhta secara damai. Kertanagara merupakan sosok raja Jawa pertama yang ingin memperluas kekuasaannya mencakup wilayah Nusantara.


Nusantara Ogah Dijajah Mongol

Pada tahun 1289 datang utusan Kubilai Khan yang bernama Meng Khi, meminta agar Kertanagara tunduk kepada kekuasaan Mongol dan menyerahkan upeti setiap tahunnya. Kertanagara menolak permintaan itu, bahkan melukai wajah Meng Khi. (potong kuping)

Untuk menangkis besar pengaruh Mongol ini, Kertanegara melakukan berbagai taktik untuk memperkuat posisi Jawa. Dilaksanakanlah ekspedisi Pamalayu yang bertujuan untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sumatra sehingga dapat memperkuat pengaruhnya di selat Malaka yang merupakan jalur ekonomi dan politik penting (Pamalayu berarti perang Malayu). Ekspedisi ini juga bertujuan untuk menghadang pengaruh kekuasaan Mongol yang telah menguasai hampir seluruh daratan Asia, termasuk kekaisaran Turki di Timur Tengah.

Pengiriman pasukan ke Sumatra dilakukan pada tahun 1275 di bawah pimpinan Kebo Anabrang. Pada tahun 1286 Kerajaan Dharmasraya dapat ditundukkan. Kertanagara mengirim utusan yang dipimpin Adwayabrahma membawa arca Amoghapasa sebagai tanda persahabatan dan hubungan diplomatik dengan raja Dharmasraya yang saat itu bernama Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa.

Pada tahun 1284 Kertanagara juga berhasil menaklukkan Bali, dan membawa rajanya sebagai tawanan menghadap ke Singhasari. Selain kedua negeri tersebut, juga berhasil ditaklukkan daerah-daerah lainnya, yaitu Gurun, Pahang, dan Bakulapura.

Kelemahan yang tidak diantisipasi Kertanegara sendiri adalah, lemahnya pertahanan di dalam negri. Di dalam Kraton Singasari sendiri.

Jayakatwang juga sering kali disebut dengan nama Jayakatong, Aji Katong, atau Jayakatyeng. Dalam berita Cina ia disebut Ha-ji-ka-tang.

Nagarakretagama dan Kidung Harsawijaya menyebutkan Jayakatwang adalah keturunan Kertajaya raja terakhir Kadiri. Dikisahkan pada tahun 1222 Ken Arok mengalahkan Kertajaya. Sejak itu Kadiri menjadi bawahan Singhasari di mana sebagai bupatinya adalah Jayasabha putra Kertajaya. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sastrajaya. Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan putranya, yaitu Jayakatwang.

Mungkin Sastrajaya menikah dengan saudara perempuan Wisnuwardhana, karena dalam prasasti Mula Malurung Jayakatwang disebut sebagai keponakan Seminingrat (nama lain Wisnuwardhana). Prasasti itu juga menyebutkan nama istri Jayakatwang adalah Turukbali putri Seminingrat. Dari prasasti Kudadu diketahui Jayakatwang memiliki putra bernama Ardharaja, yang menjadi menantu Kertanagara.

Jadi, hubungan antara Jayakatwang dengan Kertanagara adalah sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan.

Naskah prasasti Kudadu dan prasasti Penanggungan menyebut Jayakatwang pada saat memberontak masih menjabat sebagai bupati Gelang-Gelang . Setelah Singhasari runtuh, baru kemudian ia menjadi raja di Kadiri.

Pemberontakan Jayakatwang

Pararaton dan Kidung Harsawijaya menceritakan Jayakatwang menyimpan dendam karena leluhurnya (Kertajaya) dikalahkan Ken Arok pendiri Singhasari. Suatu hari ia menerima kedatangan Wirondaya putra Aria Wiraraja yang menyampaikan surat dari ayahnya, berisi anjuran supaya Jayakatwang segera memberontak karena saat itu Singhasari sedang dalam keadaan kosong, ditinggal sebagian besar pasukannya ke luar Jawa. Adapun Aria Wiraraja adalah mantan pejabat Singhasari yang dimutasi ke Sumenep karena dianggap sebagai penentang politik Kertanagara.

Jayakatwang melaksanakan saran Aria Wiraraja. Ia mengirim pasukan kecil yang dipimpin Jaran Guyang menyerbu Singhasari dari utara. Mendengar hal itu, Kertanagara segera mengirim pasukan untuk menghadapi yang dipimpin oleh menantunya, bernama Raden Wijaya. Pasukan Jaran Guyang berhasil dikalahkan. Namun sesungguhnya pasukan kecil ini hanya bersifat pancingan supaya pertahanan kota Singhasari kosong.

Pasukan kedua Jayakatwang menyerang Singhasari dari arah selatan dipimpin oleh Patih Mahisa Mundarang. Dalam serangan tak terduga ini, Kertanagara tewas di dalam istananya.

Menurut prasasti Kudadu, Ardharaja putra Jayakatwang yang tinggal di Singhasari bersama istrinya, ikut serta dalam pasukan Raden Wijaya. Tentu saja ia berada dlam posisi sulit karena harus menghadapi pasukan ayahnya sendiri. Ketika mengetahui kekalahan Singhasari, Ardaraja berbalik meninggalkan Raden Wijaya dan memilih bergabung dengan pasukan Gelang-Gelang.


Kekalahan Jayakatwang, Mongol Dipencudangi Raden Wijaya

Peristiwa kehancuran Singhasari terjadi tahun 1292. Jayakatwang lalu menjadi raja, dengan Kadiri sebagai pusat pemerintahannya. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya yang datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi Hutan Tarik untuk dibuka menjadi kawasan wisata perburuan.

Sesungguhnya Aria Wiraraja telah berbalik melawan Jayakatwang. Saat itu ia ganti membantu Raden Wijaya untuk merebut kembali takhta peninggalan mertuanya. Pada tahun 1293 pasukan Mongol datang untuk menghukum Kertanagara yang telah berani menyakiti utusan Kubilai Khan tahun 1289. Pasukan Mongol tersebut diterima Raden Wijaya di desanya yang bernama Majapahit. Raden Wijaya yang mengaku sebagai ahli waris Kertanagara bersedia menyerahkan diri kepada Kubilai Khan asalkan terlebih dahulu dibantu mengalahkan Jayakatwang.

Berita Cina menyebutkan perang terjadi pada tanggal 20 Maret 1293. Gabungan pasukan Mongol dan Majapahit menggempur kota Kadiri sejak pagi hari. Sekitar 5000 orang Kadiri tewas menjadi korban. Akhirnya pada sore harinya, Jayakatwang menyerah dan ditawan di atas kapal Mongol.

Dikisahkan kemudian pasukan Mongol ganti diserang balik oleh pihak Majapahit untuk diusir keluar dari tanah Jawa. Sebelum meninggalkan Jawa, pihak Mongol sempat menghukum mati Jayakatwang dan Ardharaja di atas kapal mereka.

Jayakatwang yang telah menyerah lalu ditawan di benteng pertahanan Mongol di Hujung Galuh. Ia meninggal di dalam tahanan.

-----------------------------------------

Dari sejumlah kesuksesan menguasai hampir 1/3 wilayah dunia. Ternyata Mongol yang demikian besar, justru kalah oleh bangsa Nusantara. Sisa-sisa tentara Mongol yang kalah perang, kemudian melarikan diri ke Kalimantan (Singkawang) karena tidak berani melaporkan kekalahan pada Kakaisaran Mongol
 
bru denger neh gw infony..../no1

Kertanegara mmng hebat yah.mempertahankan tanah jawa sampai mongol pun klah...

kalah taktik mereka /gg

emnk mongol pernah menguasai 1/3 wilayah dunia yah???

bknny Macedonia yang dipimpin Alexander The Great yg berhasil menguasai 1/3 wilayah dunia...?

adoe",sejarah kadang sgt membingungkan....
 
bru denger neh gw infony..../no1

Kertanegara mmng hebat yah.mempertahankan tanah jawa sampai mongol pun klah...

kalah taktik mereka /gg

emnk mongol pernah menguasai 1/3 wilayah dunia yah???

bknny Macedonia yang dipimpin Alexander The Great yg berhasil menguasai 1/3 wilayah dunia...?

adoe",sejarah kadang sgt membingungkan....

kekuasaaan alexander gak ada apa-apanya sama kekuasaaan mongol: Asia, Rusia, Timur Tengah, Eropa, sampe Mesir, habis.... kecuali ke nusantara... keok...

Kemudian yang membalikkan serangan Mongol jutsru menantu Kertanegara, yaitu Raden Wijaya, yang kemudian mendirikan Majapahit, sebagai lanjutan dari Singasari...
 
kekuasaaan alexander gak ada apa-apanya sama kekuasaaan mongol: Asia, Rusia, Timur Tengah, Eropa, sampe Mesir, habis.... kecuali ke nusantara... keok...

Kemudian yang membalikkan serangan Mongol jutsru menantu Kertanegara, yaitu Raden Wijaya, yang kemudian mendirikan Majapahit, sebagai lanjutan dari Singasari...

wah mongol hebat yah.....

pdhl mongol khan awalny hanya sebuah suku nomad,,/no1
 
Mungkin pas mau nundukin nusantara Mongol gak ngotot ya....
 
bukan gak ngotot.karena waktu datang ke indonesia itu mongol tidak membawa senjata yg memadai.lalu dibantai oleh pasukan majapahit. jelas aja Raden Wijaya menang.karena Pasukan Mongol gak bisa ngapa-ngapain. Mongol itu beraninya sama yg gak bersenjata dan menyerang secara tiba-tiba..seperti hal nya mengahancurkan pusat Negara Islam di Baghdad Periode Abbasiyah..jadi dia berperang melawan dan membantai Rakyat di Baghdad. begitu ceritanya.. akhirnya pasukan berkuda yg kuat itupun yg tidak pernah dikalahkan sekalipun bisa kalah oleh tentara Islam pimpinanan Qutuz

balik lagi ke masalah penyerang Indonesia Apa kalian pikir pasukan Mongol datang ke Jawa cuma untuk bantuin Majapahit dan setelah itu plesiran?Mereka datang untuk menaklukan Jawa dan sengaja berpihak ke R. Wijaya sesuai dgn taktik mereka.Penakluk datang di satu wilayah yg dilanda perang tentu akan mendukung satu pihak dgn harapan setelah menang bisa ditekan untuk memberikan banyak konsesi.Dalam hal ini mungkin Mongol ingin menjadikan Majapahit sebagai vasal atau mungkin mereka meminta upeti berupa satu kota pelabuhan untuk dijadikan pangkalan logistik armada dagang Mongol dimana mereka bisa menempatkan pasukan dan kapal perang untuk mengamankan jalur perdagangan laut mereka.Dalam hal ini Raden Wijaya paham tujuan Mongol dan melakukukan inisiatif lebih dulu hingga menggagalkan rencana Mongol tersebut.Dan pasukan Mongol tsb bukannya tidak bersenjata - mereka bersenjata tapi terbagi dua karena sebagian tetap di kapal sementara kontingen lainnya ada di pedalaman bersama R. Wijaya.R. Wijaya melakukan serangan mendadak tapi tidak sampai terjadi pertempuran besar krn pasukan Mongol yg terkepung keburu menyerah dan (mungkin dibantai habis), sementara sisanya yg berjaga di kapal segera mundur.Majapahit cukup tangguh, terbukti mereka sukses menaklukan Bali dan menguasai jalur perdagangan di laut jawa hingga ke bagian Timur wilayah Indonesia.Dan jangan dilupakan bahwa pasukan Majapahit di era Raden Wijaya tidak punya pasukan berkuda / kavaleri. Cuma infantri saja. Jadi manuvernya amat berat dan untuk menciptakan element of surprise diperlukan sebuah manuver pasukan dalam jumlah besar tapi dengan tingkat 'kesenyapan' yang tinggi.Berbeda dgn tentara yg punya kavaleri yg bisa bergerak dgn mobilitas tinggi dan menciptakan serangan2 kejutan mengandalkan kecepatan.
Jadi kondisinya adalah Raden Wijaya harus secara rapi dan hati2 menemukan momentum yg tepat bagi pasukan Majapahit untuk menyerang sekaligus mengepung pasukan Mongol secara mendadak.Jangan lupa bahwa pasukan Mongol menggunakan light armor sedangkan infantri Majapahit tidak mengenal armor - jangankan armor, mereka bahkan tidak menggunakan baju atasan alias telanjang dada.Cara berperang di medan tropis membuat pasukan Majapahit bertempur dengan cara skirmish ketimbang melee fight. Jadi bukan hal yg mudah bagi Majapahit untuk menaklukan pasukan Mongol kala itu.Murni merupakan kegemilangan taktik R.Wijaya (atau mungkin lebih tepatnya Aria Wiraraja sang mastermind)
dan mengapa Mongol tidak balik lagi membalas serangan Ke jawa? sepengatuhuan gw sih
Kemungkinan karena faktor efisiensi.
Utk membalas dendam akan terlalu mahal harganya lagipula toh yg harus di secure adalah laut China Selatan jadi tidak perlu jauh2 ke Jawa.
Awalnya mungkin Mongol melihat kesempatan menguasai Jawa mengingat sentral kekuatan di Jawa kala itu adalah Singosari yg lemah dan keropos diambang kehancuran.
Mongol mengambil momen tersebut tapi rupanya R. Wijaya juga mengincar hal yg sama dan tentu memiliki advantage krn menguasai medan dan mengambil inisiatif lebih dulu.

Raden Wijaya sukses memanfaatkan situasi.seperti kesempatan dalam kesempitan dan hasilnya luar biasa.
 
kalo ada age of empire extension Nusantara keren tuh /gg

nice inpo
 
@ atas
wah,kalo ada gw jg pengen maen.../gg
 
Haha.extension Nusantara?

Semoga EIDOS mau membuatkan
 
Syalom.......
Kapan ya Indinesia jadi tuan atas seluruh Asia , kalau bisa sampai ke Eropa.
 
wah mongol hebat yah.....

pdhl mongol khan awalny hanya sebuah suku nomad,,/no1

Tapi lebih hebat lagi bangsamu ini dik..... Mongol yang kaya gitu kuatnya bisa dikadali sama orang Jawa.... Orang Indonesia.... makanya, konsep NKRI yang dibuat founder bangsa ini sudah pas banget sama keragaman kita. Masalahnya sekarang nasionalisme kita saja yang sudah jauh luntur.
 
Benul juge.... Turki memang hebat bisa menguasai eropa, Alexander juga hebat bisa mencaplok banyak wilayah sampai India. tapi ternyata Mongol lebih parah lagi.

Saya abca ulasan Asoy, tidak adik kalau mengkejam-kejamkan Mongol dan menghebat-hebatkan Turki. Politik, perang dan perebutan kekuasaan, apa bisa dijamin tidak mencurahkan airmata? Bagi yang menang yah hebat. bagi yang kalah, laknat.

Kadang heran melihat orang Indonesia, seakan tidak menyadari kebesaran sendiri. Kenyataannya fakta sejarah justru memperlihatkan bahwa sekalinya Mongol gagal mencaplok wilayah lain, justru di Indonesia. Dan ini tidak pernah terekspos sampai keluar, mungkin karena yah bangsanya sendiri tidak tahu sejarah ini.

Secara politik, kekuasaan Mongol adalah kekuasaan paling besar yang pernah ada di muka bumi. Bangsa Cina, Eropa, Timur Tengah, India dan Asia serta Afrika, mengakui ini. Kekuasaan kekaisaran Turki apakah lebih luas dari imperium Sriwijaya dan Majapahit yang sampai ke Madagaskar di Afrika sana?

Mungkin tabiat untuk menolak untuk tertarik sudah sangat parah. Sampai sejarah negri sendiri dilupakan, malah angkat jempol untuk kebesaran negri lain.
 
Susahnya, sebagian besar orang Indonesia memandang Sejarah tidak lebih dari cabang mata pelajaran IPS, menganggapnya sebagai suatu hal yang buang - buang waktu.

Orang barat dan Jepang bisa maju karena tidak pernah melupakan sejarah, Cina dan India berhasil bangkit setelah menyadari kebesaran masa lalu mereka. Sebagian besar rakyat Indonesia tidak tahu sejarahnya sendiri, tidak tahu akan kehebatan nenek moyang mereka, hingga memandang rendah diri sendiri dan mengagung - agungkan (budaya) orang lain.

Dari sejarah kita bisa belajar akan kesalahan masa lalu, mana yang harus dilakukan dan mana yang harus dihindari. Indonesia berulangkali jatuh kedalam lubang yang sama karena rakyatnya tak pernah belajar dari sejarah.

Ingat perkataan Bung Karno...JAS MERAH... Jangan Pernah Melupakan Sejarah :-bd
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.